PT Vale Indonesia berkontribusi terhadap dominasi 51 persen produksi tambang nikel dunia yang dipegang Indonesia. Perusahaan ini membersamai PT Aneka Tambang, Merdeka Battery Materials, dan Trimegah Bangun Persada sebagai empat perusahaan nikel Indonesia yang terdaftar di bursa saham. Skala dan keuntungan keempat perusahaan itu terus bertumbuh.
Dalam operasional perusahaan, PT Vale Indonesia mengaktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar energi fosil. Tujuannya untuk mencegah kegagalan peralatan karena gangguan daya listrik. Akan tetapi, PT Vale Indonesia memutuskan #MenambangKebaikan dengan menerapkan konsep ROJALI karena penggunakan PLTD tidak ramah lingkungan.
Baca Juga: 5 Inisiatif PT Vale Indonesia Menjaga Lingkungan dan Masyarakat

Baca Juga
Baca Juga: 5 Inisiatif PT Vale Indonesia Menjaga Lingkungan dan Masyarakat
1. PT Vale Indonesia mengambil langkah ramah lingkungan lewat program ROJALI
Dalam pemeliharaan rutin dan perbaikan insidental di jaringan kelistrikan PT Vale Indonesia, ada potensi kegagalan peralatan karena gangguan daya listrik. Kegagalan ini berisiko memperlambat produksi dengan signifikan sehingga perusahaan itu memanfaatkan PLTD sebagai sumber cadangan. Permasalahannya, PLTD menyedot bahan bakar tidak terbarukan dan berkontribusi penting terhadap pemanasan global.
Demi Menambang Kebaikan, PT Vale Indonesia memperkenalkan ROJALI sebagai solusi ramah lingkungan. Program ini meliputi pembangunan fasilitas jalur alternatif di gardu induk yang disuplai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Larona, Karebbe, dan Balambano. ROJALI merupakan hasil rekomendasi kajian penilaian siklus hidup PT Vale Indonesia yang disusun 2022 silam.
ROJALI bertujuan memastikan jaringan tetap memperoleh sumber listrik langsung dari PLTA, bukan PLTD, saat pemeliharaan rutin dan perbaikan insidental. Dengan demikian, program ini berhasil menekan penggunaan PLTD selama kegiatan itu sehingga mengurangi dampak terhadap pemanasan global. ROJALI tidak hanya mengurangi kebutuhan akan bahan bakar fosil yang terbatas, tetapi juga #MenambangKebaikan dengan menjamin ketersediaan energi jangka panjang.
2. PLTA PT Vale Indonesia memanfaatkan air dari Sungai Larona, Kabupaten Luwu Timur
Untuk memenuhi kebutuhan energi dalam memproduksi nikel, PT Vale Indonesia menjalankan tiga PLTA yang menghasilkan tenaga 365 megawatt untuk operasional pabrik peleburan. Kehadiran PLTA tentu meminimalkan kebutuhan pembangkit listrik berbasis bahan bakar, dengan demikian menjadi inisiatif utama #StartsWithMe program efisiensi energi dan berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Ketiga PLTA itu menyerap air dari Sungai Larona yang terletak di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Sungai Larona memiliki fluktuasi debit tahunan yang relatif tinggi, lantas menjadi penting untuk menahan debit air yang berlebihan pada musim hujan dalam mengatasi defisit air pada musim kemarau. Oleh karena itu, tiga bendungan kaskade dibangun di hilir Danau Towuti demi operasional PLTA. Bendungan menyimpan air di reservoir sebelum dialirkan melalui pipa penstock untuk menghasilkan listrik.
3. PT Vale Indonesia hanya menghasilkan 29 ton karbon dioksida per ton nikel
PT Vale Indonesia, PT Aneka Tambang, Merdeka Battery Materials, dan Trimegah Bangun Persada memproduksi 353 ribu ton logam nikel dan 15 juta ton emisi gas rumah kaca pada 2023. PT Vale Indonesia berhasil Menambang Kebaikan dengan menghasilkan emisi gas rumah kaca terendah dibandingkan tiga perusahaan lain. Angkanya adalah 29 ton karbon dioksida per ton nikel yang berasal dari PLTA berkapasitas 365 megawatt.
