JAKARTA, KOMPAS.com – Perjalanan panjang PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) untuk menembus Bursa Efek Indonesia (BEI) bukanlah tanpa liku-liku. Sempat mengalami kerugian yang mendekati angka Rp 60 miliar, perusahaan ini berhasil memutar haluan, mencetak keuntungan, dan akhirnya secara resmi terdaftar di pasar modal melalui penawaran umum perdana (IPO) pada Senin (14/4/2025).
Berdasarkan data dari prospektus perusahaan, FORE sebelumnya mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 33,8 miliar pada tahun 2021. Angka ini kemudian melonjak menjadi Rp 59,93 miliar pada tahun 2022. Namun, tanda-tanda perubahan positif mulai terlihat di tahun 2023, di mana perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,15 miliar.

Baca Juga
Tren positif ini terus berlanjut. Hingga akhir periode September 2024, Fore berhasil membukukan laba bersih yang signifikan, mencapai Rp 42,34 miliar.
Baca juga: Resmi Melantai di Bursa Efek, Saham FORE Langsung ARA
Vico Lomar, Co-Founder dan CEO Fore Kopi Indonesia Tbk, mengungkapkan bahwa performa positif ini merupakan hasil dari konsistensi perusahaan dalam menjaga kualitas layanan gerai dan kepercayaan yang diberikan oleh para konsumen.
“Kunci utama adalah menjaga kualitas produk, memelihara kepercayaan pelanggan yang membeli Fore, serta terus berinovasi,” kata Vico di Gedung BEI, Senin (14/4/2025), seperti yang dilansir dari Kontan.
Debut Fore Kopi di bursa saham dirayakan dengan sangat baik. Pada hari pertama perdagangan, harga saham FORE langsung melonjak tinggi, naik hingga 34,04 persen pada sesi pagi.
Baca juga: Saham FORE Terbang 34 Persen Setelah IPO
Target Ekspansi Agresif di 2025
Tidak ingin berpuas diri, Fore Kopi telah mempersiapkan rencana ekspansi yang agresif untuk tahun ini.
Menurut Vico, perusahaan menargetkan pembukaan 55 gerai baru sepanjang tahun 2025. Dengan demikian, total gerai Fore Kopi akan mencapai 300 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di kota-kota tingkat kedua dan ketiga.
“Ekspansi ini akan merata di seluruh wilayah Indonesia, bahkan pada tahun ini kami menargetkan untuk memasuki wilayah Timur Indonesia,” jelasnya.
Dalam jangka waktu lima tahun ke depan, perusahaan menargetkan total 600 gerai. Namun, untuk saat ini, fokus ekspansi masih akan diprioritaskan di pasar domestik.
“Pasar Indonesia masih memiliki potensi yang besar dan terus berkembang,” tambah Vico.
Dengan adanya ekspansi ini, Fore Kopi optimis dapat meningkatkan laba perusahaan hingga 70 persen hingga 80 persen sepanjang tahun ini.
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul “Fore Kopi Indonesia (FORE) Tekan Rugi Jadi Laba Sebelum IPO, Ini Faktor Pendorongnya”.