KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) mencatatkan penurunan laba bersih di tahun 2024. Koreksi laba yang tipis ini terjadi di tengah kenaikan pendapatan yang dialami perseroan.
Tahun lalu, laba bersih tercatat turun 0,19% menjadi US$ 25,55 juta pada 2024. Padahal di tahun 2023, RAJA membukukan bottom line sebesar US$ 25,60 juta.

Baca Juga
Dari sisi pendapatan, sepanjang tahun 2024, perseroan mengantongi pendapatan bersih senilai US$ 254,47 juta atau meningkat 24,90% secara tahunan (year on year/yoy) dari tahun sebelumnya US$ 203,74 juta.
Pertumbuhan pendapatan RAJA pada tahun lalu ditopang oleh kenaikan penjualan gas yang melonjak 34,91% (yoy) menjadi US$ 136,47 juta.Segmen penjualan gas menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 53,62% dari total pendapatan RAJA sepanjang tahun lalu. Pendapatan signifikan RAJA lainnya berasal dari lifting minyak dan gas, yang mengalami kenaikan 22,74% (yoy) menjadi US$ 57,74 juta.
Baca Juga: Divestasi, Rukun Raharja (RAJA) Lepas 4,66% Saham Raharja Energi Cepu (RATU)
Pada periode yang sama, beban pokok pendapatan RAJA naik lebih tinggi, melonjak 34,41% (yoy) menjadi US$ 185,22 juta. Meski begitu, laba bruto RAJA masih mampu tumbuh sebanyak 5,01% (yoy) dari US$ 65,94 juta menjadi US$ 69,25 juta pada 2024.
Sementara itu, beban umum dan administrasi RAJA meningkat 11,01% (yoy) menjadi US$ 19,86 juta. Sedangkan beban lain-lain RAJA terpangkas 57,11% (yoy) menjadi US$ 2,62 juta.
Laba usaha RAJA pun meningkat 12,85% (yoy) dari US$ 42,87 juta menjadi US$ 48,38 juta pada 2024. Dalam periode yang sama, laba tahun berjalan RAJA tumbuh 7,14% (yoy) dari US$ 27,14 juta menjadi US$ 29,08 juta pada tahun lalu.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali RAJA melonjak 129,22% (yoy) dari US$ 1,54 juta menjadi US$ 3,53 juta. Hasil ini membuat perolehan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk RAJA mengalami penurunan.
Baca Juga: Garap Proyek Strategis dan Rencana Akuisisi Blok Gas Menyulut Prospek Saham RAJA
Belum lama ini, RAJA juga baru menggelar aksi korporasi berupa pelepasan saham alias divestasi sejumlah kepemilikannya pada PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU). Corporate Secretary Rukun Raharja, Yuni Pattinasarani mengungkapkan pada 5 Maret 2025, RAJA melepaskan sebanyak 126.521.500 saham (126,52 juta saham).
Jumlah tersebut mewakili sebanyak 4,66% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam RATU. Namun, Manajemen RAJA belum membeberkan detail transaksi divestasi saham RATU ini, termasuk mengenai harga dan nilai transaksi maupun pihak yang menyerap saham yang dilepas tersebut.
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman melihat divestasi 4,66% saham RATU oleh RAJA bukan merupakan katalis yang negatif. Sebab secara posisi RAJA masih memiliki porsi mayoritas dan pengendali pada RATU.
“Mengenai dua emiten ini perlu dicermati potensi aksi korporasi lanjutan yang berhubungan dengan ekspansi agresif. Proyek-proyek emiten ini memiliki korelasi yang positif terhadap inisiatif pemerintah mengenai pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri,” ungkap Fath kepada Kontan.co.id, Kamis (6/3).
RAJA Chart by TradingView
Rekomendasi saham
Hingga akhir perdagangan Jumat (7/3), saham RAJA ditutup melemah 2,2% ke level Rp 2.640 per saham. Pada sesi per pertama, harga RAJA sempat naik ke level Rp 2.730, tetapi akhirnya berbalik melemah saat penutupan.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat secara teknikal, harga saham RAJA layak koleksi dengan strategi speculative buy dengan memperhatikan level support di Rp 2.520 dan resistance di Rp 2.880. Target harga bisa dipertimbangkan pada area Rp 3.010.
Sedangkan Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova memandang pelaku pasar bisa mempertimbangkan sell on strength pada saham RAJA. Perhatikan level support di Rp 2.450 dan resistance pada level Rp 3.100 per saham.
Hingga akhir perdagangan Jumat (7/3), saham RAJA ditutup melemah 2,2% ke level Rp 2.640 per saham. Pada sesi per pertama, harga RAJA sempat naik ke level Rp 2.730, tetapi akhirnya berbalik melemah saat penutupan.