Stocknesia JAKARTA. Menjelang pengumuman hasil kinerja finansial untuk kuartal pertama tahun 2025, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menunjukkan tren penurunan. Perlu diketahui, BMRI dijadwalkan untuk mempublikasikan laporan kinerja keuangannya pada hari ini, tanggal 29 April.
Pada sesi perdagangan pagi ini, harga saham BMRI terlihat mengalami koreksi sebesar 0,41%, berada di level Rp 4.900 per lembar saham. Meskipun demikian, dalam kurun waktu satu minggu terakhir, saham BMRI masih tercatat mengalami penguatan sebesar 3,81%.

Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan bulanan yang dirilis per Februari 2025, BMRI membukukan perolehan laba bersih tahun berjalan hingga bulan Februari 2025 sebesar Rp 7,58 triliun.
Perolehan laba BMRI tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Perluas Jaringan Bisnis, Bank Mandiri Resmikan Kantor Cabang di Alor
Pertumbuhan laba yang dicatatkan oleh bank dengan logo pita emas ini selama dua bulan pertama tahun 2025 menandakan adanya peningkatan kinerja. Sebelumnya, pada bulan Januari 2025, pertumbuhan laba Bank Mandiri tercatat hanya sebesar 4,44% secara tahunan.
Salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan laba tersebut adalah peningkatan pada pendapatan bunga bersih. Pada pos pendapatan ini, Bank Mandiri mencatatkan peningkatan sekitar 6,6% YoY, menjadi Rp 12,55 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasi, Bank Mandiri mencatatkan total penyaluran kredit selama dua bulan pertama tahun 2025 sebesar Rp 1.307 triliun. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.098 triliun.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, naik sekitar 17% YoY atau senilai Rp 1.414 triliun. Kontribusi dana murah (CASA) tercatat senilai Rp 1.106 triliun.
BMRI Chart by TradingView
Total aset Bank Mandiri per Februari 2025 tercatat sebesar Rp 1.937 triliun. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.664 triliun.