Jakarta, IDN Times – Hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali mengalami peningkatan tensi, dengan pusat perhatian tertuju pada fasilitas pengiriman Boeing di Zhoushan, Tiongkok, pada hari Jumat (18 April 2025). Sebanyak empat unit pesawat Boeing 737 MAX yang telah rampung diproduksi kini terhambat, menanti kejelasan akibat pemberlakuan tarif impor oleh kedua negara.
Eskalasi dalam perang tarif ini diakibatkan oleh kebijakan yang diterapkan oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang memberlakukan tarif hingga 145 persen terhadap barang impor dari Tiongkok. Tiongkok merespons dengan menerapkan tarif balasan sebesar 125 persen untuk produk-produk AS. Situasi ini menempatkan Boeing, salah satu eksportir terbesar AS, di tengah konflik yang berpotensi mengganggu operasinya di pasar penerbangan terbesar di dunia.

Baca Juga
Tiongkok Membatalkan Seluruh Pembelian Pesawat Boeing Akibat Perang Dagang
Tiongkok Membatalkan Seluruh Pembelian Pesawat Boeing Akibat Perang Dagang
1. Tarif menghalangi pengiriman pesawat
Data pelacakan menunjukkan bahwa empat pesawat Boeing 737 MAX berada di pusat penyelesaian dan pengiriman di Zhoushan, lokasi di mana Boeing memasang interior sebelum menyerahkan pesawat kepada para pelanggan Tiongkok. Akan tetapi, tarif yang diterapkan mengakibatkan pengiriman tertunda. Ada kemungkinan tiga pesawat akan dikembalikan ke AS, menurut laporan The Air Current.
“Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi mengenai pelarangan pengiriman, tetapi tarif yang berlaku saat ini sudah cukup untuk menghambat proses impor,” kata seorang sumber dari industri penerbangan kepada Reuters.
Ketidakpastian ini menambah tekanan pada Boeing, yang sebelumnya telah menghadapi berbagai tantangan, seperti krisis keamanan terkait 737 MAX dan dampak dari pandemi COVID-19.
2. Boeing di tengah persaingan pasar
Boeing tidak melakukan perakitan pesawat secara penuh di Tiongkok, berbeda dengan pesaingnya, Airbus. Namun, Boeing memiliki fasilitas penyelesaian di Zhoushan sebagai upaya untuk memperkuat posisinya di pasar penerbangan Tiongkok yang berkembang pesat. Akan tetapi, perang tarif mengancam rencana ekspansi ini, dengan potensi kerugian besar jika pengiriman terus mengalami hambatan.
“Kami sedang mengevaluasi dampak dari tarif ini, tetapi fokus utama kami tetap pada pemenuhan kebutuhan pelanggan,” ujar seorang juru bicara Boeing dalam pernyataan resminya.
Meskipun demikian, para analis memprediksi bahwa situasi ini berpotensi memperkuat posisi Airbus di Tiongkok jika Boeing tidak dapat menyelesaikan hambatan ini dengan segera.
Trump Mengontrak Boeing untuk Membangun Jet Tempur Generasi Berikutnya AS F-47
Trump Mengontrak Boeing untuk Membangun Jet Tempur Generasi Berikutnya AS F-47
3. Dampak yang lebih luas pada industri
Perang tarif ini tidak hanya berdampak pada Boeing, tetapi juga pada rantai pasok global dan maskapai penerbangan. Beberapa maskapai dilaporkan menunda pengiriman pesawat untuk menghindari biaya tarif yang meningkat tajam, yang berpotensi mengganggu jadwal operasional dan meningkatkan biaya.
“Tarif ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan bagi industri penerbangan,” ungkap seorang eksekutif maskapai kepada Bloomberg. Sementara itu, Tiongkok tampaknya mempersiapkan diri untuk jangka panjang, dengan pertumbuhan PDB kuartal pertama yang melampaui ekspektasi, mencapai 5,4 persen, yang menunjukkan ketahanan ekonomi di tengah konflik perdagangan ini.
Tiongkok Melarang Maskapai Menerima Boeing di Tengah Perang Dagang
Tiongkok Melarang Maskapai Menerima Boeing di Tengah Perang Dagang