Berbanding terbalik dengan PT Vale Indonesia, tiga perusahaan nikel lain di bursa saham Indonesia sebagian besar memakai tenaga listrik berbasis batu bara dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkisar 57—70 ton karbon dioksida per ton nikel. Keempat perusahaan itu memang dapat meningkatkan produksi hingga 1,05 juta ton logam nikel pada 2028, tetapi dengan catatan mengkhawatirkan. Mereka bisa menghasilkan 39 juta ton emisi gas rumah kaca.
Perusahaan nikel dapat mengurangi intensitas gas rumah kaca dengan menggunakan tenaga air atau sumber energi terbarukan lain. Untuk itu, PT Vale Indonesia patut menjadi teladan lewat program ramah lingkungan ROJALI. Pengelolaan tiga PLTA bertenaga 365 megawatt adalah bukti komitmen PT Vale Indonesia untuk senantiasa #MenambangKebaikan.
4. PT Vale Indonesia mengelola konsesi seluas 118.017 hektare
Sebagai perusahaan nikel, PT Vale Indonesia didirikan pada 25 Juli 1968. Perusahaan ini mengelola konsesi sebesar 118.017 hektare yang meliputi 70.566 hektar di Sulawesi Selatan dan 22.699 hektare di Sulawesi Tengah. Selain itu, ada pula konsesi 24.752 hektare di Sulawesi Tenggara.
PT Vale Indonesia menerapkan teknologi pyrometalurgi, yaitu meleburkan bijih nikel laterit, dalam memproduksi nikel di Blok Sorowako. Perusahaan ini memproses nikel laterit sebagai hasil tambang untuk diolah menjadi produk akhir berupa nikel dalam matte. Di sisi lain, PT Vale Indonesia turut mengembangkan pertambangan terintegrasi lewat Proyek Pertumbuhan Indonesia di Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah), Kabupaten Kolaka (Sulawesi Tenggara), dan Kabupaten Luwu Timur (Sulawesi Selatan).
PT Vale Indonesia Menambang Kebaikan sebagai entitas penting perekonomian Indonesia dan pasar global atas wujud kolaborasi dua pemegang saham terbesar. Mereka adalah PT Mineral Industri Indonesia dan Vale Canada Limited, masing-masing memegang porsi saham sebesar 34 persen dan 33,88 persen. Sisanya adalah kepemilikan publik sebanyak 20,64 persen dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. sebanyak 11,48 persen.
5. ANDRITZ Hydro menjadi mitra kunci PT Vale Indonesia dalam menyukseskan tiga proyek PLTA
Dalam mengoptimalkan energi berkelanjutan guna #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia bekerja sama dengan ANDRITZ Hydro. Kerja sama ini tercipta pada 1993—1997 untuk menyediakan rehabilitasi, peningkatan, dan modernisasi peralatan. Setelah itu, kerja sama berlanjut pada 2000—2003 untuk memasok generator anyar bagi PLTA Larona dengan peningkatan kapasitas unit.
Kerja sama PT Vale Indonesia dengan ANDRITZ Hydro kembali diselenggarakan untuk menyukseskan PLTA Balambano sebagai proyek ekspansi peningkatan produksi nikel. Belum berhenti sampai di situ, kerja sama lagi-lagi terwujud dalam proyek PLTA Karebbe. Lantas, komitmen Menambang Kebaikan PT Vale Indonesia disokong penuh ANDRITZ Hydro lewat modernisasi peralatan dan dukungan aset tenaga air elektromekanik.
Baca Juga: Program IGP, Bukti Nyata Vale dalam Pertambangan Hijau
Baca Juga: Program IGP, Bukti Nyata Vale dalam Pertambangan Hijau
6. Mari mengenal PLTA Balambano yang berkapasitas 140 megawatt
Salah satu PLTA yang dikelola PT Vale Indonesia adalah PLTA Balambano dengan kapasitas 140 megawatt. Proyek ini dikembangkan dalam satu fase, mulai dikonstruksi pada 1995 dan beroperasi komersial pada 1999. Sebagai proyek bertipe tenaga air, PLTA Balambano terletak di Sungai Larona Bawah yang ada di Sulawesi Selatan.
