Stocknesia JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa masih terdapat 29 perusahaan yang berpotensi menjadi emiten baru dan sedang dalam tahap persiapan pencatatan saham. Akan tetapi, satu perusahaan dikabarkan menangguhkan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) mereka di tahun 2025 ini.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, penundaan IPO tersebut disebabkan perusahaan yang bersangkutan memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan pembenahan dan penyesuaian dokumen-dokumen yang dipersyaratkan. Sayangnya, nama calon emiten yang menunda proses IPO ini tidak diungkapkan secara gamblang oleh pihak bursa.

Baca Juga
“Sejauh tahun 2025 berjalan, terdapat satu calon perusahaan yang memutuskan untuk menunda proses penawaran umum perdana mereka karena alasan membutuhkan waktu tambahan untuk menyelesaikan penyesuaian dokumen,” jelas Nyoman pada hari Kamis, 8 Mei 2025.
: BEI Mengungkapkan Ada 2 Perusahaan Besar yang Akan IPO Tahun Ini
Di sisi lain, PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) telah resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan BEI pada hari ini. Perusahaan yang bergerak di sektor pelayanan kesehatan ini menjadi salah satu dari sejumlah emiten baru yang sukses melakukan debutnya di pasar modal tahun ini.
DKHH menjadi perusahaan ke-14 yang berhasil mencatatkan saham atau listing di tahun 2025, dengan total dana yang berhasil dikumpulkan melalui IPO mencapai angka Rp69,96 miliar.
Dengan resminya pencatatan saham DKHH, Nyoman menjelaskan bahwa masih ada 29 perusahaan yang sedang mengantri untuk melakukan IPO di BEI. Mayoritas perusahaan tersebut berasal dari kelompok usaha dengan skala aset menengah hingga besar.
“Kami ingin menyampaikan bahwa saat ini masih terdapat 29 calon perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Sebagian besar dari perusahaan-perusahaan ini berada dalam kategori aset skala menengah dan besar,” ungkapnya.
Menurut data dari BEI, sebagian besar calon emiten yang berada dalam pipeline berasal dari sektor *consumer non-cyclicals*, diikuti oleh sektor keuangan, kesehatan, consumer cyclicals, industri, energi, serta transportasi dan logistik.
: Update Terbaru Rencana IPO e-Wallet Dana
Berdasarkan skala aset, tercatat bahwa 3 perusahaan dalam pipeline memiliki aset di bawah Rp50 miliar, 17 perusahaan memiliki aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan 10 perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan besar dengan total aset di atas Rp250 miliar.
Sementara itu, sepanjang tahun 2025, sudah ada 14 perusahaan yang secara resmi tercatat di BEI. Dari jumlah tersebut, perolehan dana IPO terbesar diraih oleh PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK), yang merupakan anak perusahaan dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI).
Perusahaan yang memiliki afiliasi dengan konglomerat Sugianto Kusuma, yang juga dikenal sebagai Aguan, berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp2,3 triliun.