Pelaku Pasar Modal Sambut Baik Penundaan Short Selling & Wacana Buyback Tanpa RUPS

Admin

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pelaku pasar modal menyambut positif keputusan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menunda implementasi short selling dan mengkaji kebijakan buyback tanpa RUPS. 

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy mengatakan, keputusan OJK sudah dia prediksi dan memang seharusnya pasar dikasih relaksasi seperti yang sudah terjadi 

“Untuk emiten yang melakukan buyback tentu ada efek positif, tetapi kalau pasar tetap menjual tidak akan besar juga efeknya,” katanya kepada Kontan, Senin (3/3). 

Parto Kawito, Direktur Infovesta Utama menambahkan kalau relaksasi buyback ini bisa terealisasi, diharapkan jumlah dana yang disiapkan emiten harus cukup besar. 

Baca Juga: Boy Thohir Nantikan Buyback Tanpa RUPS, Alamtri Resources Berpotensi Tambah Anggaran

“Dan nanti saham hasil buyback diberikan sebagai kompensasi ke tim manajemen, jangan dijual ke pasar,” ucap dia. 

Parto menilai otoritas bursa juga perlu meningkatkan permintaan dari investor. Pasalnya, investor ritel domestik saat ini belum cukup kuat terbukti menahan tekanan pasar.  

Menurutnya, investor sebenarnya masih punya amunisi dana tetapi tidak dipakai untuk berinvestasi di saham dalam jangka panjang. Ini terbukti dari gelaran Initial Public Offering (IPO). 

“Hak tersebut terbukti kalau ada IPO yang baik, banyak oversubscribed tetapi setelah selesai penjatahan, dana ditarik lagi dari pasar modal,” ucap Parto. 

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan jika terlaksana, implementasi buyback saham tanpa RUPS bisa menjadi katalis positif karena bisa meningkatkan kepercayaan pasar. 

Baca Juga: OJK Kaji Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS, Ini Pertimbangannya

Namun penerapan buyback saham ini saja tak cukup untuk bisa mempercepat pemulihan pasar saham. Sebab ada faktor lain yang harus diperbaiki oleh pemerintah.

“Buyback saham tanpa RUPS tidak juga mempercepat pemulihan, tetapi fundamental ekonomi Indonesia harus harus diperhatikan dan ditingkatkan,” ucap Bernadus. 

Dia mencontohkan, bagaimana pemerintah bersama-sama bisa meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Dengan meningkatkan daya beli, fundamental emiten bisa membaik pada 2025. 

Baca Juga: OJK Tunda Implementasi Short Selling dan Emiten Bisa Buyback Tanpa RUPS

Terpopuler

Bantuan TNI Evakuasi Warga Palestina Gaza ke Nusantara

News

Bantuan TNI: 3 Pesawat Evakuasi Warga Palestina dari Gaza ke Indonesia

Panglima TNI Siapkan Pesawat Angkut Korban Palestina Jakarta – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan telah menyiapkan pesawat untuk mengevakuasi ...

Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Padati Jabodetabek

News

Lalu Lintas Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabodetabek

Arus Balik Idul Adha, 154.443 Kendaraan Kembali ke Jabodetabek Jakarta – Sebanyak 154.443 kendaraan tercatat kembali ke wilayah Jabodetabek pada ...

Warga Pati Diingatkan Polda Jatim: Hindari Generalisasi

News

Pemilik Rental Mobil di Pati Tewas Dikeroyok, Awalnya Hanya 3 Angkot

Pemilik Rental Mobil Dikroyok hingga Meninggal Jakarta – Burhanis (52), pemilik rental mobil Mitra Cempaka di Kemayoran, Jakarta Pusat, meregang ...

News

Bangun Komunitas Penggemar Global, Stanly Raih Pendanaan $8 Juta

Los Angeles – Stanly, platform inovatif yang menghubungkan para penggemar, hari ini mengumumkan pendanaan pra-Seri A senilai $8 juta. Pendanaan ...

Penurunan Produksi Toyota Akibat Persaingan Tiongkok yang Sengit

News

Penurunan Produksi Global Toyota di Bulan Mei Akibat Persaingan Ketat di Tiongkok

Produksi Global Toyota Turun pada Mei Jakarta (ANTARA) – Toyota Motor Corp melaporkan penurunan produksi global sebesar 4,1% pada Mei ...

black samsung android smartphone on orange table

News

Joe Biden Ungkap Urgensi Pemindahan Ibukota

Presiden Joe Biden menyatakan urgensi pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Ia menyampaikan alasan tersebut saat bertemu ...

Tinggalkan komentar