Jakarta, IDN Times – Arsal Ismail, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mengungkapkan bahwa perusahaannya kini mengincar Vietnam sebagai destinasi ekspor batu bara yang menjanjikan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika perdagangan global, khususnya persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
“Kami baru-baru ini menjajaki pasar Vietnam. Hingga triwulan I (2025), kami optimis dapat memenuhi permintaan ekspor yang ada,” ujar Arsal dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Senin, 14 April 2025.
Strategi ini menjadi kunci bagi PTBA dalam menghadapi potensi penurunan permintaan dari negara-negara importir utama seperti China dan India. Kedua negara tersebut diperkirakan mengalami kelebihan pasokan (over supply) batu bara, ditambah lagi dengan ketidakpastian akibat perang tarif antara AS dan China.

Baca Juga
1. PTBA Optimistis Menghadapi Tantangan Pasar Global
Meskipun mengakui bahwa prospek industri batu bara global sedang menghadapi tantangan, Arsal tetap yakin PTBA mampu melewati masa-masa sulit ini. Keyakinan ini didasari oleh langkah-langkah aktif pemerintah dalam bernegosiasi dengan AS.
“Perang tarif antara AS dan China berpotensi berdampak pada Indonesia. Namun, pemerintah telah sigap mengambil langkah-langkah negosiasi dan terobosan, sehingga dampak negatifnya dapat diminimalkan,” jelas Arsal.
“Namun demikian, ketidakpastian akibat perang tarif ini masih membayangi, terutama bagi negara tujuan ekspor kita seperti China, India, dan Korea Selatan. Kami khawatir jika kondisi ini berlanjut, pertumbuhan ekonomi mereka akan melambat dan berdampak pada permintaan batu bara,” lanjutnya.
Harga Batu Bara Tertekan, Laba Bersih PTBA Mengalami Penurunan Sebesar 16 Persen
Harga Batu Bara Tertekan, Laba Bersih PTBA Mengalami Penurunan Sebesar 16 Persen
2. Progres Proyek Pengembangan PTBA Berjalan Sesuai Rencana
Arsal menegaskan bahwa PTBA tetap berkomitmen dan berada di jalur yang tepat (on track) dalam merealisasikan proyek-proyek pengembangan yang telah direncanakan untuk tahun ini.
Beberapa proyek strategis yang tengah berjalan meliputi pengembangan energi terbarukan, termasuk pembangunan pabrik percontohan (pilot plant) Wood Pellet dari Kaliandra Merah di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, serta instalasi PLTS di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan hasil kolaborasi dengan PT Angkasa Pura II (Persero).
Selain itu, PTBA juga menjalin kerjasama dengan Jasa Marga Group untuk mengembangkan PLTS di sepanjang jalan tol, serta berkolaborasi dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dalam pembangunan PLTS berkapasitas 23,07 kWp.
PTBA juga fokus pada hilirisasi batu bara melalui proyek percontohan konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), proyek angkutan batu bara di Tanjung Enim bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero), serta berbagai program yang mendukung upaya dekarbonisasi.
3. Tinjauan Kinerja Keuangan PTBA Tahun 2024
Sepanjang tahun 2024, PTBA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp5,1 triliun. Meskipun demikian, angka ini menunjukkan penurunan sebesar 16,41 persen dibandingkan dengan tahun 2023 (year on year/yoy), yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,1 triliun.
Sementara itu, pendapatan PTBA sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai Rp8,1 triliun. Pendapatan perusahaan secara keseluruhan mencapai Rp42,76 triliun sepanjang tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 11,1 persen yoy dibandingkan dengan tahun 2023 yang sebesar Rp38,4 triliun.
Total aset PTBA per 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp41,79 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 8 persen secara tahunan.
Peningkatan pendapatan ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan ekspor yang mencapai 20,26 juta ton, atau naik sebesar 30 persen yoy. Penjualan domestik juga mengalami peningkatan sebesar 6 persen yoy menjadi 22,64 juta ton. Secara keseluruhan, total penjualan pada tahun 2024 mencapai 42,89 juta ton, atau tumbuh sebesar 16 persen yoy.
Penjualan batu bara PTBA masih didominasi oleh pasar domestik. Namun, secara komposisi, porsi ekspor semakin meningkat. Saat ini, porsi pasar domestik sebesar 53 persen, sementara porsi ekspor mencapai 47 persen.
Penjualan Batu Bara PTBA Mencetak Rekor pada Tahun 2024, Melampaui 42,9 Juta Ton
Penjualan Batu Bara PTBA Mencetak Rekor pada Tahun 2024, Melampaui 42,9 Juta Ton