HONG KONG, KOMPAS.com – Pasar modal di kawasan Asia Pasifik menunjukkan sinyal positif dengan ditutup menguat pada hari Selasa (8 April 2025).
Kinerja bursa saham di wilayah Asia Pasifik berhasil pulih dari sentimen negatif sesi sebelumnya, yang dipicu oleh kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump beserta ancaman peningkatan tarif terhadap produk-produk asal China.

Baca Juga
Berdasarkan laporan dari CNBC, indeks saham S&P/ASX 200 Australia mencatatkan kenaikan sebesar 2,27 persen dan berakhir pada posisi 7.510.
Baca juga: Simak, Prospek Saham BBCA saat IHSG Sempat Trading Halt
Sementara itu, indeks saham Nikkei 225 Jepang mengalami penguatan signifikan sebesar 6,03 persen, menutup hari di level 33.012,58. Indeks saham Topix juga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 6,26 persen, mengakhiri sesi perdagangan pada posisi 2.432,02.
Indeks saham Kospi Korea Selatan juga terpantau naik sebesar 0,26 persen dan ditutup pada level 2.334,23, sementara indeks saham Kosdaq menguat 1,1 persen dan berakhir pada posisi 658,45.
Indeks saham Hang Seng Hong Kong menunjukkan penguatan lebih dari 1,51 persen dan ditutup pada level 20.127,68, sementara Indeks Hang Seng Tech melonjak sebesar 4,49 persen.
Sebelumnya, pasar saham Hong Kong mencatatkan penurunan terdalam di kawasan Asia Pasifik pada hari Senin (7 April 2025). Data dari FactSet menunjukkan bahwa indeks Hang Seng mengalami penurunan signifikan lebih dari 13 persen, menandai penurunan harian terbesar sejak tahun 1997.
Baca juga: IHSG Anjlok, Taspen Sebut Siap Beli Saham Fundamental Baik
Adapun indeks saham CSI 300 China mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen, menutup hari pada posisi 3.650,76.
Pada hari sebelumnya, Trump melontarkan ancaman pengenaan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap China jika Beijing tidak membatalkan bea masuknya atas impor dari AS.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mengalami penurunan lebih dari 7,87 persen setelah perdagangan kembali dibuka pasca implementasi trading halt atau penghentian sementara perdagangan di bursa.
Indeks saham Vietnam turun sebesar 6,48 persen setelah perdagangan dilanjutkan usai periode libur. Indeks acuan SET Thailand juga mengalami penurunan ke level terendah sejak Maret 2020, menurut data yang dihimpun dari LSEG.
Baca juga: IHSG Hari Ini Tertekan, Apakah Waktunya Investor Akumulasi Saham?
Trump mempertahankan strategi tarif impor yang agresif selama akhir pekan, dengan penerapan tarif unilateral awal sebesar 10 persen yang mulai berlaku pada tanggal 5 April 2025.
Pelaku pasar di Wall Street menantikan adanya indikasi kemajuan dalam negosiasi antara AS dan negara-negara lain, dengan tarif timbal balik yang dijadwalkan mulai berlaku pada tanggal 9 April.
“Pasar saham Asia mengalami salah satu kekalahan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, terperosok ke level terendah dalam beberapa tahun dalam satu hari yang ditandai dengan kepanikan dan ketidakpastian,” ungkap Murthy Grandhi, seorang analis profil perusahaan di perusahaan data dan analitik GlobalData.
“Ketakutan akan perang dagang baru telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global, meruntuhkan kepercayaan investor yang sudah rapuh,” lanjutnya.
Baca juga: IHSG Tertekan, BP Jamsostek: Momen Emas untuk Membeli Saham dengan Harga Murah
Grandhi menambahkan bahwa arah pergerakan bursa saham ke depan sangat bergantung pada kejelasan kebijakan dan upaya-upaya diplomatik yang dilakukan.