“`html
Stocknesia, Jakarta – Menanggapi pemberitaan mengenai Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang dikabarkan mendapat teguran dari wakil presiden karena penutupan perusahaan yang diduga terkait mafia beras, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Moch. Arief Cahyono, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada masa jabatan Amran sebelumnya.
“Pernyataan Bapak Menteri dalam rekaman video tersebut mengacu pada pengalaman pribadinya di masa lalu, saat beliau mengemban amanah sebagai Menteri Pertanian,” jelas Arief dalam keterangan tertulis yang dirilis pada hari Jumat, 18 April 2025. Arief merujuk pada pidato Amran yang disampaikan dalam acara wisuda Universitas Hasanuddin, Makassar, pada Kamis, 10 April 2025.

Baca Juga
Menurut Arief, Amran memandang teguran yang diterimanya kala itu sebagai sebuah kritik membangun yang bernilai positif. Teguran tersebut, lanjutnya, menjadi pengingat bagi Amran untuk lebih berhati-hati dan bijaksana dalam mengambil keputusan strategis, terutama yang berkaitan dengan kebijakan pangan nasional.
Melalui pengalamannya tersebut, Arief menuturkan, Amran ingin menyampaikan bahwa dengan dukungan penuh dari Presiden dan Wakil Presiden, ia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas dalam membela kepentingan petani dan menjaga kedaulatan pangan nasional. Arief menegaskan bahwa Amran menjunjung tinggi prinsip keberpihakan kepada petani dan tidak akan gentar dalam memberantas praktik-praktik mafia pangan, meskipun menghadapi risiko yang besar.
Arief mengklaim bahwa di bawah kepemimpinan Amran, Kementerian Pertanian, bekerja sama dengan aparat penegak hukum, telah berhasil mengungkap sebanyak 784 kasus yang melibatkan mafia pangan sejak era Presiden Joko Widodo. Kasus-kasus tersebut meliputi berbagai sektor, mulai dari pupuk, hortikultura, peternakan, hingga beras. Dari total kasus tersebut, sebanyak 411 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, di internal kementerian, 1.500 pegawai telah mendapatkan sanksi berupa demosi dan mutasi karena terbukti melakukan pelanggaran disiplin dan integritas.
Arief menekankan bahwa upaya pemberantasan korupsi dan praktik mafia pangan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan yang kuat dari Presiden dan Wakil Presiden. Ia mengklaim bahwa Presiden ke-7 Joko Widodo dan Presiden ke-8 Prabowo Subianto, beserta wakil presiden masing-masing, memiliki komitmen yang sama untuk memerangi mafia pangan. “Siapa pun yang terbukti merugikan petani—baik itu mitra kerja, pengamat, maupun pegawai internal—akan ditindak tegas tanpa kompromi,” tegas Arief.
Sebelumnya, Amran mengungkapkan bahwa dirinya pernah ditegur oleh seorang wakil presiden karena telah menutup perusahaan yang dimiliki oleh mafia beras. Namun, ia tidak menyebutkan secara spesifik nama wakil presiden yang dimaksud, maupun kapan teguran tersebut diberikan. Sepupu dari pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad, yang dikenal sebagai Haji Isam, itu hanya menyatakan bahwa ia mendapat teguran karena perusahaan mafia beras tersebut dimiliki oleh para pemain besar di industri tersebut.
“Saya juga, kami pernah ditegur wakil presiden. Gara-gara ada mafia beras kami tutup perusahaannya ternyata semuanya adalah pemimpin besar di dalamnya,” ungkap Amran dalam sebuah video yang dipantau melalui kanal Youtube Universitas Hasannudin pada Jumat, 18 April 2025.
Amran mengaku sempat dimarahi karena keputusannya menutup perusahaan tersebut. Namun, ia justru menyampaikan rasa terima kasih atas teguran yang diberikan. Ia menambahkan bahwa dirinya telah berkomitmen untuk menutup perusahaan tersebut karena dinilai melanggar regulasi yang berlaku. “Kami dimarahi. Kami berterima kasih. Kami katakan yang penting kami sudah tutup karena melanggar regulasi di republik ini,” ujarnya.
Tempo telah berupaya untuk mengkonfirmasi identitas wakil presiden dan perusahaan yang dimaksud kepada Amran, namun hingga saat ini belum mendapatkan respons. Tempo juga telah mencoba menghubungi Staf Khusus Wakil Presiden, Tina Talisa, untuk meminta konfirmasi mengenai pernyataan Amran tersebut, namun belum mendapatkan jawaban.
Hendrik Yaputra turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Terpopuler: Sri Mulyani Sampaikan Perintah Jokowi, Tito Karnavian Bilang Ubi dan Syahrul Yasin Limpo Sebut Sagu
“`