Stocknesia – NEW YORK. Performa bursa Wall Street menunjukkan variasi pada penutupan perdagangan hari Kamis (17/4). Saham dari perusahaan-perusahaan seperti Eli Lilly dan Apple mengalami peningkatan, seiring para investor menimbang perkembangan terkini dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Jepang, serta prospek kebijakan suku bunga.
Menurut laporan dari Reuters, indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan sebesar 0,13% dan mencapai level 5.282,70. Sementara itu, indeks Nasdaq mengalami penurunan tipis sebesar 0,13% ke level 16.286,45, dan Dow Jones Industrial Average turun lebih signifikan, yakni sebesar 1,33% ke level 39.142,23.

Baca Juga
Dari total sebelas sektor yang tercakup dalam indeks S&P 500, delapan di antaranya mengalami kenaikan. Sektor energi memimpin dengan pertumbuhan sebesar 2,3%, diikuti oleh sektor barang kebutuhan pokok konsumen yang naik 2,2%.
S&P 500 dan Nasdaq Naik di Tengah Optimisme Negosiasi Perdagangan AS-Jepang
Volume perdagangan saham di bursa Amerika Serikat mencapai angka 14,6 miliar lembar saham. Angka ini berada di bawah rata-rata volume perdagangan selama 20 hari terakhir, yaitu sebesar 19,2 miliar saham.
Saham Eli Lilly mengalami lonjakan signifikan sebesar 14% setelah perusahaan farmasi tersebut mengumumkan bahwa pil eksperimentalnya menunjukkan efektivitas yang setara dengan obat populer Ozempic dalam menurunkan berat badan dan kadar gula darah pada uji coba yang melibatkan pasien diabetes.
Saham Apple juga mencatatkan kenaikan sebesar 1,4%, dengan produk andalannya, iPhone, berhasil pulih dari kerugian yang dialami sebelumnya.
Di sisi lain, saham UnitedHealth mengalami penurunan tajam sebesar 22%, memberikan tekanan pada indeks Dow Jones. Penurunan ini disebabkan oleh revisi turun perkiraan laba tahunan perusahaan asuransi tersebut, yang dipicu oleh ekspektasi peningkatan biaya medis selama sisa tahun ini.
Bursa saham Amerika Serikat akan tutup pada hari Jumat (18/4). Akibatnya, dalam periode perdagangan yang singkat ini, indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 1,5%, Nasdaq turun 2,6%, dan Dow Jones merosot 2,7%. Ketiga indeks utama Wall Street ini mencatatkan penurunan mingguan untuk ketiga kalinya dalam empat minggu terakhir.
Wall Street Terkoreksi Signifikan, Komentar Powell dan Pembatasan Ekspor AS Memberatkan Pasar
Sentimen para pelaku pasar cenderung optimis setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai kemajuan substansial dalam perundingan bilateral, menyusul aksi jual yang signifikan pada hari Rabu.
Trump juga menyampaikan kepada wartawan bahwa ia berharap dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan China, meskipun ia tidak memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai bagaimana perundingan akan berlanjut mengingat kedua negara adidaya tersebut tampaknya menemui jalan buntu.
Pasar saham AS telah menunjukkan volatilitas dalam beberapa minggu terakhir akibat kebijakan tarif dan perang dagang yang dijalankan Trump dengan China.
Saat ini, perhatian investor tertuju pada serangkaian pembicaraan dengan sejumlah negara selama beberapa minggu ke depan. Tujuannya adalah untuk memperoleh kejelasan lebih lanjut mengenai skala dan cakupan tarif yang akan diberlakukan pada masing-masing negara dan sektor.
“Pasar mengharapkan pengumuman kesepakatan dagang dari Trump,” ujar Jake Dollarhide, kepala eksekutif Longbow Asset Management di Tulsa.
“Pasar menginginkan hasil yang konkret, dan itulah yang belum berhasil didapatkan pasar.”
Investor Perlu Waspada, Wall Street Berpotensi Menjadi Medan Pertempuran AS vs China Berikutnya
Trump menyatakan pada hari Kamis melalui unggahan di media sosial bahwa pemecatan Ketua Federal Reserve Jerome Powell tidak dapat dilakukan dengan cepat, dan ia mendesak bank sentral AS untuk menurunkan suku bunga.
Saham Wall Street mengalami penurunan pada hari Rabu setelah Powell memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan Trump berisiko memicu inflasi sekaligus memperlambat pertumbuhan ekonomi.
“Sudah menjadi rahasia umum bahwa Trump tidak puas dengan Powell. Pertanyaannya adalah, apakah ia akan mengambil tindakan terkait hal itu?” kata Tom Bruce, ahli strategi investasi makro di Tanglewood Total Wealth Management.
Ia menekankan bahwa memberhentikan Powell berpotensi merusak kepercayaan terhadap pasar AS.
Para pelaku pasar telah menurunkan probabilitas penurunan suku bunga pada bulan Mei menjadi sekitar 6%, berdasarkan data FedWatch CME. Sementara itu, survei Reuters menunjukkan bahwa para ekonom melihat kemungkinan resesi AS dalam 12 bulan ke depan lebih tinggi.
Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran mengalami penurunan pada minggu lalu. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi pasar tenaga kerja tetap stabil pada bulan April, meskipun ketidakpastian terkait tarif membuat bisnis enggan untuk meningkatkan perekrutan.