Dalam dunia akuntansi, akun antarbank pasiva adalah representasi kewajiban finansial sebuah entitas. Secara sederhana, ini adalah catatan mengenai total dana yang harus dibayarkan perusahaan kepada pihak lain, dan informasi ini biasanya terangkum dalam buku besar perusahaan.
Pasiva, dalam konteks keuangan, merujuk pada pengorbanan finansial yang diperkirakan akan dilakukan oleh sebuah perusahaan di masa mendatang. Lebih spesifik, pasiva seringkali diartikan sebagai utang atau kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan kepada kreditur atau pihak ketiga yang relevan.
Menurut definisi yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasiva mencerminkan jumlah kewajiban suatu bank terhadap bank lain, yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Contohnya adalah akun antar bank aktiva (due to account), sebuah istilah yang lazim digunakan di Amerika Serikat.

Baca Juga
1. Akun antarbank pasiva
Akun antarbank pasiva, bersama dengan akun antar bank aktiva, berfungsi untuk melacak asal-usul dana yang masuk dan ke mana dana tersebut dialokasikan. Buku besar, sebagai sumber utama, menyediakan gambaran lengkap tentang semua akun keuangan dalam suatu perusahaan.
Buku besar merangkum semua akun keuangan, termasuk akun kredit dan debit, serta akun antar bank aktiva dan akun antarbank pasiva, yang sering disebut sebagai akun utang. Ketika sebuah perusahaan menerima barang atau jasa dari pihak ketiga namun belum melakukan pembayaran, perusahaan akan mencatatnya dalam akun antarbank pasiva untuk mengalokasikan dana yang diperlukan untuk pembayaran kepada vendor.
Bank Digital Vs Bank Konvensional, Begini Menurut Dirut BRI
Bank Digital Vs Bank Konvensional, Begini Menurut Dirut BRI
2. Jenis-jenis pasiva
Sama halnya dengan aktiva, pasiva dapat diklasifikasikan berdasarkan jangka waktunya. Terdapat dua kategori utama: pasiva jangka pendek (current liabilities) dan pasiva jangka panjang (long term liabilities). Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing kategori.
1. Pasiva atau utang jangka pendek (current liabilities)
Pasiva atau utang jangka pendek, juga dikenal sebagai pasiva lancar, adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu singkat, biasanya dalam satu tahun pembukuan. Ini berarti perusahaan harus membayar utang atau pasiva kepada kreditur atau pihak ketiga dalam periode tersebut.
2. Pasiva atau utang jangka panjang (long term liabilities)
Jenis pasiva ini memiliki jangka waktu pelunasan yang lebih panjang dibandingkan dengan pasiva jangka pendek. Perusahaan memiliki lebih banyak waktu untuk memenuhi kewajiban pembayarannya.
3. Pasiva jangka panjang
Berikut adalah beberapa contoh utang atau pasiva jangka pendek (current liabilities) yang umum:
- Utang wesel (notes payable), yaitu kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu 1 hingga 3 bulan kepada pemberi pinjaman.
- Utang dagang (account payable), yang timbul akibat pembelian barang atau kebutuhan operasional perusahaan dari supplier.
- Penghasilan yang ditangguhkan (deferred/unearned revenue), yaitu pendapatan yang belum sepenuhnya menjadi milik perusahaan karena adanya kewajiban jasa kepada pihak ketiga.
- Deferred credit, pendapatan yang diterima di awal untuk barang yang belum diterima konsumen atau jasa yang belum dilakukan, sehingga dianggap sebagai utang.
- Beban yang harus dibayarkan (accrued interest payable), seperti beban upah dan biaya sewa yang belum dibayarkan.
- Utang gaji (salaries payable), yaitu sejumlah kewajiban yang harus dibayarkan kepada karyawan namun belum dapat dipenuhi oleh perusahaan.
- Utang dividen (dividends payable), yaitu laba perusahaan dalam bentuk saham yang belum dapat dibayarkan kepada para pemilik saham.
- Utang pajak (tax payable), yaitu kewajiban atas setiap pajak di seluruh aset yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
Aplikasi BSI Mobile, Cara Simpel Daftar Akun dan Keuntungannya
Aplikasi BSI Mobile, Cara Simpel Daftar Akun dan Keuntungannya
4. Pasiva jangka panjang
Berikut adalah beberapa contoh akun pasiva atau utang jangka panjang (long term liabilities):
- Utang bank (loan bank), yaitu pinjaman yang digunakan sebagai modal perusahaan dari bank tertentu. Biasanya digunakan untuk keperluan strategis seperti penggabungan perusahaan atau ekspansi bisnis.
- Utang hipotik (mortgages payable), yaitu pinjaman dengan jaminan berupa harta atau aset tetap milik perusahaan.
- Utang obligasi (bond payable), yaitu kewajiban perusahaan yang timbul akibat penerbitan dan penjualan obligasi.
- Kredit noveltasi (long term loan), yaitu pinjaman yang diperoleh dari lembaga keuangan atau bank dalam jangka waktu yang panjang.
- Utang berdurasi (subordinated loan), yaitu surat utang yang merupakan kewajiban dari para pemegang saham dalam perusahaan induk yang tidak berbunga.
- Utang sewa dana (payable lease), yaitu pinjaman untuk membeli aset yang berasal dari perusahaan asing dengan sistem pembayaran cicilan dalam jangka waktu yang lama.
- Utang pemegang saham (holding company loan), yaitu kewajiban yang diberikan kepada anak perusahaan baru dari perusahaan induk sebagai modal awal.
Secara umum, pasiva atau utang dalam perusahaan seringkali dianggap sebagai beban finansial karena membutuhkan pengeluaran uang. Namun, jika dilihat dari sisi positifnya, misalnya dengan melakukan pinjaman dari bank untuk ekspansi perusahaan, hal ini dapat dilihat sebagai investasi yang berpotensi meningkatkan laba.
Ketika perusahaan melakukan strategi ekspansi atau penggabungan, peluang untuk meningkatkan laba akan semakin besar. Contoh lainnya adalah pasiva untuk keperluan operasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produktif sehingga menghasilkan lebih banyak barang atau jasa.
Transfer Antarbank Gratis, Flip.id Gandeng Bank DBS Indonesia
Transfer Antarbank Gratis, Flip.id Gandeng Bank DBS Indonesia