Beberapa bulan terakhir menjadi saksi dari sebuah fenomena menarik di Indonesia: peningkatan permintaan emas yang sangat mencolok. Indikasi ini terlihat jelas dari antrean yang mengular di depan toko-toko emas, habisnya stok di berbagai platform penjualan daring, hingga lonjakan pencarian daring dengan kata kunci “beli emas”.
Data dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam) memperkuat indikasi tersebut, menunjukkan bahwa penjualan logam mulia mereka mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal I-2025. Laporan resmi perusahaan mencatat peningkatan volume penjualan emas sebesar 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa kantor cabang bahkan melaporkan kehabisan stok emas batangan berukuran kecil, mulai dari 1 gram hingga 5 gram.
Lonjakan permintaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dinamika global. Di tingkat global, harga emas telah mengalami tren kenaikan yang cukup signifikan sejak awal 2024, mencapai titik tertinggi baru pada Maret 2025 di sekitar 2.300 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce.

Baca Juga
Ketidakpastian dalam ekonomi global, terutama yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump, eskalasi konflik di Timur Tengah, ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat, serta kekhawatiran akan inflasi di berbagai negara maju, telah mendorong emas kembali menjadi pilihan utama sebagai aset safe haven yang diandalkan.
Investasi emas telah lama dikenal sebagai pilihan investasi yang bijak, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Pada tahun 2025, ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan yang moderat, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global berkisar antara 3,1 persen hingga 3,3 persen menurut perkiraan IMF dan OEC.
Lalu, apa saja alasan utama yang membuat investasi emas menjadi pilihan yang aman dan menguntungkan bagi banyak orang? Mari kita telaah bersama!
1. Lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi
Emas dikenal luas sebagai aset pelindung (safe haven) yang nilainya cenderung tetap stabil atau bahkan meningkat di saat inflasi atau ketidakpastian ekonomi melanda. Ketika nilai mata uang atau saham mengalami penurunan, harga emas sering kali menunjukkan stabilitas, bahkan kenaikan, menjadikannya instrumen lindung nilai yang sangat efektif.
“Emas adalah lindung nilai klasik terhadap ancaman inflasi. Ketika nilai mata uang terdepresiasi, nilai emas cenderung mengalami apresiasi,” ungkap ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani.
Menurutnya, permintaan terhadap emas akan terus meningkat selama tekanan inflasi belum mereda dan nilai tukar rupiah masih menunjukkan ketidakstabilan.
Warren Buffett, investor legendaris dunia, pernah menyampaikan pandangannya tentang emas:
“Emas menawarkan tingkat kepercayaan yang tinggi dalam kondisi ekonomi yang labil, terutama ketika keyakinan terhadap mata uang sedang menurun.”
Apa Saja Keunggulan Membeli Emas Antam di Pegadaian?
Apa Saja Keunggulan Membeli Emas Antam di Pegadaian?
2. Tingkat likuiditas tinggi dan penerimaan global
Emas dikenal sebagai salah satu aset dengan tingkat likuiditas tertinggi di dunia. Ini berarti bahwa emas dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai di hampir semua negara, kapan saja dan di mana saja. Pasar emas yang luas dan tersebar, baik melalui saluran formal seperti bank, butik logam mulia, dan platform digital, maupun melalui saluran informal seperti toko emas dan pegadaian, membuat emas sangat mudah diperjualbelikan tanpa kendala berarti.
Daya tarik emas juga terletak pada penerimaan universalnya, yang tidak terpengaruh oleh batasan wilayah atau kebijakan moneter suatu negara. Berbeda dengan mata uang yang nilainya sangat bergantung pada kebijakan bank sentral masing-masing negara, emas memiliki nilai intrinsik yang diakui secara global.
Secara analitis, tingkat likuiditas yang tinggi dan penerimaan global yang luas menjadikan emas sebagai pilihan strategis bagi investor yang ingin melakukan diversifikasi aset. Emas juga berfungsi sebagai cadangan devisa utama bagi banyak bank sentral di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia, yang secara bertahap meningkatkan kepemilikan emas sebagai bagian dari strategi manajemen risiko cadangan negara. Dalam konteks globalisasi ekonomi yang rentan terhadap gejolak, emas tetap menjadi simbol stabilitas nilai yang diakui bersama oleh berbagai bangsa dan peradaban.
