Stocknesia, Jakarta – Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Jakarta mencapai Rp 140 ribu per kilogram pada hari ketiga Lebaran, Rabu, 2 April 2025. Angka ini sedikit menurun dibandingkan hari sebelumnya, Selasa, ketika harga sempat menyentuh Rp 180 ribu per kg. Para pedagang mengeluhkan bahwa kenaikan harga yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya suplai dari tingkat petani.
“Banyak pekerja yang masih libur, para buruh tani belum kembali dari kampung halaman,” ungkap Ahmad Rojak’i saat ditemui di kiosnya yang berlokasi di Pasar Bintang Mas, Jakarta Barat, pada Rabu. Ahmad menjelaskan bahwa para pemasok cabai di berbagai daerah masih menikmati suasana libur Lebaran, mengakibatkan distribusi terhambat dan pasokan menipis.

Baca Juga
Kondisi ini menyebabkan stok cabai rawit merah dari Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menjadi sangat terbatas. Menurutnya, harga jual cabai rawit saat ini jauh dari kata normal. Sebelum bulan Ramadan, ia biasa menjual cabai rawit merah dengan harga berkisar antara Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram. Namun, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, tepatnya H-2, harga cabai rawit merah melonjak dan bertahan di angka Rp 180 ribu per kilogram.
“Ini stok terakhir, pengiriman baru akan normal setelah Lebaran,” imbuh pria yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah tersebut. Lonjakan harga juga dialami oleh komoditas cabai merah keriting yang kini dijual dengan harga Rp 120 ribu per kilogram pada hari Rabu ini. Sehari sebelumnya, ia menjualnya dengan harga Rp 30 ribu lebih mahal.
Di seberang kiosnya, pedagang lain berpendapat bahwa tingginya harga cabai saat ini disebabkan oleh masih sedikitnya pedagang yang membuka lapak selama libur Lebaran. “Cabai rawit merah harganya Rp 120 ribu per kilogram, masih mahal karena harga dari sananya juga sudah tinggi,” kata Ahmad Udin, yang mendapatkan pasokan cabai dari Pasar Induk Kramat Jati. Meskipun mahal, harga tersebut sudah turun Rp 5 ribu dibandingkan hari sebelumnya.
Udin juga menambahkan bahwa meroketnya harga cabai rawit merah ini tidak wajar. Sebelumnya, sebelum bulan Ramadan, ia biasanya menjual cabai rawit merah dengan harga sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. Selain itu, ia juga menaikkan harga cabai merah keriting yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 50 ribu per kilogram. “Cabai merah keriting saya jual Rp 100 ribu per kg, kemarin Rp 120 ribu per kg,” ujar pria berusia 38 tahun yang berasal dari Solo, Jawa Tengah ini.
Pada awal bulan puasa, harga cabai rawit juga terpantau mengalami kenaikan tajam hingga mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Menurut seorang pedagang rempah-rempah di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh kurangnya pasokan cabai dari para pemasok.
“Karena pengiriman sedang kosong, ini masa transisi menuju bulan puasa, mungkin para petani masih belum semangat untuk memanen cabai,” jelas Endang Sulistyowati, yang membuka lapak jualan di seberang Pasar Palmerah, saat diwawancarai oleh Tempo pada hari Minggu, 2 Maret 2025.
Endang memperkirakan bahwa para petani yang biasanya memanen cabai pada siang hari masih menyesuaikan diri dengan perubahan jam kerja selama bulan puasa. “Akibatnya, pengiriman ke sini jadi terhambat,” tuturnya. Hari ini, Endang menjual cabai rawit merah seharga Rp 120 ribu per kilogram, sementara kemarin masih dijual dengan harga Rp 100 ribu per kg. Harga ini jauh melampaui harga acuan penjualan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu antara Rp 40 ribu hingga Rp 57 ribu per kilogram.
Pilihan Editor: Harga Cabai Meroket, Saran Presiden Prabowo: Jangan Terlalu Banyak Makan Terlalu Pedas