Stocknesia – JAKARTA. Bursa saham di Amerika Serikat memulai perdagangan hari Selasa dengan sedikit kenaikan, didorong oleh harapan pasar terkait potensi relaksasi tarif impor, khususnya untuk industri otomotif.
Namun demikian, sentimen investor tetap berhati-hati karena adanya indikasi bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump mempertimbangkan penerapan tarif tambahan pada produk-produk farmasi dan semikonduktor.

Baca Juga
Dinamika Indeks Utama Wall Street
Tercatat pada pukul 09:36 pagi waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami kenaikan sebesar 72,89 poin atau setara dengan 0,18%, mencapai angka 40.597,68. Sementara itu, indeks S&P 500 bertambah 13,16 poin atau 0,24% dan berada di level 5.419,13. Indeks Nasdaq Composite juga menunjukkan penguatan sebesar 35,88 poin atau 0,21%, mencapai level 16.867,36.
Bursa Asia Menguat Selasa (15/4) Pagi, Ditopang Reli Saham Teknologi Wall Street
Sektor finansial memainkan peran kunci dalam mendorong penguatan indeks, dengan indeks sektor finansial S&P (.SPSY) mencatat kenaikan sebesar 0,9%. Saham Bank of America dan Citigroup masing-masing mengalami peningkatan sebesar 4% dan 1,7%, dipicu oleh laporan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi para analis.
Analis dari Wolfe Research mengemukakan pandangan bahwa periode “ketakutan puncak” di pasar tampaknya sudah terlewati. Meskipun demikian, mereka menekankan perlunya kewaspadaan mengingat tingginya volatilitas yang masih terjadi di pasar saham dan obligasi, serta sensitivitas pasar terhadap perkembangan terbaru terkait kebijakan tarif.
Bayang-Bayang Ketidakpastian Kebijakan Tarif terhadap Prospek Ekonomi
Meskipun Presiden Trump memberikan sinyal mengenai kemungkinan pengecualian untuk tarif sebesar 25% atas impor mobil dan komponennya pada hari Senin, dokumen Federal Register menunjukkan bahwa pemerintah tetap melanjutkan penyelidikan terhadap impor sektor farmasi dan semikonduktor sebagai bagian dari rencana pengenaan bea masuk yang baru.
Perubahan kebijakan perdagangan AS yang terjadi secara cepat telah memicu aksi jual signifikan di pasar saham dalam beberapa bulan terakhir. Para investor, pelaku bisnis, dan konsumen saat ini menghadapi kebingungan yang semakin meningkat dalam memahami arah kebijakan ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut.
Kinerja Saham dan Indikasi Teknis dari Pasar
Dalam ranah korporasi, saham Boeing mengalami penurunan sebesar 1,3% setelah beredar laporan yang menyebutkan bahwa Tiongkok telah menginstruksikan maskapai penerbangan domestiknya untuk menghentikan penerimaan pengiriman pesawat baru dari perusahaan tersebut.
Wall Street Ditutup Menguat Senin (14/4), Apple Cuan Usai Tarif Gadget Dikecualikan
Di sisi lain, saham Johnson & Johnson berbalik arah dari tren penurunan pada sesi pra-pembukaan menjadi menunjukkan penguatan, setelah perusahaan farmasi tersebut mencatatkan pendapatan dan laba kuartal pertama yang melampaui perkiraan para analis.
Indeks S&P 500 sendiri telah mengalami penurunan lebih dari 8% sepanjang tahun ini. Survei yang dilakukan oleh Bank of America menunjukkan bahwa investor global telah mengurangi kepemilikan saham AS secara signifikan dalam dua bulan terakhir.
Analisis teknikal juga memberikan indikasi yang perlu diwaspadai, dengan rata-rata pergerakan (moving average) 50 hari untuk S&P 500 yang menembus di bawah rata-rata pergerakan 200 hari pada hari Senin. Pola ini dikenal sebagai “death cross”, yang sering dianggap sebagai sinyal potensi peralihan dari koreksi jangka pendek menuju tren penurunan jangka panjang.