Pasar Penuh Ketidakpastian, Reksadana Obligasi Bisa Jadi Pilihan

Admin

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dapat diandalkan dalam menghadapi volatilitas pasar. Aset dengan underlying obligasi memberikan imbal hasil stabil saat periode ketidakpastian.

Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM) Antony Dirga menilai, secara umum industri reksadana saat ini masih volatil yang dipengaruhi faktor global terutama kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Faktor kebijakan Trump masih cukup kuat yang menghantui pergerakan pasar.

Dari internal, investor masih menantikan eksekusi Daya Anagata Nusantara (Danantara) bakal seperti apa. Investor terutama asing masih wait and see terhadap badan pengelola investasi nasional Danantara, yang menciptakan arus keluar (outflow) di pasar modal Indonesia.

Baca Juga: Trimegah AM Luncurkan Reksadana Sepak Bola, Wujud Dukungan untuk Sepak Bola Tanah Air

“Sebenarnya (danantara) baik, tapi mungkin investor asing masih outflow, jadi kita sebagai investor domestik selalu dukung pemerintah,” kata Antony dalam peluncuran Reksa Dana Pendapatan Tetap Trimegah Sepak Bola Merah Putih di Jakarta, Kamis (27/2).

Kendati demikian, Antony optimistis terhadap investasi reksadana terkhusus Reksa Dana Pendapatan Tetap Trimegah Sepak Bola Merah Putih yang dikelola Trimegah AM. Produk reksadana sepak bola pertama di Indonesia ini berisikan aset surat utang jangka pendek.

“Reksadana pendapatan tetap ini berisikan surat utang durasi pendek, sehingga tidak terlalu volatil,” imbuh Antony.

PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk dan PT Trimegah Asset Management resmi meluncurkan Reksa Dana Pendapatan Tetap Trimegah Sepak Bola Merah Putih pada Kamis (27/2). Trimegah menggandeng Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia untuk menyumbangkan sebagian pendapatan dari produk Reksa Dana Pendapatan Tetap ini.

Antony berujar, reksadana ini tidak hanya menawarkan potensi pertumbuhan bagi investornya, tetapi juga memberikan kesempatan kepada masyarakat umum dan pecinta sepak bola di tanah air untuk ikut mendukung pengembangan talenta muda dan berkontribusi bagi kesejahteraan para atlet, dalam ekosistem sepak bola Indonesia.

Trimegah AM memasang target awal dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) sebesar Rp 100 miliar – Rp 200 miliar dari produk Reksa Dana Pendapatan Tetap Trimegah Sepak Bola Merah Putih. Sejak dibentuk pada 14 Februari 2025, reksadana ini sudah mengumpulkan AUM sekitar Rp 17 miliar.

Berdasarkan data Infovesta, secara year to date (ytd) hingga 14 Februari 2025, reksadana pendapatan tetap masih mencatatkan return tertinggi sebesar 1.40% ytd, kemudian diikuti reksadana pasar uang yang mampu tumbuh 0,68% secara ytd. Sementara kinerja reksadana saham masih terkoreksi -4,36% ytd dan indeks reksadana campuran koreksi -1,37% ytd.

Baca Juga: Reksadana Saham Kembali Unjuk Gigi Pekan Ini, Berikut 5 Terbaiknya

Di tengah volatilitas pasar global yang masih tinggi, investor disarankan untuk berinvestasi di aset berisiko rendah, misalnya di Surat Berharga Negara (SBN). Produk surat utang memberikan imbal hasil stabil di tengah ketidakpastian.

Head of Fixed Income and Global Financial Markets PT Bank DBS Indonesia, Tony M. Suryo Mulyono mengatakan, volatilitas pasar harus dihadapi dengan perubahan pertimbangan pengelolaan investasi. Terutama, soal horizon waktu, tujuan investasi, profil risiko, dan likuiditas aset.

Di tengah volatilitas pasar, aset dengan imbal hasil yang lebih stabil dalam jangka panjang bisa lebih baik untuk dipertimbangkan oleh investor. Meskipun tumbuhnya dikit, tetapi kalau secara long run lebih menguntungkan.

“Saat ini, obligasi pemerintah merupakan salah satu pilihan investasi konservatif yang dapat membantu investor ritel dalam menghadapi ketidakstabilan pasar,” ujarnya dalam kegiatan Peluncuran M-STOCK Online Retail Bond Mirae Asset Sekuritas dan DBS Indonesia, Kamis (27/2).

Direktur Global Financial Markets PT Bank DBS Indonesia Puneet Punj mengatakan, secara keseluruhan, terlepas dari tantangan eksternal yang ada, pasar obligasi Indonesia di tahun 2025 menawarkan prospek yang menarik bagi para investor. 

“Dukungan kebijakan moneter dan fiskal, serta potensi penurunan suku bunga, diharapkan dapat meningkatkan daya tarik dan imbal hasil investasi di pasar obligasi domestik,” kata Puneet dalam kesempatan yang sama.

Terpopuler

Bantuan TNI Evakuasi Warga Palestina Gaza ke Nusantara

News

Bantuan TNI: 3 Pesawat Evakuasi Warga Palestina dari Gaza ke Indonesia

Panglima TNI Siapkan Pesawat Angkut Korban Palestina Jakarta – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan telah menyiapkan pesawat untuk mengevakuasi ...

Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Padati Jabodetabek

News

Lalu Lintas Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabodetabek

Arus Balik Idul Adha, 154.443 Kendaraan Kembali ke Jabodetabek Jakarta – Sebanyak 154.443 kendaraan tercatat kembali ke wilayah Jabodetabek pada ...

Warga Pati Diingatkan Polda Jatim: Hindari Generalisasi

News

Pemilik Rental Mobil di Pati Tewas Dikeroyok, Awalnya Hanya 3 Angkot

Pemilik Rental Mobil Dikroyok hingga Meninggal Jakarta – Burhanis (52), pemilik rental mobil Mitra Cempaka di Kemayoran, Jakarta Pusat, meregang ...

News

Bangun Komunitas Penggemar Global, Stanly Raih Pendanaan $8 Juta

Los Angeles – Stanly, platform inovatif yang menghubungkan para penggemar, hari ini mengumumkan pendanaan pra-Seri A senilai $8 juta. Pendanaan ...

Penurunan Produksi Toyota Akibat Persaingan Tiongkok yang Sengit

News

Penurunan Produksi Global Toyota di Bulan Mei Akibat Persaingan Ketat di Tiongkok

Produksi Global Toyota Turun pada Mei Jakarta (ANTARA) – Toyota Motor Corp melaporkan penurunan produksi global sebesar 4,1% pada Mei ...

black samsung android smartphone on orange table

News

Joe Biden Ungkap Urgensi Pemindahan Ibukota

Presiden Joe Biden menyatakan urgensi pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Ia menyampaikan alasan tersebut saat bertemu ...

Tinggalkan komentar