Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menangguhkan implementasi tarif balasan terhadap sejumlah negara selama 90 hari, dengan pengecualian China, telah memicu respons positif, terutama di kalangan pasar modal Asia.
Menurut laporan Reuters pada hari Kamis (10/4), rata-rata saham Nikkei Jepang mengalami lonjakan signifikan hari itu. Para investor berbondong-bondong membeli kembali saham-saham yang sebelumnya mengalami tekanan, menyusul pengumuman penundaan tarif oleh Trump. Pada pukul 01.47 GMT, indeks Nikkei (.N225) mencatat kenaikan sebesar 7,9 persen, mencapai 34.226,17, sementara indeks Topix (.TOPX) yang lebih luas juga menguat sebesar 7,2 persen, menjadi 2.518,26.

Baca Juga
“Para investor kembali memborong saham pada hari ini, dengan harapan mereka tidak terlalu terburu-buru melepas saham pada sesi perdagangan sebelumnya,” ujar Seiichi Suzuki, kepala analis pasar ekuitas di Tokai Tokyo Intelligence Laboratory.
“Namun, reli ini juga mengindikasikan bahwa pasar mungkin terlalu pesimis dalam menilai dampak potensial dari tarif yang diusulkan Trump,” tambahnya.
Nikkei mengalami fluktuasi yang cukup ekstrem sepanjang minggu ini. Pada hari Selasa, indeks ini ditutup dengan kenaikan 6 persen, setelah sebelumnya merosot tajam sebesar 7,8 persen pada hari Senin, mencapai level terendah dalam 1,5 tahun. Pada hari Rabu, indeks kembali terkoreksi, ditutup 4 persen lebih rendah.
Saham Uniqlo, yang diwakili oleh Fast Retailing (9983.T), melonjak sebesar 7,2 persen, menjadikannya pendorong utama kenaikan indeks. Selain itu, saham-saham yang terkait dengan sektor chip juga mengalami peningkatan yang signifikan, seperti Tokyo Electron (8035.T) yang naik 11,77 persen, dan Advantest (6857.T) yang naik 13,66 persen.
Situasi serupa juga terpantau di pasar modal Indonesia. Saat pembukaan perdagangan pada hari Kamis (10/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung melesat 5,5 persen, atau naik 331,058 poin, mencapai level 6.229.
Tercatat sebanyak 366 saham mengalami kenaikan, 27 saham mengalami penurunan, dan 97 saham berada dalam posisi stagnan. Frekuensi perdagangan mencapai 38,3 ribu kali, dengan volume perdagangan sebesar 1,25 juta dan nilai turnover mencapai Rp 1,1 triliun.
Selain Nikkei dan IHSG, berdasarkan data RTI pada pukul 09.41 WIB, indeks Hang Seng di Hong Kong juga mengalami kenaikan sebesar 685,199 poin (3,38 persen), mencapai 20.949,689. Selanjutnya, indeks SSE Composite di China turut menguat sebesar 43,669 poin (1,37 persen), mencapai 3.230,510, dan indeks Straits Times di Singapura juga naik 191,870 poin (5,65 persen), mencapai 3.585,580.
Sebelumnya, Trump telah memutuskan untuk menunda penerapan tarif impor jilid II yang seharusnya mulai berlaku efektif pada hari Rabu (9/4). Periode penundaan ini berlaku selama 90 hari untuk 75 negara, dengan pengecualian China.
Meskipun menunda selama 3 bulan, Trump tetap memberlakukan tarif impor minimal sebesar 10 persen. Hal ini juga berlaku untuk Indonesia, yang sebelumnya dikenakan tarif sebesar 32 persen. Begitu pula dengan Vietnam, yang sebelumnya dikenakan tarif sebesar 34 persen, kini juga dikenakan tarif sebesar 10 persen.
“Karena negara-negara tersebut tidak melakukan serangan balasan terhadap AS, saya telah mengizinkan penundaan tarif ini selama 90 hari, dan penurunan besar terhadap Tarif Timbal Balik (resiprokal) selama periode ini, menjadi 10 persen juga berlaku segera,” ungkap Trump, seperti dikutip dari akunnya di Truth Social pada hari Kamis (10/4).