Stocknesia – Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi dibuka dengan sentimen negatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan, terpengaruh oleh performa kurang menggembirakan bursa saham global sebagai respons terhadap kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).
Saat pembukaan pasar, IHSG mencatatkan penurunan sebesar 596,33 poin atau setara dengan 9,16 persen, sehingga posisinya berada di angka 5.914,28. Sementara itu, Indeks LQ45, yang mengukur pergerakan 45 saham pilihan, juga mengalami penurunan signifikan, yakni sebesar 92,61 poin atau 11,25 persen, dan berada di posisi 651,90.

Baca Juga
“Dalam proyeksi ke depan, IHSG diperkirakan masih akan menghadapi tekanan dan memiliki potensi untuk kembali mengalami pelemahan,” demikian analisis yang disampaikan oleh Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajian yang dirilis di Jakarta, Selasa ini.
Dari sisi domestik, faktor utama yang memicu aksi jual besar-besaran adalah kepanikan yang melanda pasar. Hal ini terutama dipicu oleh fakta bahwa Indonesia termasuk dalam daftar negara yang terkena dampak tarif balasan yang cukup besar dari Amerika Serikat (AS), dengan besaran mencapai 32 persen.
IHSG Anjlok 9,19% Saat pembukaan, BEI Terapkan Kebijakan Trading Halt
Menanggapi situasi ini, Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah diplomatis, termasuk melakukan negosiasi bilateral dengan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Amerika Serikat.
Dari kancah internasional, pasar saham Wall Street di AS mengalami pukulan berat sejak pengumuman tarif besar-besaran oleh Presiden Trump pada Rabu (2/4/2025) malam. Kebijakan ini mencakup seluruh impor ke AS, serta pengenaan tarif yang lebih tinggi terhadap mitra dagang utama.
Pada sesi perdagangan Senin (7/4/2025), Indeks S&P 500 dan Dow Jones ditutup dengan catatan penurunan setelah mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Kekhawatiran investor terhadap potensi perlambatan ekonomi dan meningkatnya inflasi menjadi penyebab utama.
Kekhawatiran ini semakin diperkuat oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap bersikukuh dengan kebijakan tarifnya, bahkan mengindikasikan kemungkinan adanya kenaikan lebih lanjut terhadap China.
Sementara itu, pasar saham Eropa juga mengalami penurunan tajam dalam sesi perdagangan yang penuh gejolak pada Senin (7/4/2025).
BEI Ubah Ketentuan Batasan Auto Rejection Bawah dan Ketentuan Penghentian Sementara Perdagangan Efek
Indeks STOXX 600 mengalami penurunan sebesar 4,5 persen, mencapai level terendahnya sejak Januari 2024, sejalan dengan ketegasan Trump dalam kebijakan perdagangannya. Indeks acuan Eropa lainnya juga mengalami penurunan.
Indeks DAX Jerman, yang dikenal sensitif terhadap perkembangan perdagangan, sempat mengalami penurunan hingga 6,4 persen dan hampir mengkonfirmasi kondisi *bear market*. Pada akhirnya, indeks ini ditutup dengan penurunan sebesar 4,13 persen, berada di angka 19.789,62. Indeks FTSE 100 Inggris melemah sebesar 4,38 persen, menjadi 7.702,08, sementara indeks CAC Prancis mengalami penurunan sebesar 4,78 persen, mencapai level 6.927,12.
Pergerakan bursa saham regional Asia pagi ini menunjukkan variasi. Indeks Nikkei tercatat menguat sebesar 1.776,80 poin atau 5,71 persen, mencapai level 32.913,38. Indeks Shanghai mengalami pelemahan sebesar 245,43 poin atau 0,00 persen, berada di posisi 3.096,58. Sementara itu, indeks Kuala Lumpur menguat tipis sebesar 0,36 poin atau 0,02 persen, mencapai posisi 1.444,16, dan indeks Straits Times menguat sebesar 49,52 poin atau 1,40 persen, berada di angka 3.490,98.