Jakarta, IDN Times – Pemerintah Tiongkok secara resmi meluncurkan pedoman baru untuk membangun sistem layanan ketenagakerjaan yang lebih berkualitas bagi para lulusan perguruan tinggi. Dokumen ini, diterbitkan oleh Kantor Umum Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Kantor Umum Dewan Negara, hadir tepat pada musim kelulusan tahun ini.
Melalui kebijakan ini, Tiongkok bertekad mewujudkan jaringan layanan ketenagakerjaan nasional yang inklusif, andal, dan beroperasi secara optimal dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun mendatang. Jaringan ini dirancang sebagai fondasi utama bagi para lulusan untuk memasuki dunia kerja.
Masih Saling Balas, China Naikkan Tarif ke AS Jadi 125 Persen

Baca Juga
Masih Saling Balas, China Naikkan Tarif ke AS Jadi 125 Persen
1. Enam Pilar Utama Peningkatan Sistem Kerja Lulusan
Dokumen tersebut menggarisbawahi enam area prioritas. Pemerintah akan memperbaiki sistem pelatihan di perguruan tinggi agar selaras dengan kebutuhan pasar. Selain itu, layanan konseling karier akan diperkuat dan sistem perekrutan akan dimodernisasi untuk efisiensi yang lebih tinggi.
Bantuan bagi pencari kerja yang mengalami kesulitan juga akan ditingkatkan. Bersamaan dengan itu, pemerintah akan mengembangkan perangkat pemantauan ketenagakerjaan yang lebih mutakhir. Langkah terakhir adalah memperkuat perlindungan dan dukungan bagi lulusan yang sedang mencari pekerjaan.
“Dengan analisis ilmiah terhadap tren perkembangan talenta dan kondisi permintaan-penawaran, basis data permintaan talenta akan dibangun untuk melakukan proyeksi hubungan antara pasokan dan permintaan talenta,” bunyi dokumen tersebut, dikutip dari Xinhua.
Pemerintah juga menegaskan pentingnya keselarasan antara skala dan kualitas pendidikan tinggi dengan kebutuhan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada kualitas.
China Peringatkan Ukraina Tak Asal Bicara!
China Peringatkan Ukraina Tak Asal Bicara!
2. Dukungan Kewirausahaan dan Penciptaan Usaha Baru bagi Lulusan
Pedoman ini juga mendorong partisipasi aktif lulusan dalam strategi nasional. Pemerintah ingin membuka lebih banyak peluang kerja berbasis pasar, sekaligus menciptakan sumber pertumbuhan baru di sektor ketenagakerjaan.
Para lulusan perguruan tinggi didorong untuk memanfaatkan keahlian mereka dalam dunia usaha, termasuk dalam bidang kewirausahaan, bisnis digital, dan usaha kecil menengah.
“… Pedoman ini menetapkan kerangka kerja komprehensif dalam membangun sistem layanan ketenagakerjaan,” ujar Li Chang’an, profesor di Academy of China Open Economy Studies, University of International Business and Economics, kepada Global Times.
Ia menambahkan, panduan ini membantu memperjelas peran masing-masing pihak—pemerintah daerah, universitas, dan pelaku industri—dalam kolaborasi untuk menjaga stabilitas pasar kerja.
3. Jumlah Lulusan Mencapai 12,22 Juta, Pemerintah Mengalokasikan Dana Besar
Berdasarkan data resmi, jumlah lulusan perguruan tinggi di Tiongkok diperkirakan mencapai rekor 12,22 juta pada tahun 2025, meningkat 430 ribu dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah menargetkan tingkat pengangguran perkotaan sebesar 5,5 persen dan menciptakan lebih dari 12 juta lapangan kerja baru di perkotaan.
Komitmen ini juga tercantum dalam Laporan Kerja Pemerintah yang menekankan pentingnya membuka lebih banyak jalur karier dan peluang usaha bagi mahasiswa dan generasi muda lainnya.
“Stabilisasi pasar kerja tidak hanya akan meningkatkan pendapatan tetapi juga mendorong konsumsi, yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi,” kata Li Chang’an, dikutip dari Global Times, Rabu (9/4).
Sebagai bagian dari strategi nasional, Tiongkok akan mengalokasikan subsidi ketenagakerjaan senilai 66,74 miliar yuan (sekitar Rp153 triliun). Informasi ini disampaikan oleh Fu Jinling, Direktur Jenderal Departemen Konstruksi Ekonomi di Kementerian Keuangan, pada 17 Maret lalu.
Fu menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebijakan kerja dan kewirausahaan di daerah, memperkuat koordinasi anggaran, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih layak dan berkelanjutan di seluruh negeri.
Langkah ini menunjukkan bahwa Tiongkok tidak hanya mengatasi lonjakan jumlah lulusan, tetapi juga membangun ekosistem kerja yang lebih adaptif, kompetitif, dan selaras dengan arah transformasi ekonomi nasional.
China Balas Serang Tarif AS, Ekonom Minta Waspadai Dampaknya
China Balas Serang Tarif AS, Ekonom Minta Waspadai Dampaknya