KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih rawan tertekan. Pada akhir pekan lalu (28/2), IHSG tercatat anjlok 214,85 poin atau 3,31% ke level 6.270,59. Dalam sepekan terakhir, IHSG telah ambruk hingga 7,83%.
“Pelemahan (IHSG) tersebut sejalan dengan besarnya akumulasi jual investor asing yang terjadi,” kata Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, Jumat (28/2).
Baca Juga
Secara teknikal, terbentuk pelebaran negative slope pada MACD, sehingga IHSG masih berpotensi menguji support 6200 pada Senin (3/3).
Baca Juga: IHSG Masih Rawan Koreksi, Cermati Proyeksi dan Rekomendasi Saham Berikut, Rabu(26/2)
Valdy menilai, akumulasi jual investor asing sebelumnya sudah pernah terjadi beberapa kali dalam 10 tahun terakhir. Nilai akumulasi net sell asing dalam dua bulan pertama tahun ini nyaris mencapai level yang sama di tahun 2015.
Begitu juga pelemahan IHSG yang sudah mencapai 11%, hampir sama dengan besarnya pelemahan di tahun 2015 tersebut.
Dengan begitu, saat ini pelemahan IHSG lebih signifikan dibandingkan kondisi rata-rata sejak 2013. Oleh karena itu, ada indikasi, IHSG tergolong murah. Tapi, perlu diperhatikan, penurunan IHSG disebabkan tekanan jual asing yang terlalu kuat.
“Artinya, masih perlu berhati-hati dengan potensi pelemahan lanjutan, jika aksi jual asing berlanjut,” katanya.
Baca Juga: Pekan Ini Longsor 7,83%, Tengok Proyeksi IHSG pada Senin (3/3)
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menambahkan, di awal pekan ini, pasar akan mencermati data inflasi Indonesia bulan Februari.
“Jika kembali terjadi deflasi secara bulanan, akan berdampak ke pasar, karena ini menunjukkan daya beli melemah, khususnya saat ini tengah menghadapi momentum Ramadan,” kata Audi.
Audi memperkirakan, IHSG pada Senin (3/3) akan bergerak mixed cenderung melemah di rentang support 6.160 dan resistance 6.450. Secara teknikal, indikator RSI menunjukkan IHSG masuk ke zona oversold dan MACD menunjukkan
