Jakarta, IDN Times – Gelombang iklan makanan tidak sehat atau junk food gencar dilakukan oleh sejumlah merek makanan terkemuka di Inggris. Fenomena ini dilaporkan sebagai upaya mendahului pemberlakuan regulasi anyar yang bertujuan untuk menanggulangi masalah obesitas yang semakin meresahkan. Berdasarkan data terkini, tercatat peningkatan signifikan sebesar 26 persen pada belanja iklan di tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total investasi mencapai 420 juta poundsterling atau setara dengan Rp9,2 triliun.
Lonjakan pengeluaran iklan ini terjadi hanya beberapa bulan menjelang implementasi aturan baru yang dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Oktober 2025. Regulasi tersebut akan memberlakukan pembatasan iklan makanan dengan kandungan lemak, gula, dan garam tinggi (tinggi GGL) di televisi sebelum pukul 21.00, serta pelarangan iklan berbayar secara daring. Inisiatif ini digulirkan sebagai langkah protektif untuk melindungi anak-anak dari pengaruh pemasaran yang dapat membentuk preferensi makanan mereka sejak usia dini, mengingat angka obesitas yang terus mengalami peningkatan.
1. Gelombang Promosi Makanan Kurang Sehat Meningkat Tajam

Baca Juga
Pada tahun sebelumnya, terjadi peningkatan tajam dalam penjualan makanan ringan, termasuk cokelat, kue, dan keripik, dengan tambahan 45,4 juta kemasan terjual dari merek-merek ternama. Kenaikan ini menunjukkan strategi agresif yang diterapkan oleh perusahaan makanan dalam memanfaatkan momentum sebelum regulasi yang lebih ketat diberlakukan.
“Kita menyaksikan semacam ‘pesta perpisahan’ iklan makanan tidak sehat sebelum aturan baru diberlakukan, yang semakin menegaskan bahwa pendekatan sukarela dalam pengendalian iklan tidak efektif,” ungkap Katharine Jenner, Direktur Obesity Health Alliance, menyampaikan kekhawatirannya.
Menurut Jenner, perusahaan menggunakan berbagai teknik pemasaran yang semakin canggih untuk memastikan produk tidak sehat mereka tetap menjadi sorotan utama, yang pada akhirnya memengaruhi pilihan makanan anak-anak.
Kenapa Merek Fashion Lokal Sulit Bersaing? Ini 4 Alasannya
Kenapa Merek Fashion Lokal Sulit Bersaing? Ini 4 Alasannya
2. Strategi Baru Perusahaan Makanan dalam Beriklan
Perusahaan makanan saat ini mengalihkan fokus mereka ke taktik pemasaran alternatif, seperti iklan luar ruangan, podcast, dan kolaborasi dengan influencer media sosial, yang saat ini belum tercakup dalam regulasi baru. Pendekatan ini menyerupai strategi yang sebelumnya digunakan oleh industri tembakau, dengan menekankan pada logo dan nama merek tanpa secara eksplisit menampilkan produk tertentu.
“Perusahaan berupaya mengakali dampak regulasi dengan cara yang cerdik dan inovatif, namun pada akhirnya, hal ini justru memperburuk masalah obesitas,” ujar Chris van Tulleken, seorang dokter dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) sekaligus akademisi dari University College London.
Tulleken menambahkan bahwa cakupan regulasi saat ini hanya mencakup kurang dari dua pertiga dari total makanan tidak sehat berdasarkan pedoman gizi yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Implikasi terhadap Kesehatan Masyarakat
Obesitas telah menjadi isu kesehatan yang serius di Inggris. Data dari NHS pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 28 persen orang dewasa di Inggris diklasifikasikan sebagai obesitas. Lebih lanjut, dua pertiga kalori yang dikonsumsi oleh masyarakat Inggris berasal dari makanan olahan atau ultra-olahan, yang berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung.
Regulasi baru ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi kalori anak-anak sebanyak 7,2 miliar per tahun, serta mencegah sekitar 20 ribu kasus obesitas pada anak-anak. Namun, tanpa adanya aturan yang lebih ketat yang mencakup seluruh platform iklan, kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, akan terus terancam.
“Langkah-langkah yang lebih tegas dan komprehensif sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan generasi mendatang,” tegas Jenner.
5 Strategi Sehat Mengurangi Keinginan Makan Junk Food, Terapkan!
5 Strategi Sehat Mengurangi Keinginan Makan Junk Food, Terapkan!