Stocknesia, Jakarta – Kabar menggembirakan datang dari PT Tempo Inti Media Tbk. (TMPO). Perusahaan media ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan, melonjak dari Rp 1,51 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp 2,18 miliar pada tahun 2024. Pencapaian ini setara dengan peningkatan sebesar 44,37 persen. Sementara itu, dari sisi pendapatan, TMPO berhasil membukukan angka sebesar Rp 253,78 miliar pada tahun 2024, naik 17,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 216,76 miliar.
Menurut Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk., Arif Zulkifli, peningkatan kinerja ini didorong oleh dua faktor utama: efisiensi operasional dan peningkatan pendapatan dari bisnis percetakan Tempo.

Baca Juga
“Penurunan pendapatan dari Divisi Iklan berhasil kami atasi dengan pertumbuhan pendapatan yang sangat memuaskan dari lini sirkulasi digital dan sirkulasi cetak,” jelas Arif dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Kamis, 17 April 2025.
Arif menambahkan bahwa, meskipun Tempo dikenal karena posisinya yang kerap kritis terhadap pemerintah, perusahaan tetap mampu bertahan dan berkembang berkat dukungan kuat dari para pelanggan setianya.
Selama tahun 2024, sirkulasi cetak (oplah) produk jurnalistik Tempo menunjukkan pertumbuhan sebesar 13 persen dibandingkan tahun 2023. Tak kalah menggembirakan, sirkulasi digital (pelanggan) juga mengalami kenaikan, tumbuh sebesar 43 persen dibandingkan periode yang sama.
Secara rinci, kenaikan pendapatan tersebut dikontribusikan oleh beberapa sektor. Pendapatan majalah dan iklan majalah mengalami peningkatan menjadi Rp 123,49 miliar dari Rp 121,22 miliar pada tahun 2023 (naik 1,87 persen). Kemudian, pendapatan dari barang cetakan melonjak menjadi Rp 83,48 miliar dari Rp 45,33 miliar (naik 84,16 persen). Jasa rumah kreatif juga mencatatkan pertumbuhan positif, naik menjadi Rp 11,22 miliar dari Rp 8,4 miliar (naik 33,57 persen). Serta, TV Tempo mengalami pertumbuhan pendapatan yang paling signifikan, naik menjadi Rp 8,38 miliar dari Rp 3,92 miliar (naik 113,77 persen).
Di sisi lain, beberapa lini bisnis mengalami penurunan pendapatan. Bisnis penyelenggara acara turun dari Rp 19,47 miliar menjadi Rp 15,22 miliar (turun 21,82 persen). Rombak Media turun dari Rp 8,92 miliar menjadi Rp 8,03 miliar (turun 9,97 persen). Koran dan iklan koran mengalami penurunan signifikan dari Rp 7,26 miliar menjadi Rp 2,14 miliar (turun 70,52 persen). Pendapatan sewa turun dari Rp 1,19 miliar menjadi Rp 1,14 miliar (turun 4,2 persen), dan pendapatan dari penjualan kertas turun dari Rp 837,84 juta menjadi Rp 550,23 juta (turun 34,32 persen).
Arif menjelaskan bahwa selama ini terdapat asumsi bahwa peningkatan sirkulasi digital akan menyebabkan penurunan sirkulasi cetak. Namun, data tahun 2024 menunjukkan hal yang sebaliknya, di mana keduanya justru mengalami peningkatan. “Pencapaian positif di tahun 2024 ini membuktikan bahwa perubahan besar di Tempo melalui single brand berada di jalur yang benar, on the right track,” tegas Arif.
Selain itu, Arif juga menyoroti keberhasilan lini bisnis digital Tempo dalam meningkatkan keuntungan perusahaan. Lini bisnis ini mencakup TV Tempo, Tempo Data Science, dan Tempo Institute.
Arif menambahkan bahwa, selain berinvestasi dalam infrastruktur fisik dan teknologi, Tempo juga memberikan perhatian besar pada investasi sumber daya manusia. Sepanjang tahun lalu, Tempo telah merekrut 74 karyawan baru.
Karyawan baru ini terdiri dari 22 orang di bidang pemasaran, 21 orang di bidang redaksi, 13 orang di bidang produksi, dan 10 orang di bidang teknologi informasi. Arif berharap investasi ini akan semakin memacu pertumbuhan pendapatan Tempo di masa mendatang.
Pilihan Editor: Garuda Menyiapkan 14 Pesawat untuk Bawa 90 Ribu Jemaah Haji