Dengan biaya konstruksi senilai kira-kira 129,8 juta dolar Amerika Serikat yang setara Rp2,1 triliun dalam kurs 2025, daya tampung waduk hidro PLTA Balambano adalah 31,5 juta meter kubik. Canadian General Electric terpilih sebagai kontraktor pemasok turbin untuk PLTA ini dan menyediakan dua unit turbin, masing-masing memuat 68,5 megawatt. Selain itu, kontraktor yang sama juga memasok dua generator listrik bertenaga 80 megavolt ampere.
7. Pulau Sulawesi memang menyimpan sumber daya energi terbarukan yang membeludak
Pulau Sulawesi mempunyai sumber daya energi terbarukan yang melimpah, terutama tenaga air. Kekayaan alam ini telah lama dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pembangkit listrik oleh berbagai perusahaan, tak terkecuali PT Vale Indonesia untuk menyokong operasional tambang di Sorowako, Sulawesi Selatan. Perlu diingat bahwa PT Vale Indonesia mengoperasikan tiga PLTA utama, yaitu PLTA Larona semenjak 1979, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe semenjak 2011.
Tidak hanya di Sorowako, PT Vale Indonesia turut beroperasi di Bahodopi, Sulawesi Tengah, dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Operasional di Sorowako menggunakan tenaga air, sementara Bahodopi memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan dan Pomalaa akan mengoptimalkan energi terbarukan. Strategi ini makin memperkuat komitmen PT Vale Indonesia dalam Menambang Kebaikan.
Febriany Eddy, Direktur Utama PT Vale Indonesia, menekankan bahwa praktik pertambangan berkelanjutan menjadi bagian integral dalam operasional perusahaan untuk berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan lingkungan dan sosial. Komitmen PT Vale Indonesia untuk #MenambangKebaikan dan #StartsWithMe selaras dengan target Emisi Nol Bersih 2050 di Indonesia yang bertujuan mengurangi 33 persen emisi karbon pada 2030. Dari segi sosial, PT Vale Indonesia menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk 2023—2027 dengan berfokus terhadap pendidikan, kesehatan, kemandirian ekonomi, dan masih banyak lagi.
Komitmen berkelanjutan PT Vale Indonesia dapat menjadi referensi untuk menghilangkan stigma nikel kotor yang sudah lama melekat dalam industri nikel Indonesia. Terlebih lagi, kemajuan teknologi tidak serta-merta menghapus beragam isu seperti pengangguran dan kemiskinan yang masih menempel di masyarakat sekitar pertambangan. Untuk itu, diperlukan manfaat yang lebih luas dan lebih inklusif dari operasional pertambangan.
8. Bendungan PT Vale Indonesia mendapat apresiasi langsung dari Kementerian PUPR
Pada 18 Juli 2023, Tim Komisi Keamanan Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan inspeksi besar-besaran di Bendungan Balambano. Inspeksi ini adalah bagian dari proses 5 tahun sekali untuk mengkaji kelayakan perpanjangan izin operasional. Aspek yang diperiksa adalah keamanan konstruksi, kelayakan teknologi, dampak sosial, dampak lingkungan, dan tata kelola operasional.
Hasil pemeriksaan awal membuktikan bahwa Bendungan Balambano dikelola dengan amat baik. Tidak ada hal signifikan yang menunjukkan izin operasional Bendungan Balambano tidak bisa diperpanjang. Bahkan, selalu ada upaya perbaikan berkesinambungan dalam rangka Menambang Kebaikan, contohnya pemeliharaan mutu beton.
