Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa pelanggan setia tiba-tiba berhenti menggunakan produk atau layananmu? Atau mungkin kamu merasa bingung karena jumlah pelanggan baru gak sebanding dengan yang pergi?
Nah, inilah yang disebut dengan customer turnover atau kehilangan pelanggan. Fenomena ini bisa menjadi alarm bagi bisnismu kalau gak ditangani dengan baik.
Customer turnover adalah ukuran seberapa banyak pelanggan yang berhenti menggunakan produk atau layanan dalam periode tertentu. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti pengalaman pelanggan yang kurang memuaskan, harga yang gak kompetitif, atau bahkan persaingan dengan merek lain.

Baca Juga
Kabar baiknya, ada strategi yang bisa kamu terapkan untuk mengurangi customer turnover dan mempertahankan pelanggan setia. Yuk, simak penjelasannya!
Baca Juga: 5 Trik Maksimalkan Penjualan dengan Customer Relationship Management
Baca Juga: 5 Trik Maksimalkan Penjualan dengan Customer Relationship Management
1. Apa itu customer turnover?
Customer turnover, atau sering disebut juga customer attrition, adalah kondisi ketika pelanggan berhenti berinteraksi dengan bisnismu setelah periode tertentu. Ini bisa berarti mereka berhenti berlangganan, gak lagi membeli produk, atau beralih ke kompetitor.
Customer turnover diketahui merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur loyalitas dan kepuasan pelanggan. Dengan memahami angka ini, kamu bisa mengevaluasi kinerja bisnis dan mencari cara untuk meningkatkan retensi pelanggan.
2. Mengapa customer turnover penting untuk dipahami?
Memahami customer turnover bukan sekadar menghitung berapa banyak pelanggan yang pergi. Ada beberapa alasan mengapa hal ini penting:
-
Membantu proyeksi penjualan dan anggaran
Dengan mengetahui tingkat kehilangan pelanggan, kamu bisa memprediksi penjualan di masa depan. Jika angka turnover tinggi, artinya kamu perlu meningkatkan penjualan baru untuk menutupi kerugian.
-
Menghemat biaya
Menarik pelanggan baru biasanya lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan lama. Dengan mengurangi turnover, kamu bisa mengalokasikan dana marketing dengan lebih efisien.
-
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan bisnis
Tingkat turnover bisa menjadi cerminan dari kepuasan pelanggan. Apabila banyak pelanggan yang pergi, mungkin ada masalah dengan produk, layanan, atau pengalaman pelanggan yang perlu diperbaiki.
-
Meningkatkan retensi pelanggan
Pelanggan yang setia adalah aset berharga bagi bisnis apa pun. Dengan memahami turnover, kamu bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan mereka.
Baca Juga: 12 Cara Menghadapi Customer yang Marah Tanpa Ikut Terbawa Emosi
Baca Juga: 12 Cara Menghadapi Customer yang Marah Tanpa Ikut Terbawa Emosi
3. Penyebab customer turnover
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan pelanggan memutuskan untuk pergi:
-
Pengalaman pelanggan yang buruk
Pelanggan yang merasa gak dihargai atau mengalami layanan yang buruk cenderung beralih ke kompetitor. Sebaliknya, pengalaman positif bisa membuat mereka kembali dan bahkan merekomendasikan bisnismu ke orang lain.
-
Harga yang gak kompetitif
Harga sering kali menjadi pertimbangan utama bagi pelanggan. Kalau produkmu dinilai terlalu mahal atau gak sebanding dengan kualitasnya, mereka mungkin akan mencari alternatif lain.
-
Kualitas produk yang kurang memuaskan
Pelanggan akan pergi jika merasa produkmu gak lagi dibutuhkan atau memiliki masalah. Misalnya, software yang sering error bisa membuat pelanggan kehilangan kepercayaan.
-
Persaingan dengan merek lain
Kompetitor yang menawarkan harga lebih murah, promo menarik, atau fitur unggulan bisa menjadi alasan pelanggan beralih.
4. Cara menghitung customer turnover rate
Menghitung customer turnover rate cukup sederhana. Berikut langkah-langkahnya:
- Pilih periode waktu yang ingin kamu analisis (misalnya, satu bulan atau satu kuartal).
- Hitung jumlah pelanggan di awal periode.
- Hitung jumlah pelanggan di akhir periode.
- Kurangi jumlah pelanggan di akhir periode dengan jumlah pelanggan di awal periode, lalu bagi dengan jumlah pelanggan di awal periode.
Contoh:
Jumlah pelanggan awal: 10.000
Jumlah pelanggan akhir: 8.500
Customer turnover rate: (10.000 – 8.500) / 10.000 = 15%
Artinya, 15 persen pelangganmu berhenti menggunakan produk atau layanan dalam periode tersebut.
5. Strategi mengurangi customer turnover
Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk mengurangi customer turnover:
-
Kumpulkan feedback secara rutin
Feedback dari pelanggan adalah sumber informasi berharga untuk memahami alasan di balik turnover. Untuk mendapatkan feedback ini, kamu bisa lakukan survei atau wawancara secara berkala.
-
Tingkatkan kepuasan pelanggan
Fokus pada pengalaman pelanggan, mulai dari layanan pelanggan yang ramah hingga kemudahan dalam bertransaksi.
-
Hargai feedback pelanggan
Jangan abaikan keluhan atau saran dari pelanggan. Tunjukkan bahwa kamu peduli dan berusaha memperbaiki diri.
-
Komunikasi yang personal
Pelanggan umumnya sangat senang ketika diperlakukan secara personal. Kamu bisa menggunakan data pelanggan untuk menyesuaikan komunikasi dan penawaran agar lebih tepat sasaran.
-
Perhatikan setiap interaksi pelanggan
Dari awal hingga akhir, pastikan pelanggan merasa nyaman dan terbantu. Ini berlaku baik untuk bisnis fisik maupun digital.
-
Selesaikan masalah pelanggan dengan cepat
Jika ada keluhan, segera tangani. Intervensi yang tepat waktu bisa mencegah pelanggan pergi.
-
Libatkan karyawan dalam upaya retensi
Karyawan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan bisa memberikan insight berharga. Beri mereka wewenang untuk mengambil langkah-langkah retensi.
Customer turnover adalah tantangan yang pasti dihadapi oleh setiap bisnis. Namun, dengan memahami penyebabnya dan menerapkan strategi yang tepat, kamu bisa mengurangi angka turnover dan mempertahankan pelanggan setia.
Ingat, pelanggan yang bahagia adalah kunci kesuksesan bisnis. Jadi, mulailah fokus pada pengalaman mereka dan jadikan bisnismu tempat yang selalu mereka inginkan untuk kembali.
Dengan langkah-langkah di atas, kamu gak hanya bisa mengurangi customer turnover, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. Selamat mencoba!
Baca Juga: Beda Consumer dan Customer: Mana yang Lebih Penting bagi Bisnismu?
Baca Juga: Beda Consumer dan Customer: Mana yang Lebih Penting bagi Bisnismu?