Jakarta, IDN Times – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan kode saham BRIS tumbuh 0,99 persen ke level Rp3.070 pada penutupan perdagangan pada Selasa (19/2/2025). Posisi saham ini naik 4,78 persen sepanjang Februari 2025.
Sementara jika dilihat secara year to date (ytd), level saham BRIS tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp12,45 persen.
1. Kinerja saham sejalan dengan inflow dari investor

Baca Juga
Head of Investor Relation BSI Rizky Budinanda menjelaskan, bahwa kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan inflow dari investor asing sebesar Rp317 miliar sepanjang 2025. Ekspektasi kinerja positif perseroan didorong oleh diterbitkan perluasan bisnis BSI oleh regulator yakni bullion bank.
“BSI mendapatkan izin dari OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bullion dan hal ini menjadi dasar (legal standing) bagi perseroan untuk mulai menjalankan bisnis bullion bank,” jelas Rizky dalam keterangannya, Rabu (19/2/2025).
Adapun izin usaha bullion untuk BSI diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (12/2/2025) untuk produk Perdagangan Emas dan Penitipan Emas.
Kegiatan usaha bullion berdasar POJK No 17 Tahun 2024 adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga jasa keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.
Baca Juga: 3 Produk Tabungan di Bank yang Cocok buat Pemula, Kenalan yuk!
Baca Juga: 3 Produk Tabungan di Bank yang Cocok buat Pemula, Kenalan yuk!
2. Kinerja bisnis emas BSI
BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang 2024. Bank syariah terbesar di Tanah Air ini, mampu membukan laba bersih Rp7,01 triliun, atau tumbuh 22,83 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
“Bisnis BSI tersebut terdorong oleh antusiasme nasabah kaum muda yang tinggi dalam berinvestasi emas,” tuturnya.
3. Bisnis emas naik hingga 78,18 persen
Ia menjelaskan, bisnis emas perseroan tercatat naik 78,18 persen secara tahunan. Di mana produk cicil emas menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42 persen secara yoy ke angka Rp6,4 triliun.
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3 persen secara tahunan ke angka Rp6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0 persen.
“Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar,” tegasnya.
Dengan adanya perluasan bisnis ini diharapkan menjadi peluang baru bagi BSI untuk diversifikasi produk emas. Saat ini perseroan telah memiliki bisnis emas yakni Cicil Emas dan Gadai Emas.
“Kedepannya dengan adanya izin ini, perseroan akan semakin ekspansif mendorong bisnis emas secara ekosistem dari hulu ke hilir. Kami berharap BSI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah yang berkaitan dengan emas,”tegasnya.
Baca Juga: BSI-Pegadaian Jadi Bank Emas Pertama RI, Bisa Serap 800 Ribu Pekerja
Baca Juga: BSI-Pegadaian Jadi Bank Emas Pertama RI, Bisa Serap 800 Ribu Pekerja