Saham GOTO: Analis Ungkap Prediksi Kinerja Keuangan Terbaru!

stocknesia

Stocknesia JAKARTA. Jelang pengumuman laporan keuangan, pada hari Senin (28/4), harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami penurunan sebesar 2,38%, menjadi Rp 82 per lembar saham.

Sebelumnya, harga saham GOTO sempat menguat 5% menjadi Rp 84 per saham pada sesi perdagangan Jumat (25/4). Data dari sejumlah broker menunjukkan bahwa investor asing secara kumulatif melakukan pembelian saham GOTO sebesar Rp 45,2 miliar dalam periode 21-25 April 2025.

Aksi akumulasi saham GOTO oleh investor asing terpantau dimulai sejak 23 April hingga 25 April 2025. Sementara itu, pada dua hari perdagangan pertama, saham GOTO masih mencatatkan net sell oleh investor asing.

Data dari Bloomberg mengindikasikan bahwa investor global, seperti State Street Corporation dan BlackRock, terlihat meningkatkan kepemilikan saham mereka di GOTO. Rencananya, GOTO akan merilis laporan kinerja keuangan untuk kuartal pertama tahun 2025 pada hari Selasa (29/4).

“Meskipun terdapat tantangan dari kondisi ekonomi makro, termasuk tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) dan potensi faktor musiman pada kuartal I, kinerja GOTO diperkirakan tetap solid pada tiga bulan pertama tahun ini dan on-track untuk mencapai target EBITDA Group yang disesuaikan, yaitu Rp1,4 triliun – Rp1,6 triliun untuk keseluruhan tahun 2025,” ungkap Sarkia Adelia, analis dari Panin Sekuritas, dalam keterangan tertulisnya pada Senin (28/4).

GoTo Financial Memproyeksikan Penyaluran Pinjaman Akan Mencapai Rp 8 Triliun pada Akhir 2025   

Menurutnya, potensi perbaikan kinerja ini menjadi alasan yang wajar bagi para fund manager global untuk kembali mengakumulasi saham GOTO, setelah sebelumnya sempat tertekan dan dilepas oleh investor asing akibat gejolak pasar.

Sarkia memprediksi bahwa unit bisnis fintech dan on demand services (ODS) GOTO akan terus menunjukkan pertumbuhan yang baik, baik dari segi pendapatan maupun profitabilitas.

Inovasi di sektor ODS, seperti layanan premium, program subscription, merchant funded promotion, special delivery fleet, hingga program subscription, diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan top-line dan monetisasi, tetapi juga meningkatkan margin.

“Sementara itu, penyaluran pinjaman melalui Buy Now Pay Later maupun tunai yang dilakukan secara hati-hati akan memastikan kualitas aset tetap terjaga dan profitabilitas fintech semakin membaik,” jelas Sarkia.

Sepanjang tahun 2024, GOTO berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 15,89 triliun, yang menunjukkan peningkatan sebesar 7,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Total beban operasional perusahaan juga berhasil ditekan sebesar 28%, menjadi Rp 18,1 triliun pada tahun 2024, dari sebelumnya sebesar Rp 25 triliun pada tahun 2023.

Kerugian usaha GOTO tercatat mengalami penurunan signifikan sebesar 78%, menjadi Rp 2,2 triliun, dibandingkan dengan kerugian sebelumnya sebesar Rp 10,3 triliun. Selanjutnya, kerugian bersih GOTO menyusut sebesar 94,34% secara tahunan (YoY), menjadi Rp 5,5 triliun pada tahun 2024. Pada tahun 2023, kerugian bersih GOTO masih mencapai Rp 90,5 triliun.

Niko Margaronis, Analis Saham BRI Danareksa Sekuritas, sebelumnya berpendapat bahwa kinerja GOTO sepanjang tahun 2024 mencerminkan penguatan fundamental bisnis dan peningkatan keberlanjutan usaha.

Pada kuartal IV 2024, untuk pertama kalinya GoTo Financial berhasil membukukan adjusted EBITDA positif, yang menegaskan efektivitas strategi monetisasi yang semakin memperkuat nilai investasi Telkomsel di GoTo.

“GOTO juga menargetkan pertumbuhan segmen layanan keuangan, terutama aplikasi GoPay, akan lebih tinggi dari yang telah dibukukan pada tahun 2024, yaitu sebesar 70%,” ungkapnya.

Petualangan Investasi Fidelity Investments pada Saham GOTO dan Sektor Perbankan di Indonesia

Menurut Niko, melalui ekosistem GoTo, Telkomsel terus memperluas kolaborasi untuk mendorong penetrasi produk dan layanan digital.

