Stocknesia – JAKARTA. Masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST014 telah ditutup secara resmi pada hari Rabu (16/4) pukul 10.00 WIB. Dari total kuota yang dialokasikan sebesar Rp 22,5 triliun, ternyata masih ada sisa kuota sebesar Rp 104 miliar.
Produk investasi Surat Berharga Negara (SBN) ini mulai dipasarkan sejak tanggal 7 Maret lalu. Pada awalnya, pemerintah menawarkan kuota sebesar Rp 15 triliun, dengan alokasi Rp 11 triliun untuk tenor 2 tahun dengan tingkat bunga 6,5%, dan Rp 4 triliun untuk tenor 4 tahun dengan tingkat bunga 6,6%.

Baca Juga
Selanjutnya, kuota untuk tenor 2 tahun ditingkatkan sebesar Rp 7,5 triliun, sehingga total kuota ST014 yang ditawarkan menjadi Rp 22,5 triliun. Namun, hingga akhir periode penawaran, masih terdapat sisa kuota sebesar Rp 104 miliar yang belum terserap oleh investor.
Penutupan Resmi ST014: Simak Jadwal Penerbitan SBN Berikutnya
Menurut Ahmad Nasrudin, seorang Fixed Income Analyst dari Pefindo, adanya sisa kuota pada ST014 disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu kondisi pasar surat utang dan karakteristik seri ST014 itu sendiri.
Ahmad berpendapat bahwa pasar surat utang saat ini masih mengalami tekanan yang cukup signifikan.
“Kondisi ini menyebabkan yield mengalami kenaikan, termasuk pada seri FR/PBS. Kenaikan pada seri FR/PBS meningkatkan potensi substitusi bagi ST014,” jelasnya kepada Kontan.co.id pada hari Rabu (16/4).
Terkait hal tersebut, Ahmad memberikan perbandingan dengan FR101 yang menawarkan kupon sebesar 6,875% dan memiliki tanggal jatuh tempo yang sama dengan ST014 tenor 4 tahun, yaitu pada bulan April 2029.
Pada tanggal 25 Maret 2025, investor memiliki kesempatan untuk membeli FR101 dengan harga 99,65% karena adanya diskon. Jika investor memegang FR101 hingga jatuh tempo, potensi yield yang diperoleh dapat mencapai 6,79% atau bahkan lebih tinggi dibandingkan kupon ST014-T4.
“Oleh karena itu, investasi pada FR101 dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan ST014-T4,” ungkap Ahmad.
ST014 Cukup Diminati, Penjualan Mencapai Rp 13,8 Triliun
Meskipun tidak seluruh kuota tambahan ST014 terserap, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, menilai bahwa hasil penjualan ST014 selama periode penawaran 40 hari ini cukup memuaskan.
“Karena telah berhasil melampaui target awal yang ditetapkan sebesar Rp 15 triliun. Angka di atas Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun untuk ST014 ini sudah tergolong menarik,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Rabu (16/4).
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan seri SBN sebelumnya, yaitu ORI027, volume penjualan ST014 memang relatif lebih rendah. ORI027 pertama kali ditawarkan dengan kuota Rp 25 triliun, dan kemudian berhasil terjual hingga mencapai Rp 32 triliun. Namun, Fikri menjelaskan bahwa tingginya penjualan ORI027 merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah, sehingga wajar jika capaian tersebut sulit untuk ditandingi oleh ST014.
“Pada saat itu, tingkat yield sedang berada pada level tertinggi. Ekspektasi penurunan suku bunga juga masih berada di tahap awal, sehingga imbal hasil SBN ritel belum terlalu terpengaruh,” jelas Fikri.
Setelah penerbitan ST014 ini, pemerintah berencana untuk menawarkan SR022 pada pertengahan bulan Mei mendatang. Fikri memperkirakan bahwa jika SR022 ditawarkan dengan tenor 2 tahun, imbal hasilnya akan berada di sekitar 6,5%. Sementara untuk tenor 3 tahun, imbal hasilnya diprediksi berada di 6,6%, dan untuk tenor 5 tahun, imbal hasilnya diperkirakan berada di kisaran 6,7% hingga 6,8%. Ia juga memprediksi bahwa kuota yang akan ditawarkan masih akan cukup besar, yaitu di kisaran Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun.