JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan signifikan sepanjang pekan ini. Dalam periode 24 hingga 28 Februari 2025, IHSG mencatatkan penurunan sebesar 7,83 persen dan ditutup di level 6.270,597. Kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan 7,68 persen menjadi Rp 10,88 triliun dari sebelumnya Rp 11.786 triliun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai bahwa penurunan IHSG yang terjadi saat ini berkaitan erat dengan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Baca Juga
Menurutnya, kebijakan Trump saat ini sangat bullish terhadap ekonomi AS, yang menyebabkan dampak signifikan terhadap pasar modal di negara-negara lain, termasuk Indonesia.
“Presiden AS Donald Trump sedang mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi yang sangat bullish untuk AS,” jelas Erick saat ditemui di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (1/3/2025).
Baca juga: Erick Thohir Yakin Danantara Bisa Jadi Sentimen Positif IHSG
Ia juga menambahkan bahwa AS tengah menjalankan strategi untuk tetap menjadi ekonomi terbesar di dunia tanpa disusul oleh China.
Di tengah kondisi pasar yang tertekan, pemerintah berharap kehadiran Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dapat menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia.
Erick Thohir menuturkan bahwa Danantara memiliki potensi untuk mengangkat kepercayaan investor terhadap IHSG.
“Harusnya bisa (jadi sentimen positif IHSG), tetapi perlu waktu,” ujarnya.
Ketua Dewan Pengawas BPI Danantara itu juga menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa melawan persepsi yang saat ini membandingkan Danantara dengan Sovereign Wealth Fund yang dinilai kurang baik.
“Itu salah besar, nanti kita buktikan saja,” imbuhnya.
Baca juga: IHSG Terkoreksi Cukup Dalam, Simak Pesan Lo Kheng Hong untuk Investor
Sebagai informasi, IHSG pekan ini mayoritas berada di zona merah akibat tekanan dari faktor eksternal dan kekhawatiran pasar global.
Pemerintah pun berharap bahwa kehadiran Danantara dapat memberikan dorongan positif bagi investor dan mengembalikan kepercayaan terhadap pasar modal domestik.