3. Sarana diversifikasi portofolio investasi
Emas sering kali menjadi instrumen investasi yang paling umum digunakan untuk diversifikasi portofolio. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi risiko keseluruhan portofolio dengan menggabungkan aset yang tidak memiliki korelasi langsung satu sama lain.
Emas memiliki karakteristik yang unik: ia cenderung stabil dalam jangka panjang dan sering kali menguat ketika pasar saham atau obligasi sedang melemah. Hal ini menjadikannya aset penyeimbang yang berharga dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Secara analitis, emas sering kali menunjukkan korelasi negatif dengan aset berisiko tinggi. Laporan dari World Gold Council mengungkapkan bahwa alokasi emas sebesar 5–10 persen dalam portofolio dapat secara signifikan meningkatkan ketahanan terhadap volatilitas pasar.
Ekonom dari Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menegaskan bahwa emas adalah aset protektif, bukan spekulatif.
“Fungsinya bukan untuk mengejar keuntungan cepat, tetapi untuk melindungi nilai portofolio ketika pasar sedang bergejolak,” jelasnya.
Inilah sebabnya mengapa banyak investor institusional dan individu memilih untuk menyertakan emas sebagai bagian permanen dari strategi investasi jangka panjang mereka.
Di Indonesia, tren ini semakin menonjol seiring dengan meningkatnya kesadaran akan literasi finansial. Data dari Pegadaian menunjukkan peningkatan jumlah investor emas digital sebesar 68 persen sepanjang tahun 2024.
Dengan kemudahan akses melalui platform daring dan meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi serta fluktuasi nilai tukar rupiah, emas kini tidak hanya dipandang sebagai logam mulia tradisional, tetapi juga sebagai komponen strategis dalam perencanaan keuangan modern.
Apa Saja 4 Perbedaan Utama Emas Antam dan Galeri 24? Periksa Sebelum Membeli!
Apa Saja 4 Perbedaan Utama Emas Antam dan Galeri 24? Periksa Sebelum Membeli!
4. Sarana perlindungan nilai dalam jangka panjang
Emas telah lama diakui sebagai aset yang mampu melindungi nilai kekayaan dalam jangka panjang, terutama di tengah fluktuasi ekonomi dan ketidakpastian pasar. Berbeda dengan mata uang fiat yang rentan terhadap inflasi dan kebijakan moneter, emas memiliki nilai intrinsik yang relatif stabil sepanjang waktu. Masyarakat telah lama menggunakan emas sebagai sarana penyimpanan kekayaan lintas generasi, karena sifatnya yang tahan terhadap depresiasi.
Secara analitis, harga emas menunjukkan tren kenaikan dalam jangka panjang, meskipun terkadang mengalami koreksi jangka pendek. Dalam 20 tahun terakhir, harga emas dunia telah meningkat lebih dari 400 persen, yang mencerminkan kemampuannya dalam mempertahankan daya beli terhadap inflasi dan krisis keuangan global.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman, menyatakan bahwa emas tetap menjadi aset yang relevan untuk melindungi kekayaan jangka panjang, terutama di tengah tekanan geopolitik dan ekonomi global yang tidak menentu.
Menurut laporan Universal BPR, investasi emas menawarkan berbagai keuntungan, mulai dari melindungi kekayaan dari inflasi hingga memberikan keamanan di saat krisis. Selain itu, artikel dari Treasury menyoroti bahwa emas memiliki daya tahan yang luar biasa terhadap fluktuasi ekonomi, sehingga menjadikannya instrumen lindung nilai yang sangat efektif.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi global pada tahun 2025, investasi emas tetap menjadi pilihan yang bijaksana untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan. Dengan kemampuannya sebagai lindung nilai terhadap inflasi, likuiditas yang tinggi, dan perannya dalam diversifikasi portofolio, emas menawarkan stabilitas dan keamanan bagi investor di tengah ketidakpastian ekonomi.
Bingung Mau Investasi? Inilah 5 Alasan Emas Lebih Menarik Dibandingkan Reksadana
Bingung Mau Investasi? Inilah 5 Alasan Emas Lebih Menarik Dibandingkan Reksadana