Stocknesia – JAKARTA. Terkait dengan transaksi crossing saham yang cukup signifikan dan terjadi di pasar negosiasi pada awal minggu ini, pihak manajemen PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akhirnya memberikan penjelasan resmi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, saham BRMS sempat menjadi sorotan lantaran adanya transaksi crossing di pasar negosiasi yang mencapai nilai fantastis, yaitu Rp 1,9 triliun. Transaksi ini tercatat terjadi sebanyak dua kali, dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 60 juta lot, dengan harga Rp 318 per saham.

Baca Juga
Identitas investor yang melakukan transaksi saham BRMS dengan nilai sebesar itu di pasar negosiasi masih menjadi misteri, termasuk maksud dan tujuan dari investasi tersebut. Namun, dalam catatan transaksi, tertera kode broker ZP.
Hal ini mengindikasikan bahwa PT Maybank Sekuritas Indonesia berperan sebagai perantara dalam proses transaksi tersebut.
Saham Bumi Resources Minerals (BRMS) Diwarnai Transaksi Crossing Rp 1,9 Triliun
Ketika dimintai keterangan, Direktur & Chief Investor Relations Bumi Resources Minerals, Herwin Wahyu Hidayat, menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki informasi mengenai identitas investor yang melakukan transaksi saham BRMS di pasar negosiasi hingga mencapai nilai Rp 1,9 triliun pada hari Senin lalu. Hal ini disebabkan karena transaksi jual-beli saham tersebut terjadi pada level pemegang saham.
“Dalam hal ini, BRMS hanya menjadi objek dari transaksi tersebut,” jelasnya pada hari Rabu (16/4).
Di luar peristiwa tersebut, Herwin memastikan bahwa BRMS memiliki catatan kinerja operasional dan keuangan yang solid. Pada tahun 2024, produksi emas BRMS mencapai 65.000 ons troi, mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan angka 23.000 ons troi.
Pencapaian ini didorong oleh beroperasinya pabrik kedua BRMS di Palu dengan kapasitas penuh sejak bulan April 2024, serta kualitas kadar emas yang ditambang dan diproses oleh perusahaan yang tergolong tinggi, berkisar antara 1,1 gram/ton hingga 1,9 gram/ton.
“Kenaikan harga emas juga memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan BRMS secara keseluruhan,” tambah Herwin.
Analis Rekomendasikan Saham BRMS dan ANTM di Tengah Volatilitas Pasar
Saat ini, BRMS tengah fokus pada pembangunan infrastruktur tambang bawah tanah yang berlokasi di Palu.
Diharapkan, tambang emas bawah tanah tersebut akan memulai produksi pada semester kedua tahun 2027 dan mampu menghasilkan emas dengan kadar tinggi, yaitu antara 3,5 hingga 4,9 gram/ton. Jika proyek ini berhasil, maka produksi emas BRMS diperkirakan akan mengalami peningkatan pada akhir tahun 2027 atau awal tahun 2028.
Selain itu, BRMS menargetkan untuk meningkatkan produksi emas hingga melampaui 75.000 ons troi pada tahun 2025, yang merupakan target yang lebih tinggi dari realisasi produksi pada tahun sebelumnya.
“Mengingat harga emas saat ini berada di atas US$ 3.000 per ons troi, maka hal ini berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan bagi kinerja BRMS pada tahun 2025,” pungkasnya.