Stocknesia – JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menunjukkan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan. Segmen bisnis farmasi, distribusi, dan logistik menjadi pendorong utama perolehan pendapatan di sepanjang tahun 2024. Prospek cerah ini mendorong Panin Sekuritas untuk merevisi rekomendasinya terhadap saham KLBF dari hold menjadi buy.
KLBF berhasil memenuhi target pertumbuhan pendapatan yang telah ditetapkan, yaitu di rentang 6%–7%. Perusahaan mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 32,6 triliun sepanjang tahun 2024, menunjukkan peningkatan sebesar 7,2% secara year on year (yoy).

Baca Juga
“Perlu diperhatikan bahwa kinerja topline hingga akhir tahun 2024 tetap kokoh, didukung oleh pertumbuhan yang terjadi di hampir semua lini bisnis perusahaan,” ungkap Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia, dalam riset yang dirilis pada hari Selasa (8/4).
Laba Kalbe Farma (KLBF) Melonjak 17,12% Menjadi Rp 3,24 Triliun di Tahun 2024
Namun, tidak semua segmen mengalami pertumbuhan. Segmen nutrisi justru mengalami penurunan sebesar 2,2%. Hal ini disebabkan oleh pergeseran preferensi konsumen yang cenderung memilih produk dengan harga yang lebih terjangkau, terutama dalam kategori powder milk.
Secara khusus, kinerja perseroan pada kuartal IV 2024 ditopang oleh segmen bisnis distribusi dan logistik yang berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3 triliun. Ekspansi digital dan pengembangan bisnis, termasuk pemasaran produk dialyzer terbaru, berkontribusi signifikan sehingga segmen ini mampu menyumbang hingga 36% dari total pendapatan kuartalan, meningkat dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya.
Selain itu, pendapatan pada periode ini juga didukung oleh segmen bisnis consumer health yang membukukan pendapatan sebesar Rp 1 triliun, mencerminkan peningkatan sebesar 6,7% secara kuartalan. Kenaikan pendapatan pada segmen ini sejalan dengan peluncuran produk-produk baru, terutama produk dalam kategori preventif.
Kalbe Farma (KLBF) Menargetkan Pertumbuhan Penjualan Sebesar 10% pada Tahun 2025
Menurut Sarkia, kinerja positif dari berbagai segmen bisnis KLBF diperkirakan akan terus menguat, seiring dengan pengembangan fasilitas produksi alat kesehatan dan komersialisasi produk-produk inovatif lainnya.
Beberapa katalis lain juga diyakini akan memberikan outlook positif bagi KLBF. Salah satunya adalah upaya ekspansi dan kemitraan dengan pihak ketiga yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem bisnis perusahaan di masa depan. Namun demikian, potensi ketidakpastian ekonomi juga perlu diwaspadai.
“Kami juga mengantisipasi adanya ketidakpastian ekonomi global, fluktuasi nilai tukar, serta daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih,” jelas Sarkia.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Sarkia menurunkan target harga dari Rp 1.700 menjadi Rp 1.350 per lembar saham, dan mengubah rekomendasi hold menjadi buy.
KLBF Chart by TradingView