“Saya rasa, apa yang dilakukan PT Vale layak menjadi percontohan dalam hal mengelola sumber daya energi, utamanya (yang) bersumber dari air. (Itu) secara lingkungan baik. Kalau dibandingkan dengan yang lain, (Bendungan Balambano) patut dijadikan percontohan di Indonesia, bahkan luar negeri. Sejauh ini, saya baru lihat yang terbaik di sini,” jelas Kepala Balai Teknik Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, dilansir Vale.
Dahlan, Direktur Energi dan Logistik PT Vale Indonesia, mengutarakan bahwa kehadiran perwakilan Kementerian PUPR bertujuan memastikan bendungan PT Vale Indonesia layak beroperasi. Tak lupa, kehadiran ini menjadi ruang sinergitas untuk mengetahui potensi peningkatan kualitas keamanan. Mengingat, keamanan memang menjadi prioritas esensial PT Vale Indonesia.
9. PT Vale Indonesia bersedia diaudit pihak ketiga
PT Vale Indonesia bersedia menyerahkan blok operasional di Sorowako kepada pihak ketiga yang independen untuk dilakukan penilaian berdasarkan Standar Inisiatif untuk Jaminan Pertambangan yang Bertanggung Jawab (IRMA). Penilaian ini adalah audit independen yang berbasis standar pertambangan global paling ketat. Di sisi lain, IRMA merupakan standar pertambangan sukarela yang menjelaskan beragam praktik terbaik untuk melindungi masyarakat dan lingkungan, proses penjaminan untuk mengukur kesesuaian pertambangan terhadap standar, serta organisasi yang diatur setara oleh enam perwakilan.
ERM CVS, Auditor yang diutus IRMA, menilai PT Vale Indonesia berdasarkan tinjauan pustaka dan audit lapangan. Auditor ini bersedia menerima segala komentar terkait perusahaan itu dari berbagai pihak, termasuk masyarakat yang terkena dampak operasional. Pihak yang berkepentingan juga dapat meminta untuk diwawancarai ERM CVS.
“Untuk lebih memperkuat komitmen kami (PT Vale Indonesia) terhadap pertambangan yang bertanggung jawab, kami menyerahkan lokasi tambang kami di Sorowako terhadap audit independen IRMA. Ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan pertambangan bertanggung jawab kami yang nantinya akan mencakup seluruh operasional pertambangan dan pengolahan kami,” begitu kata Bernardus Irmanto, Kepala Pejabat Keberlanjutan dan Urusan Perusahaan PT Vale Indonesia, mengutip IRMA.
10. PT Vale Indonesia sempat memberikan klarifikasi atas sejumlah dugaan negatif
Pada 25 November 2022, terbit sebuah artikel yang menyeret PT Vale Indonesia dalam sejumlah dugaan negatif. Rinciannya, terdapat lima dugaan yang dilontarkan dalam artikel terbitan Business & Human Rights Resource Centre itu. Kelima dugaan itu mencakup pencemaran di Laut Lampia, pencemaran dan sedimen di Danau Mahalona, pencemaran di Pulau Mori, pengambilan lahan pertanian dan tanah masyarakat adat, serta kriminalisasi kepada tujuh aktivis dan masyarakat adat.
PT Vale Indonesia bersedia memberikan respons terhadap dugaan yang menerpa. Perusahaan ini menerbitkan pernyataan sepanjang 19 paragraf yang berisi klarifikasi ekstensif. Secara garis besar, PT Vale Indonesia merujuk terhadap informasi lebih lanjut tentang pekerjaan, tantangan, dan pencapaian yang dimuat dalam laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan.
Komitmen PT Vale Indonesia untuk #MenambangKebaikan dan menginisasikan gerakan #StartsWithMe tidak perlu dipertanyakan dari perspektif apa pun. Buktinya terlihat gamblang dalam penjelasan menyeluruh pada artikel ini. Pemanfaatan PLTA secara optimal sukses berakhir dengan produksi emisi gas rumah kaca PT Vale Indonesia yang tergolong rendah.
Baca Juga: Bukan Cuma Tambang Nikel, PT Vale Juga Tambang Talenta Lokal
Baca Juga: Bukan Cuma Tambang Nikel, PT Vale Juga Tambang Talenta Lokal