Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pandangannya mengenai kenaikan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap 60 negara. Menurutnya, metode perhitungan yang digunakan sangat kompleks dan sulit dipahami, bahkan bagi para ahli ekonomi.
Pernyataan ini disampaikan saat Sarasehan Ekonomi yang dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta, pada hari Selasa, 8 April 2025.
“Mengenai tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap 60 negara, cara penghitungannya sungguh kompleks. Saya rasa, banyak ekonom yang mendalami ilmu ekonomi pun akan kesulitan untuk memahaminya,” ujarnya, seperti dikutip pada hari Rabu, 9 April 2025.

Baca Juga
Uni Eropa Ajak China Bersatu Hadapi Dampak Tarif Trump
Uni Eropa Ajak China Bersatu Hadapi Dampak Tarif Trump
1. Kebijakan Trump dinilai berfokus pada masalah defisit perdagangan
Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump lebih berorientasi transaksional. Kebijakan tersebut dinilai tidak lagi berdasarkan pada teori ekonomi yang mendalam, melainkan lebih fokus pada upaya untuk mengurangi defisit perdagangan Amerika Serikat.
“Esensi dari upaya menutup defisit adalah keinginan AS untuk tidak terlalu bergantung pada impor dari negara lain, dan lebih mengutamakan ekspor. Pendekatan ini is purely transactional, tanpa fondasi teoritis ekonomi yang kuat,” jelasnya.
Sri Mulyani Pastikan Defisit APBN Tidak akan Jebol
Sri Mulyani Pastikan Defisit APBN Tidak akan Jebol
2. Sri Mulyani berseloroh ilmu ekonomi menjadi kurang relevan
Dalam nada bercanda, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dalam situasi saat ini, pengetahuan ekonomi yang dipelajari oleh para akademisi, termasuk mereka yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), menjadi kurang relevan dalam menjelaskan arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat.
“Jadi, teman-teman dari ISEI, mohon maaf, tampaknya ilmu yang Anda kuasai saat ini kurang begitu berguna,” ujarnya dengan nada canda.
SBY Puji Prabowo yang Pilih Negosiasi dengan Trump soal Tarif Impor
SBY Puji Prabowo yang Pilih Negosiasi dengan Trump soal Tarif Impor
3. Prabowo menyatakan kesiapan untuk meningkatkan pembelian produk dari Amerika
Presiden Prabowo Subianto menyadari bahwa salah satu alasan Presiden AS Donald Trump menerapkan kebijakan tarif resiprokal adalah karena surplus perdagangan Indonesia terhadap AS yang mencapai 17 miliar dolar AS.
Namun, ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki strategi dan kemampuan negosiasi yang memadai untuk merespons kebijakan tersebut secara efektif.
Pernyataan ini disampaikan oleh Prabowo saat sesi tanya jawab dengan para pelaku ekonomi dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta, pada hari Selasa.
“Dalam proses negosiasi, kami juga memiliki strategi yang cukup meyakinkan. Contohnya, surplus perdagangan kita dengan Amerika adalah 17 miliar dolar AS. Benar? Inilah yang menjadi perhatian utama bagi mereka,” katanya.
Buruh Ungkap Alasan Minta Prabowo Bentuk Satgas PHK
Buruh Ungkap Alasan Minta Prabowo Bentuk Satgas PHK