Jakarta, IDN Times – Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan, Selasa (11/3/2024) di level Rp16.408,5 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 41,50 poin atau 0,25 persen dibandingkan penutupan kemarin di level Rp16.367 per dolar AS.

Baca Juga
1. Hanya rupiah yang mengalami pelemahan
Di kawasan Asia hanya rupiah yang mengalami pelemahan, dengan rincian sebagai berikut:
- Ringgit Malaysia menguat 0,07 persen
- Bath Thailand menguat 0,15 persen
- Yuan China menguat 0,02 persen
- Rupee India menguat 0,11 persen
- Peso menguat 0,16 persen
- Won Korea menguat 2,27 persen
- Dolar Taiwan menguat 0,03 persen
- Dolar Singapura menguat 0,003 persen
Baca Juga: Rosan Ungkap Sejumlah Pengusaha Minat Investasi di Danantara
Baca Juga: Rosan Ungkap Sejumlah Pengusaha Minat Investasi di Danantara
2. Ada sentimen risk-off di pasar ekuitas
Pengamat Pasar Uang, Lukman Leong mengatakan pergerakan rupiah yang melemah terhadap dolar AS akibat meningkatnya sentimen risk-off di pasar ekuitas.
Kekhawatiran terhadap resesi yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas oleh kekuatiran resesi yang disebabkan oleh kebijakan Trump,” ujar Lukman.
Baca Juga: Tak Menampik Potensi Resesi, Trump Sebut Ekonomi AS dalam Transisi
Baca Juga: Tak Menampik Potensi Resesi, Trump Sebut Ekonomi AS dalam Transisi
3. Investor berhati-hati terhadap kebijakan tarif Trump
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menyebut investor tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian kebijakan tarif yang diterapkan Trump.
Pekan lalu, Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko serta menaikkan bea masuk produk China hingga 20 persen.
“Namun, dia kemudian melunakkan pendiriannya, dengan menunda tarif selama empat minggu pada sebagian besar barang-barang Meksiko dan Kanada, tetapi tetap teguh pada pendiriannya terhadap China,” ujarnya.