Jakarta, IDN Times – Perusahaan rintisan atau startup sektor perikanan Aruna menjadikan teknologi digital sebagai cara untuk mengakselerasi kesejahteraan nelayan di Indonesia. Lewat integrasi teknologi ke akses pasar, Aruna optimistis kesejahteraan nelayan dan ekosistem maritim di Indonesia dapat meningkat signifikan.
“Dengan mengintegrasikan teknologi dan akses pasar yang adil, kami yakin bisa membantu memperbaiki ekosistem perikanan secara keseluruhan dan memperkuat sektor maritim Indonesia,” ujar CEO dan Co-Founder Aruna, Farid Naufal Aslam dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Kamis (20/2/2025).
1. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan

Baca Juga
Sejalan dengan implementasi teknologi digital tersebut, Aruna juga terus menjadi kolaborasi lintas pemangku kepentingan atau stakeholder guna memperkuat program pemberdayaan masyarakat pesisir.
Aruna baru-baru ini melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kitabisa dan Yayasan Maritim Nusantara Lestari. Melalui MoU ini, ketiga pihak sepakat untuk melakukan intervensi 360 derajat dalam pemberdayaan masyarakat pesisir mencakup nelayan, khususnya nelayan skala kecil, istri nelayan, dan anak-anak nelayan.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, sekaligus menciptakan keberlanjutan bagi profesi nelayan kecil yang memiliki peran besar dalam ketahanan pangan dan perekonomian Indonesia,” kata Naufal.
Baca Juga: Nelayan Bantul Gagal Raup Cuan Ikan Bawal Jelang Imlek
Baca Juga: Nelayan Bantul Gagal Raup Cuan Ikan Bawal Jelang Imlek
2. Kolaborasi diharapkan memberikan dampak yang lama
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Kitabisa, Vikra Ijas berharap melalui kemitraan dengan Aruna dan Yayasan Maritim Nusantara dapat memberikan dampak yang bertahan lama dan memberdayakan nelayan kecil serta keluarga mereka.
“Bersama-sama, kami berkomitmen untuk menciptakan perubahan berarti dalam kehidupan masyarakat pesisir Indonesia dan memastikan keberlanjutan mata pencaharian mereka untuk generasi mendatang,” ujar Vikra.
Hal senada diungkapkan Izati Rizka Yuherdania selaku Ketua Yayasan Maritim Nusantara. Dia menyatakan, inisiatif ini mewakili inti dari misi pihaknya dalam mendukung dan memberdayakan para pria dan wanita yang bekerja tanpa lelah di garis depan ekonomi maritim Indonesia.
“Kami percaya bahwa solusi yang berkelanjutan tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga berkontribusi pada kemakmuran yang lebih besar bagi masyarakat pesisir Indonesia,” ujar Izati.
3. Perkuat sektor perikanan terhadap perekonomian nasional
Selain itu, ketiga pihak berharap agar kolaborasi yang mereka jalin menjadi inisiatif tidak hanya mendukung peningkatan kesejahteraan nelayan, tetapi juga memperkuat kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian nasional.
Sebagai informasi, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2023 mencatat, lebih dari 2 juta nelayan di Indonesia dengan 85 persen di antaranya merupakan nelayan kecil.
Selain itu, subsektor perikanan menyumbang 2,54 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan nilai PDB perikanan pada kuarta III-2024 mencapai Rp407 triliun. Hal tersebut menjadikannya subsektor dengan kontribusi tertinggi kedua setelah subsektor industri pengolahan.
Baca Juga: Kenya Lirik Bisnis Aruna, Buka Peluang Kerja Sama Perikanan
Baca Juga: Kenya Lirik Bisnis Aruna, Buka Peluang Kerja Sama Perikanan