Jakarta, IDN Times – Rachmat Gobel, selaku Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ), baru-baru ini mengadakan pertemuan penting dengan Tatsuo Fukuda, Ketua harian Japan-Indonesia Association (Japinda). Pertemuan strategis ini menghasilkan kesepahaman untuk mendorong kemajuan ekonomi Indonesia, dengan fokus utama pada penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta sektor pertanian sebagai fondasi perekonomian nasional.
“Struktur ekonomi nasional Indonesia akan menjadi kokoh apabila dua sektor ini, yakni UMKM dan pertanian, memiliki daya tahan dan kemampuan berkembang yang optimal,” ungkap Rachmat Gobel dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada hari Jumat, 18 April 2025.
Dalam diskusi yang berlangsung di kantor LDP, Gobel dan Fukuda sama-sama menyoroti besarnya potensi yang dimiliki Indonesia, mengingat jumlah penduduknya yang besar dan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Kedua tokoh ini sepakat bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Jepang perlu secara khusus diarahkan pada pemberdayaan UMKM dan sektor pertanian, dengan tujuan agar pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak hanya tercermin dalam angka-angka statistik, tetapi juga dapat dirasakan manfaatnya secara nyata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga
1. Sektor UMKM dan Pertanian butuh kekuatahn ekonomi
Menurut Gobel, stabilitas dan keberlanjutan ekonomi Indonesia akan terjamin apabila sektor UMKM dan pertanian memiliki kekuatan ekonomi yang memadai, termasuk di dalamnya subsektor perkebunan, peternakan, kelautan, dan perikanan. Gobel menekankan bahwa kedua sektor ini merupakan penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia dan menjadi pilar utama dalam menjaga keseimbangan sistem sosial. Lebih lanjut, Gobel mengingatkan agar Indonesia tidak menjadi sasaran empuk bagi produk-produk murah dari negara lain yang mengalami kesulitan menembus pasar Amerika.
“Dalam situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan di tengah perang tarif perdagangan internasional, prioritas utama adalah melindungi pasar domestik Indonesia. Kita tidak boleh membiarkan Indonesia menjadi tempat pembuangan berbagai macam barang dari berbagai negara di dunia, terutama dari China dan Vietnam, yang mengalami kendala untuk masuk ke pasar Amerika Serikat,” tegas Gobel.
RI Bisa Bersaing! Ini Strategi Rachmat Gobel untuk Dongkrak Daya Saing
RI Bisa Bersaing! Ini Strategi Rachmat Gobel untuk Dongkrak Daya Saing
2. TKDN jadi kunci hilirisasi dan kemandirian industri
Salah satu kebijakan krusial yang menjadi sorotan Gobel adalah implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Menurutnya, TKDN memiliki potensi besar untuk memicu pertumbuhan industri lokal yang tangguh, menciptakan lapangan kerja baru, dan mempercepat proses hilirisasi.
“Efek dari penerapan TKDN ini bersifat berantai dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Sebaliknya, penghapusan TKDN akan berpotensi menyebabkan deindustrialisasi, peningkatan angka pengangguran, ekspor bahan mentah, dan menjadikan Indonesia sekadar negara pedagang. Padahal, saat ini semua negara sedang berlomba-lomba untuk menjadi negara industri. Pertanyaannya sekarang, Indonesia ini mau dibawa ke arah mana?” tanya Gobel retoris.
Gobel meyakini bahwa penghapusan TKDN akan menciptakan ketidakpastian dan mendorong para pengusaha yang telah berinvestasi untuk hengkang ke luar negeri, terutama ke Vietnam.
“Daya tarik utama Indonesia terletak pada besarnya pasar domestik. Sementara itu, dari sisi perizinan, suku bunga perbankan, insentif ekspor, dan praktik pungutan liar, Indonesia justru kurang kompetitif. Oleh karena itu, Indonesia perlu berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait hal ini,” imbuh Gobel.
Di World Expo Osaka, Gobel: Indonesia Unggul karena Punya Pasar Besar
Di World Expo Osaka, Gobel: Indonesia Unggul karena Punya Pasar Besar
3. Jepang berbagi pengalaman
Sementara itu, Tatsuo Fukuda berpendapat bahwa secara kuantitatif, perekonomian Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam 20 tahun terakhir. Sambil berbagi pengalaman, Fukuda menyoroti bagaimana sektor UMKM di Jepang telah terintegrasi ke dalam sistem industri, membentuk rantai pasokan yang tidak terpisahkan.
Di Jepang, UMKM telah menjadi sistem pendukung bagi industri besar, membentuk struktur piramida. Dengan demikian, pekerjaan hingga tingkat tier-5 dikerjakan oleh UMKM. Sebagian industri di Indonesia pun, dengan adanya ketentuan TKDN, sudah mampu memasuki tier-5, khususnya di sektor otomotif.
“Tantangannya sekarang adalah bagaimana meningkatkan aspek kualitatifnya, yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dapat dinikmati oleh seluruh rakyat, caranya adalah dengan memperkuat UMKM dan sektor pertanian. Di sinilah Jepang dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi Indonesia,” pungkas Fukuda.
Rachmat Gobel Kunjungi Tempat Lahirnya Raksasa Toyota
Rachmat Gobel Kunjungi Tempat Lahirnya Raksasa Toyota