Stocknesia – , JAKARTA — Ketua Federal Reserve atau yang lebih dikenal dengan The Fed, Jerome Powell, memberikan tanggapannya mengenai permintaan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral.
Namun, bank sentral Negeri Paman Sam tersebut memilih untuk tidak mengindahkan imbauan dari Trump. Keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) pada periode Mei 2025 menegaskan bahwa suku bunga The Fed tetap stabil pada kisaran 4,25%—4,50%.

Baca Juga
Powell menegaskan bahwa jajaran komite bank sentral selalu konsisten dalam proses pengambilan keputusan terkait arah kebijakan moneter. Mereka memanfaatkan berbagai instrumen yang tersedia untuk mendorong pertumbuhan lapangan kerja dan menjaga stabilitas harga, semuanya demi kepentingan rakyat Amerika Serikat. Permintaan presiden, menurut Powell, tidak akan mengubah proses yang telah mapan ini.
: Berita Terkini: The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan FFR di Level 4,5%
“Kami akan senantiasa mempertimbangkan data ekonomi yang ada, prospek ke depan, serta keseimbangan risiko yang mungkin timbul. Hanya itu yang menjadi fokus kami. Jadi, [perkataan Trump] sama sekali tidak mempengaruhi kinerja maupun cara kerja kami,” tegas Powell dalam konferensi pers yang diadakan pada hari Rabu (7/5/2025) waktu AS, atau Kamis (8/5/2025) dini hari waktu Indonesia.
Powell juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah berinisiatif untuk bertemu dengan Presiden AS mana pun. Menurutnya, pertemuan-pertemuan sebelumnya terjadi atas undangan dari pemimpin negara yang bersangkutan.
: : Bank Indonesia Optimis The Fed Akan Menahan Suku Bunga, Bagaimana Dampaknya pada BI Rate?
“Saya tidak pernah meminta pertemuan dengan presiden mana pun, dan saya tidak akan pernah melakukannya. Tidak ada alasan bagi saya untuk mengajukan permintaan pertemuan. Inisiatif selalu datang dari pihak lain,” jelasnya.
The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah selama tiga pertemuan berturut-turut sejak Desember 2024. Powell menyampaikan bahwa bank sentral terus memantau potensi peningkatan risiko terkait tingkat pengangguran dan inflasi yang lebih tinggi di Amerika Serikat (AS).
“Untuk mendukung tujuan utama kami, FOMC hari ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada tingkat yang berlaku,” kata Powell.
The Fed juga menyoroti pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat pada kuartal I/2025, yang sebagian besar disebabkan oleh perubahan dalam kinerja ekspor. Powell menduga bahwa para pelaku usaha di AS mungkin telah mempercepat impor sebagai antisipasi terhadap potensi kebijakan tarif balasan dari Presiden AS, Donald Trump.
“Kami di The Fed akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan yang optimal dan stabilitas harga,” pungkasnya.