Stocknesia JAKARTA. Saham-saham dari perusahaan pelat merah, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diyakini akan terus menjadi daya tarik bagi para pelaku pasar dalam waktu dekat. Hal ini didorong oleh momentum pembagian dividen yang baru saja terjadi, serta sentimen positif yang diharapkan muncul dari inisiatif Danantara. Kendati demikian, para analis pasar tetap menyarankan agar investor mewaspadai potensi terjadinya koreksi harga.
Ekky Topan, seorang analis dari Infovesta Utama, menjelaskan bahwa pergerakan harga saham-saham BUMN unggulan seperti PT Bank BRI Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) cenderung stabil pasca-ex-date dividen, bahkan tidak menunjukkan penurunan yang signifikan.

Baca Juga
“Terdapat potensi penguatan harga lebih lanjut, terutama dengan adanya berita mengenai rencana Danantara untuk menjadi penyedia likuiditas,” jelas Ekky kepada Kontan, (28/4).
Menurut pandangannya, minat investor terhadap saham-saham BUMN diperkirakan akan semakin meningkat, didukung oleh sentimen yang positif, kinerja keuangan emiten yang relatif stabil, serta peluang pertumbuhan tambahan jika kondisi ekonomi secara umum membaik dan terjadi arus masuk dana asing ke pasar modal Indonesia.
Namun demikian, Indy Naila, seorang Investment Analyst dari Edvisor Provina Visindo, mengingatkan bahwa risiko koreksi tetap ada, terutama sebagai akibat dari aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan oleh para investor yang berburu dividen (dividend hunter). Terkait dengan inisiatif Danantara, ia menekankan perlunya transparansi yang lebih besar mengenai program-program yang dijalankan Danantara terhadap likuiditas emiten.
“Saham-saham BUMN tetap merupakan pilihan investasi yang menarik untuk jangka panjang karena fundamentalnya yang kuat. Investor juga perlu memantau kebijakan pemerintah yang berkaitan, pergerakan arus dana asing, serta peluang rotasi ke sektor atau indeks lain jika prospeknya terlihat lebih menjanjikan,” kata Indy.
Simak Rekomendasi Saham PGN (PGAS) yang Diproyeksi Cetak Kinerja Stabil di Tahun 2025
Mengenai kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam acara Town Hall Meeting Danantara pada hari Senin (28/4), Indy berpendapat bahwa acara ini berpotensi memberikan sentimen positif kepada pasar, karena investor akan mengamati apakah ada proyek-proyek baru yang dapat mendukung sektor terkait dan saham-saham yang berada di bawah naungan Danantara.
Akan tetapi, Ekky berpendapat bahwa dampak dari acara tersebut terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan mungkin akan tetap terbatas, mengingat prioritas pemerintah saat ini tampaknya belum terlalu fokus pada pasar modal, berdasarkan beberapa pernyataan yang disampaikan oleh Prabowo Subianto sebelumnya.
“Saya tidak melihat acara tersebut akan memberikan dampak yang terlalu signifikan terhadap IHSG, namun kita perlu melihat perkembangannya nanti,” tambah Ekky.
Dalam situasi pasar seperti ini, Ekky merekomendasikan agar investor lebih cermat dalam mencermati saham-saham di sektor properti, perbankan, dan konsumsi. Khusus untuk sektor perbankan, ia merekomendasikan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan target harga Rp 3.000 per saham.
Sementara itu, Indy memberikan rekomendasi untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga Rp 5.025, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 6.100, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan target harga Rp 1.900, dan PT Aneka Tambang (ANTM) dengan target harga Rp 2.320.
Tebar Dividen Rp 1,97 Triliun, Intip Rekomendasi AKR Corporindo (AKRA)