Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, menyoroti penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta performa kurang memuaskan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada penutupan sesi perdagangan hari Rabu (9/4), IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar 0,47 persen, setara dengan 28,153 poin, dan berakhir di level 5.967,988. Sementara itu, nilai rupiah berada pada posisi Rp 16.872 per dolar AS.
Menanggapi situasi ini, Puan mendorong otoritas moneter dan pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah yang bersifat strategis dan konkret guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah ini diharapkan dapat mempertahankan kondisi perekonomian yang kondusif dan memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terjaga dalam kondisi yang memungkinkannya untuk menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.

Baca Juga
“Kondisi perekonomian yang kondusif akan membuka peluang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas,” tegas Puan melalui keterangan tertulis yang disampaikan pada hari Rabu (9/4).
Puan meyakinkan bahwa DPR, melalui fungsi konstitusional yang dimilikinya, akan terus bersinergi dengan pemerintah dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi nasional dan meningkatkan daya beli masyarakat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung.
“Kami di DPR RI siap bekerja sama secara erat dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Namun, yang lebih penting, kita harus memastikan bahwa masyarakat kecil tidak menjadi korban dari dampak ketidakpastian ekonomi global,” ungkap Puan.
Terkait dengan performa IHSG, Puan menekankan bahwa penurunan pasar saham tidak boleh dianggap remeh. IHSG sempat mengalami penurunan tajam, mencapai lebih dari 9 persen, pada awal sesi perdagangan hari Selasa (8/4).
“Merespons situasi ini, kami mendorong pemerintah serta otoritas pasar modal untuk segera melakukan mitigasi risiko sehingga dapat menjaga perkonomian nasional tetap kondusif, khususnya bagi para investor untuk terus berinvestasi, di tengah dinamika ketidakpastian ekonomi global,” pesan Puan.
“Karena kestabilan ekonomi bukan semata-mata tentang angka-angka yang tercermin di pasar saham, melainkan juga tentang memberikan kepastian hidup bagi jutaan rakyat kecil. Setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam merespons kondisi ini, sudah seharusnya menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama dan fundamental,” pungkasnya.