Ekonom BCA: Kebijakan yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil

Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) David Sumual memproyeksikan pergerakan pasar di semester I 2025 akan bergejolak atau tidak stabil. Hal ini, kata dia, lantaran ketidakpastian arah kebijakan ekonomi masih membayangi pasar global maupun domestik.

Ia menjelaskan, pasar memang akan bergerak sesuai dengan berita yang muncul. Misalnya, dua minggu lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan akan menerapkan tarif sebesar 25 persen untuk Meksiko dan Kanada. Namun, beberapa hari kemudian ia membatalkan rencana tersebut.

“Hanya 10 persen untuk China, yang lainnya ditunda satu bulan. Nah, kebijakan-kebijakan yang sifatnya berubah-ubah ini tentunya akan membuat pasar juga akan bergerak cukup volatile,” ucap David dalam acara diskusi bertajuk ‘Market Outlook 2025: Trump Effect, Potensi Perang Dagang, dan Peluang Indonesia’ yang dihelat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Sabtu, 22 Februari 2025.

Menurut dia, pasar akan terus mencermati dan mengikuti kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemangku kepentingan. Pasalnya, kebijakan itu bakal berdampak langsung pada sektor riil.

Hal ini juga berlaku untuk pergerakan pasar domestik. Akibat ketidakpastian ini, pelaku pasar dalam negeri juga masih akan berhati-hati. “Jadi kenapa sekarang kelihatan kebanyakan juga market sedikit switching ke fixed asset salah satunya, atau mencoba mengamankan profitnya sementara waktu dengan mencari yang lebih safe haven gitu,” kata David.

David mengatakan, selama arah kebijakan belum pasti dan kesepakatan di luar negeri maupun dalam negeri belum tercapai, maka pertumbuhan ekonomi juga masih akan relatif datar. “Kami berharap sebenarnya ada terobosan-terobosan dari sisi kebijakan di dalam negeri juga,” ujar dia.

Kendati demikian, David berpendapat, ada katalis yang membuat pelaku pasar domestik optimistis. Contohnya dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran yang tengah digencarkan Presiden Prabowo Subianto. “Sebenarnya bahasanya bukan efisiensi atau pemotongan, artinya refocusing dari sektor-sektor tertentu ke sektor-sektor yang ingin didorong oleh pemerintah,” tuturnya.

David menilai anggaran yang dialihkan ke sektor-sektor dengan daya ungkit tinggi nantinya akan menggerakan perekonomian nasional. Namun, ia memperingatkan, hal itu merupakan skenario terbaiknya. Sementara skenario terburuknya ialah kebijakan ini justru memperlambat pertumbuhan ekonomi.

“Tapi kan itu best case scenario-nya. Worst case-nya kalau lambat, ya itu kenapa juga ada beberapa lembaga yang range proyeksinya untuk 2025, termasuk juga dari pemerintah maupun non-pemerintah, itu agak lebar karena memang uncertainty-nya tadi tinggi,” kata David.

Pilihan Editor: Tiket Kereta Api Tambahan Lebaran dari KAI Daop 6 Yogyakarta Sudah Bisa Dipesan Mulai Hari Ini

Terpopuler

Bantuan TNI Evakuasi Warga Palestina Gaza ke Nusantara

News

Bantuan TNI: 3 Pesawat Evakuasi Warga Palestina dari Gaza ke Indonesia

Panglima TNI Siapkan Pesawat Angkut Korban Palestina Jakarta – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan telah menyiapkan pesawat untuk mengevakuasi ...

Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Padati Jabodetabek

News

Lalu Lintas Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabodetabek

Arus Balik Idul Adha, 154.443 Kendaraan Kembali ke Jabodetabek Jakarta – Sebanyak 154.443 kendaraan tercatat kembali ke wilayah Jabodetabek pada ...

Warga Pati Diingatkan Polda Jatim: Hindari Generalisasi

News

Pemilik Rental Mobil di Pati Tewas Dikeroyok, Awalnya Hanya 3 Angkot

Pemilik Rental Mobil Dikroyok hingga Meninggal Jakarta – Burhanis (52), pemilik rental mobil Mitra Cempaka di Kemayoran, Jakarta Pusat, meregang ...

News

Bangun Komunitas Penggemar Global, Stanly Raih Pendanaan $8 Juta

Los Angeles – Stanly, platform inovatif yang menghubungkan para penggemar, hari ini mengumumkan pendanaan pra-Seri A senilai $8 juta. Pendanaan ...

Penurunan Produksi Toyota Akibat Persaingan Tiongkok yang Sengit

News

Penurunan Produksi Global Toyota di Bulan Mei Akibat Persaingan Ketat di Tiongkok

Produksi Global Toyota Turun pada Mei Jakarta (ANTARA) – Toyota Motor Corp melaporkan penurunan produksi global sebesar 4,1% pada Mei ...

black samsung android smartphone on orange table

News

Joe Biden Ungkap Urgensi Pemindahan Ibukota

Presiden Joe Biden menyatakan urgensi pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Ia menyampaikan alasan tersebut saat bertemu ...

Tinggalkan komentar