JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), investor senior Lo Kheng Hong justru melihat peluang besar bagi para investor. Ia menyebut kondisi ini sebagai “hujan emas” yang sebaiknya dimanfaatkan dengan bijak.
“Dana asing kabur, harga saham blue chip turun banyak. Artinya sedang terjadi hujan emas di Bursa Efek Indonesia. Ambillah ember yang besar untuk menampung hujan emas di sana,” ujar Lo Kheng Hong kepada Kompas.com, Sabtu (1/3/2025).

Baca Juga
Sepanjang pekan ini, IHSG mencatatkan penurunan sebesar 7,83 persen dan ditutup di level 6.270,597. Kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan 7,68 persen menjadi Rp 10,88 triliun dari sebelumnya Rp 11.786 triliun.
Baca juga: IHSG Terkoreksi Cukup Dalam, Simak Pesan Lo Kheng Hong untuk Investor
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai bahwa penurunan IHSG berkaitan erat dengan kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Menurutnya, kebijakan Trump saat ini sangat bullish terhadap ekonomi AS, yang menyebabkan dampak signifikan terhadap pasar modal di negara-negara lain, termasuk Indonesia.
“Presiden AS Donald Trump sedang mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi yang sangat bullish untuk AS,” jelas Erick saat ditemui di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (1/3/2025).
Ia juga menambahkan bahwa AS tengah menjalankan strategi untuk tetap menjadi ekonomi terbesar di dunia tanpa disusul oleh China.
Sementara itu, kondisi pasar domestik juga dipengaruhi oleh keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham Indonesia dalam MSCI dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).
Pelemahan ini dikaitkan dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang melemah serta menurunnya profitabilitas sektor siklikal.
Baca juga: Jurus Lo Kheng Hong Berburu Cuan dari Pasar Modal
Dikutip dari Stockbit, investor asing tercatat melakukan aksi jual senilai Rp 2,91 triliun pada perdagangan yang berakhir Jumat (28/2/2025), setelah sebelumnya mencatatkan aksi jual sebesar Rp 1,88 triliun pada Kamis (27/2/2025).
Meski demikian, Lo Kheng Hong menegaskan bahwa kondisi ini justru merupakan kesempatan bagi investor jangka panjang.
Dikenal sebagai penggemar saham undervalued, ia selalu melihat potensi di balik harga saham yang terdiskon.
“Jangan takut saat harga turun. Justru di sinilah kesempatan membeli saham dengan harga murah dan nilai intrinsik yang baik,” katanya.
Baca juga: Lo Kheng Hong Sebut Wonderful Company Saham Ideal, BNI Jadi Contoh
Pemerintah pun, menurut Erick Thohir, berharap kehadiran Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dapat menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia.
Ia menuturkan bahwa Danantara memiliki potensi untuk mengangkat kepercayaan investor terhadap IHSG.
“Harusnya bisa (jadi sentimen positif IHSG), tetapi perlu waktu,” ujarnya.
Erick yang juga Ketua Dewan Pengawas BPI Danantara imenegaskan bahwa pihaknya tidak bisa melawan persepsi yang saat ini membandingkan Danantara dengan Sovereign Wealth Fund yang dinilai kurang baik.
“Itu salah besar, nanti kita buktikan saja,” imbuhnya.
Meskipun IHSG sedang mengalami tekanan, optimisme masih ada bagi investor yang melihat peluang di tengah ketidakpastian pasar. Dengan strategi yang tepat, momen seperti ini bisa menjadi kesempatan emas bagi mereka yang berpikir jangka panjang.
Baca juga: Erick Thohir Yakin Danantara Bisa Jadi Sentimen Positif IHSG