Jakarta, IDN Times – Ketua Komisi VI DPD RI, Ahmad Nawardi mengungkapkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun ini berpotensi tidak akan mencapai target. Hal ini karena sebagian divdien dari 65 BUMN akan dialihkan ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Ketua Komisi IV DPD RI, Ahmad Nawardi, mengungkapkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun ini bisa tak mencapai target. Hal ini karena dividen dari 65 BUMN sebagian yang biasanya masuk ke penerimaan negara akan dialihkan ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Dia mengatakan setoran dividen 65 BUMN ke negara ditargetkan mencapai Rp90 triliun pada 2025 dari Rp10.402 triliun aset yang mereka kelola. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya Rp85,5 triliun pada 2024.

Baca Juga
“Jumlah ini akan masuk ke kas BPI Danantara dan dikelola menjadi investasi. Dividen BUMN ini akan dikembangkan terus menerus, status Danantara inilah yang membuat perusahaan BUMN yang dikelola Danantara bukan lagi kekayaan negara yang dipisahkan sehingga tidak ada lagi yang namanya pendapatan PNBP dari BUMN tersebut,” ucapnya dalam rapat Komite DPD dikutip, Rabu (19/2/2025).
Baca Juga: Luhut soal Viral Ajakan Tarik Uang dari Bank BUMN karena Danantara
Baca Juga: Luhut soal Viral Ajakan Tarik Uang dari Bank BUMN karena Danantara
1. Kemenkeu harus cari sumber penerimaan lain
Sebelumnya, dalam bahan materi Presiden Prabowo Subianto saat HUT ke-17 Gerindra, tertulis bahwa dividen BUMN untuk tahun 2025 sebesar Rp100 triliun akan dikembalikan ke BUMN sebagai penyertaan modal kerja. Sementara sisanya Rp200 triliun untuk investasi melalui Danantara.
Oleh karena itu, Nawardi meminta Kementerian Keuangan perlu merevisi target penerimaan PNBP, serta harus ada solusi pengganti PNBP yang berasal dari dividen BUMN.
Apabila penerimaan negara terganggu dan pemerintah belum mencari penggantinya amak akan menyebabkan target naik dan tidak tercapai dan berujung pada defisit APBN yang melebar
“Jika target penerimaan negara tak tercapai dan belanja tidak dikurangi sejak awal, defisit akan semakin melebar dari yang ditetapkan Pemerintah sebesar 2,53 persen dari PDB,” ungkapnya.
2. Temasek terkesan dengan langkah Indonesia kelola aset negara melalui Danantara
Di tempat terpisah, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Temasek terkesan dengan upaya Indonesia dalam mengelola aset negara melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Temasek adalah perusahaan investasi milik Singapura yang mengelola portofolio investasi global di berbagai sektor.
“Tadi malam misalnya Temasek datang ke saya bertanya mengenai Danantara, saya jelaskan mengenai Danantara,” kata Luhut dalam Kumparan: The Economic Insight di The Westin Jakarta, Rabu (19/2/2025).
“Mereka juga terkagum-kagum kita bisa mengonsolidiasikan aset negara yang nilainya mungkin bisa beberapa ratus miliar dolar,” sambungnya.
Baca Juga: Anggaran Kementerian BUMN Dipangkas Rp62 M, DPR Soroti Dividen
Baca Juga: Anggaran Kementerian BUMN Dipangkas Rp62 M, DPR Soroti Dividen
3. Luhut optimistis Danantara bisa ciptakan nilai tambah bagi ekonomi RI
Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu optimistis Danantara mampu menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Luhut memperkirakan jika aset yang dikelola Danantara dioptimalkan dalam bentuk investasi, potensi dividen yang dihasilkan bisa mencapai 25 miliar dolar AS.
“Itu saya kira dividennya saja, kalau kita buat bentuk investasi, kita bisa nanti generate sampai ke 25 miliar dolar,” jelasnya.
Baca Juga: Profil Danantara, Lembaga Pengelola Aset BUMN Rp14.700 Triliun
Baca Juga: Profil Danantara, Lembaga Pengelola Aset BUMN Rp14.700 Triliun