Jakarta, IDN Times – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, merespons Amerika Serikat (AS) yang telah menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris (Paris Agreement).
Sebagai imbasnya, Hashim menyebut AS juga telah memberikan pemberitahuan mengenai penarikan diri dari kemitraan transisi energi yang dikenal sebagai Just Energy Transition Partnership (JETP).
“Terjadi perubahan besar yang dilakukan Amerika Serikat dengan menarik diri secara resmi dari Perjanjian Iklim Paris, dan oleh karena itu juga, saya pikir mereka telah memberikan pemberitahuan bahwa mereka menarik diri dari JETP,” kata Hashim dalam Green Energy Investment Dialogue di St. Regis Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Baca Juga
Baca Juga: Hashim: Prabowo Bisa Bangun 30 Juta Rumah jika Jadi Presiden Lagi
Baca Juga: Hashim: Prabowo Bisa Bangun 30 Juta Rumah jika Jadi Presiden Lagi
1. AS hanya menyalurkan dana sebesar 112 juta dolar
Hashim mengungkapkan, AS hanya berkontribusi sebesar 112 juta dolar AS atau Rp1,8 triliun (kurs Rp16.454 per dolar AS) dalam beberapa minggu terakhir untuk program JETP.
Pernyataan tersebut sekaligus mengoreksi pernyataannya beberapa minggu lalu yang menyebut pemerintah AS tidak mengeluarkan dana untuk JETP.
Meskipun demikian, Hashim menekankan dari komitmen sebesar 20 miliar dolar AS, dana yang telah disalurkan masih jauh lebih sedikit. Namun, dia tetap optimis terhadap program tersebut.
“Intinya adalah kita berbicara tentang janji sebesar 20 miliar dolar AS dan dana yang telah disalurkan jauh lebih sedikit,” ungkapnya.
2. Jerman akan menggantikan peran Amerika Serikat
Hashim mengungkapkan, pemerintah Jerman telah memutuskan untuk menggantikan peran Amerika Serikat sebagai anggota utama dalam konsorsium JETP.
Pernyataan tersebut disampaikan Hashim setelah pertemuannya dengan delegasi pemerintah Jerman seminggu yang lalu. Langkah itu menyusul keputusan AS untuk menarik diri secara resmi dari Paris Agreement.
“Delegasi Jerman mengatakan kepada saya bahwa pemerintah Jerman telah memutuskan untuk menggantikan Pemerintah AS, sebagai anggota utama konsorsium JETP,” tambahnya.
3. Hashim singgung nasib pensiun dini PLTU batu bara
Terkait rencana pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon, Hashim menyatakan penutupan dijadwalkan pada 2034, sehingga masih ada waktu 9 tahun untuk mempersiapkan transisi tersebut.
Dia menekankan banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum penutupan tersebut. Untuk detail lebih lanjut mengenai pensiun dini ini, Hashim menyerahkan penjelasan kepada PLN.
“Saya pikir kita berbicara tentang penutupan pada tahun 2034. Kita berbicara tentang sembilan tahun dari sekarang,” tambahnya.