JAKARTA, KOMPAS.com – Data terbaru dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah investor pasar modal. Hingga tanggal 8 April 2025, tercatat total 15,88 juta investor yang berpartisipasi di pasar modal Indonesia.
Menurut Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, angka ini mencerminkan penambahan sebanyak 1 juta investor sejak awal tahun 2025.

Baca Juga
“Secara khusus, untuk investor saham yang teridentifikasi melalui SID (Single Investor Identification) saham yang datanya tersimpan di KSEI, per tanggal 8 April 2025, jumlahnya mencapai 6.744.128 investor saham. Ini berarti ada peningkatan sebanyak 362.684 investor saham,” jelasnya di Gedung BEI, seperti dikutip pada Kamis (10/4/2025).
Lebih lanjut, ia menyoroti fenomena menarik, yaitu selama periode libur perdagangan bursa yang berlangsung dari 28 Maret hingga 8 April, terjadi penambahan sebanyak 38.676 investor saham.
Baca juga: Peluang Cuan Saat IHSG Tertekan, Saham-saham Sektor Ini Bisa Dikoleksi
“Artinya, lebih dari 10 persen dari total pencapaian penambahan investor sejak awal tahun hingga hari ini terjadi justru selama masa libur tersebut,” tambahnya.
Jeffrey mengindikasikan bahwa selama libur Lebaran, di tengah volatilitas pasar saham global yang cukup tinggi, terjadi lonjakan signifikan dalam jumlah investor saham.
“Apakah ini diinterpretasikan oleh masyarakat sebagai sebuah peluang? Tentunya, kami tidak bisa memberikan interpretasi pasti,” ungkap Jeffrey.
Dia juga menambahkan, bahwa selama periode liburan, salah satu perusahaan sekuritas berhasil mencatat penambahan investor antara 10.000 hingga 20.000.
Fundamental kuat
Di sisi lain, Jeffrey juga menegaskan bahwa fundamental emiten-emiten di Indonesia secara umum masih menunjukkan kekuatan.
Kondisi ini tercermin dari laporan keuangan yang telah diserahkan kepada BEI.
BEI mencatat bahwa sebanyak 738 perusahaan telah menyerahkan laporan keuangan tahun 2024.
Dari total tersebut, 703 perusahaan memiliki data laporan keuangan yang dapat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa 35 perusahaan merupakan entitas baru yang sebelumnya belum tercatat di bursa efek.
“Dari 703 perusahaan yang sudah menyampaikan laporan keuangan, tercatat pertumbuhan aset sebesar 6,31 persen,” ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan, dari angka tersebut juga terungkap pertumbuhan ekuitas sebesar 7,91 persen, serta pertumbuhan pendapatan (revenue) sebesar 3,24 persen.
Sementara itu, pertumbuhan laba bersih perusahaan-perusahaan tersebut mencapai 19,32 persen.
Baca juga: Tarif Trump Tak Langsung Hantam RI, Investor Disarankan Siapkan Portofolio Fleksibel