Stocknesia, JAKARTA — Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, memberikan pandangannya terkait kebijakan suku bunga di tengah dinamika tarif. Dia menekankan bahwa bank sentral cenderung tidak akan menurunkan suku bunga jika menghadapi tekanan inflasi akibat tarif, bahkan jika terjadi perlambatan ekonomi.
Dalam sebuah esai yang dipublikasikan di situs resmi The Fed Minneapolis, Kashkari menjelaskan bahwa penerapan tarif oleh Donald Trump telah meningkatkan kompleksitas dalam pengambilan keputusan terkait suku bunga Fed Fund Rate (FFR).

Baca Juga
“Mempertimbangkan betapa krusialnya menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang dan potensi dorongan inflasi jangka pendek yang diakibatkan oleh tarif, maka ambang batas untuk menurunkan suku bunga—bahkan ketika ekonomi melemah dan pengangguran berpotensi meningkat—menjadi semakin tinggi,” tegasnya, seperti dilansir dari Bloomberg pada Kamis (10/5/2025).
: Risalah The Fed Soroti Risiko Ganda: Inflasi Masih Menghantui, Pertumbuhan Melambat
Kashkari kembali menegaskan hal ini dalam wawancaranya dengan CBS News pada Rabu (9/4/2025) malam. Dia menyatakan bahwa ada batasan yang lebih kuat untuk penurunan suku bunga, terutama setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari untuk pengenaan tarif tambahan kepada sejumlah mitra dagang AS. Kenaikan pungutan terhadap China mencapai 125%.
Menurutnya, tarif yang diterapkan jauh lebih tinggi dan luas dari perkiraan sebelumnya. Dia juga memperkirakan bahwa pungutan ini akan menurunkan investasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan mendorong inflasi, setidaknya dalam jangka pendek.
: : Arah Suku Bunga The Fed di Tengah Kebijakan Tarif Trump dan Bayang-Bayang Resesi Global
Kashkari menilai bahwa pengumuman Trump merupakan perubahan yang signifikan. Dia menuturkan bahwa hal ini berpotensi mengurangi dampak inflasi dari tarif. Namun, peningkatan ketidakpastian akan menghambat aktivitas bisnis, baik dari sisi investasi maupun penyerapan tenaga kerja, yang pada akhirnya dapat mengganggu pertumbuhan.
“Saya rasa analisis mengenai dampak tarif terhadap inflasi mungkin perlu direvisi sedikit jika penundaan ini berlanjut,” ungkap Kashkari di CBS News. “Ketidakpastian adalah faktor yang dapat menyebabkan penurunan ekonomi. Jadi, ketidakpastian itu sendiri tidak akan menciptakan inflasi, tetapi bisa memperlambat perekonomian.”
: : Pasar Prediksi The Fed Gencar Pangkas Bunga, Imbas Kekhawatiran akan Resesi Global
Dalam esainya, Kashkari menyoroti ukuran ekspektasi inflasi jangka pendek yang mulai meningkat, serta pengalaman negara dengan inflasi tinggi selama bertahun-tahun. Hal ini menjadi alasan mengapa The Fed mungkin tidak bisa sepenuhnya mengabaikan guncangan harga yang disebabkan oleh tarif.
“Mengingat inflasi tinggi yang telah kita alami dalam beberapa tahun terakhir dan risiko tidak tercapainya ekspektasi inflasi jangka panjang, saya percaya bahwa prioritas utama kita adalah menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang,” tulisnya.
Para pembuat kebijakan telah mempertahankan suku bunga stabil sepanjang tahun ini dan mengisyaratkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut setelah melakukan penurunan sebesar persentase poin penuh dalam beberapa bulan terakhir tahun 2024.
Mereka menyatakan bahwa The Fed berada dalam posisi yang tepat untuk mengevaluasi bagaimana kebijakan baru—termasuk tarif—berdampak pada perekonomian.
Prospek yang Diperbarui
Setelah pengumuman tarif pada 2 April, sejumlah ekonom meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada akhir tahun ini untuk menopang perekonomian.
Beberapa di antara mereka bahkan memperkirakan kemungkinan terjadinya resesi di AS. Namun, pandangan-pandangan tersebut mulai mereda setelah pengumuman Trump pada hari Rabu.
Kashkari mencatat dalam esainya bahwa suku bunga netral, yaitu tingkat suku bunga di mana kebijakan moneter tidak menstimulasi atau membebani perekonomian, mungkin akan turun dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan oleh tarif yang meningkatkan harga barang-barang impor bagi perusahaan dan peningkatan ketidakpastian ekonomi yang mengurangi keinginan bisnis untuk berinvestasi.
Hal ini berarti bahwa kebijakan moneter akan secara efektif menjadi lebih ketat meskipun Fed tidak menurunkan suku bunga, tulis Kashkari, “sehingga mengurangi urgensi untuk menaikkan suku bunga FFR dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang.”
Kepala Fed Minneapolis tersebut menekankan dalam esainya bahwa “resolusi cepat atas ketidakpastian kebijakan perdagangan” berpotensi mengubah pandangannya.