Sinergi ini memungkinkan optimalisasi cross-selling produk Telkomsel, termasuk penjualan pulsa melalui MyTelkomsel dan GoPay, serta pemanfaatan jaringan mitra Gojek sebagai agen penjualan.

GoTo Financial sendiri optimistis akan mencatatkan pertumbuhan signifikan pada bisnis pembiayaan digitalnya sepanjang tahun 2025. Perusahaan menargetkan portofolio pinjaman dapat menembus angka Rp 8 triliun pada akhir tahun, atau setara dengan sekitar US$ 495 juta.

Audrey P. Petriny, Head of Corporate Affairs GoTo Financial, menyatakan bahwa proyeksi tersebut didukung oleh pertumbuhan yang kuat pada tahun sebelumnya, serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap penyaluran pinjaman.

“Kami memanfaatkan data yang ada dalam ekosistem GoTo untuk menganalisis profil pengguna, sehingga risiko dapat kami kelola dengan baik,” ujar Audrey kepada Kontan, pada pekan lalu.

Faktor pendukung lainnya adalah kemitraan dengan Bank Jago. GoTo Financial telah melakukan integrasi produk secara menyeluruh, termasuk dalam sistem penyaluran pinjaman. Sepanjang tahun 2024, lebih dari 70% total pinjaman disalurkan melalui Bank Jago.

“Portofolio pinjaman kami tumbuh hampir tiga kali lipat pada tahun lalu, dan kemitraan dengan Bank Jago menjadi bagian penting dari pertumbuhan ini,” tambah Audrey.

Dalam sepekan terakhir, beberapa perusahaan sekuritas memberikan update terkait target harga saham GOTO. JPMorgan menetapkan rekomendasi overweight atau setara dengan buy untuk saham GOTO, dengan target harga Rp 95 per saham.

KB Valbury Sekuritas memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp 110 per saham, dan Macquarie memberikan rekomendasi outperform, yang juga setara dengan buy, dengan target harga Rp 105 per saham.

Saat ini, konsensus analis masih didominasi oleh rekomendasi beli untuk saham GOTO, dengan rincian 77% memberikan rekomendasi beli dan 23% memberikan rekomendasi hold, serta tidak ada yang merekomendasikan jual.

 

Sepanjang tahun 2024, GOTO mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 15,89 triliun, meningkat sebesar 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Total beban operasional perusahaan juga berhasil ditekan sebesar 28% menjadi Rp 18,1 triliun di tahun 2024, dari sebelumnya sebesar Rp 25 triliun di tahun 2023.

Kerugian usaha GOTO tercatat turun signifikan sebesar 78% menjadi Rp 2,2 triliun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 10,3 triliun.

Kemudian, kerugian bersih GOTO menyusut 94,34% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 5,5 triliun pada 2024. Pada 2023, kerugian bersih GOTO masih sebesar Rp 90,5 triliun.

Terpopuler

Bantuan TNI Evakuasi Warga Palestina Gaza ke Nusantara

News

Bantuan TNI: 3 Pesawat Evakuasi Warga Palestina dari Gaza ke Indonesia

Panglima TNI Siapkan Pesawat Angkut Korban Palestina Jakarta – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan telah menyiapkan pesawat untuk mengevakuasi ...

Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Padati Jabodetabek

News

Lalu Lintas Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabodetabek

Arus Balik Idul Adha, 154.443 Kendaraan Kembali ke Jabodetabek Jakarta – Sebanyak 154.443 kendaraan tercatat kembali ke wilayah Jabodetabek pada ...

Warga Pati Diingatkan Polda Jatim: Hindari Generalisasi

News

Pemilik Rental Mobil di Pati Tewas Dikeroyok, Awalnya Hanya 3 Angkot

Pemilik Rental Mobil Dikroyok hingga Meninggal Jakarta – Burhanis (52), pemilik rental mobil Mitra Cempaka di Kemayoran, Jakarta Pusat, meregang ...

News

Bangun Komunitas Penggemar Global, Stanly Raih Pendanaan $8 Juta

Los Angeles – Stanly, platform inovatif yang menghubungkan para penggemar, hari ini mengumumkan pendanaan pra-Seri A senilai $8 juta. Pendanaan ...

Penurunan Produksi Toyota Akibat Persaingan Tiongkok yang Sengit

News

Penurunan Produksi Global Toyota di Bulan Mei Akibat Persaingan Ketat di Tiongkok

Produksi Global Toyota Turun pada Mei Jakarta (ANTARA) – Toyota Motor Corp melaporkan penurunan produksi global sebesar 4,1% pada Mei ...

black samsung android smartphone on orange table

News

Joe Biden Ungkap Urgensi Pemindahan Ibukota

Presiden Joe Biden menyatakan urgensi pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Ia menyampaikan alasan tersebut saat bertemu ...

Tinggalkan komentar