Stocknesia – JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), atau yang lebih dikenal dengan PGN, berpotensi mendapatkan dorongan kinerja dari segmen bisnis barunya. Ke depan, liquified natural gas (LNG) dan jasa regasifikasi diproyeksikan menjadi andalan untuk mempertahankan laju pendapatan perusahaan hingga tahun 2025.
Sebagai informasi, PGN sebelumnya telah membukukan pertumbuhan pendapatan yang cukup menggembirakan, yakni sebesar 3,9% secara tahunan, mencapai US$ 3,8 miliar pada tahun 2024.

Baca Juga
Pada tahun tersebut, segmen niaga gas bumi tetap menjadi kontributor utama pendapatan PGN, menyumbang sekitar 66% atau setara dengan US$ 2,5 miliar. Walaupun demikian, angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut diperkirakan disebabkan oleh adanya keterbatasan pasokan gas yang dihadapi PGN. Kondisi ini dipicu oleh penurunan volume gas yang dihasilkan oleh para pemasok di wilayah Sumatra dan Jawa.
Namun, terlepas dari tantangan tersebut, PGN mampu menjaga pertumbuhan pendapatannya berkat kontribusi signifikan dari segmen baru, yaitu LNG Trading dan jasa regasifikasi. Kedua segmen ini berhasil menyumbang 10,4% dari total pendapatan perusahaan di tahun lalu, sebuah pencapaian yang patut diperhitungkan bagi pemain baru.
Secara lebih detail, LNG Trading berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar US$ 221,5 juta pada tahun 2024, sementara jasa regasifikasi mencatatkan pendapatan sebesar US$ 42,85 juta.
PGN (PGAS) Tanggapi Alasan Pembatalan Kontrak Gas dengan West Natuna Energy
Analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer, berpendapat bahwa kedua segmen baru ini akan terus memberikan kontribusi positif dalam menjaga kinerja PGN tetap solid pada tahun 2025.
“Segmen LNG diperkirakan akan semakin berperan penting di masa depan, seiring dengan upaya diversifikasi bisnis dan pertumbuhan permintaan LNG, baik di tingkat domestik maupun regional,” ungkap Miftahul kepada Kontan, pada hari Senin (28/4).
Selain itu, segmen niaga gas bumi juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Data operasional bulan Februari 2025 menunjukkan pertumbuhan sebesar 6% secara bulanan, mencapai 895 BBTUD. Sementara itu, LNG Trading juga mencatatkan transaksi sebesar 110 BBTUD pada periode yang sama.
Di sisi lain, Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, memberikan sorotan terhadap potensi risiko yang timbul akibat meningkatnya ketergantungan terhadap LNG.
“Ada potensi peningkatan cash cost seiring dengan semakin besarnya ketergantungan terhadap LNG,” jelas Andhika dalam risetnya yang diterbitkan pada tanggal 10 April 2025.
Meskipun demikian, Andhika tetap melihat adanya peluang positif dalam upaya PGN untuk meningkatkan volume penjualan dan transmisi gas, serta mengembangkan proyek-proyek strategisnya.
PGAS Chart by TradingView
Andhika memberikan rekomendasi buy untuk saham PGAS, dengan target harga Rp 1.900 per saham.
Senada dengan hal tersebut, Miftahul juga berpendapat bahwa diversifikasi PGN ke pasar LNG berpotensi mendorong penguatan saham PGAS secara bertahap pada tahun ini. Namun, ia masih merekomendasikan hold untuk saham PGAS, dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 1.800 per saham.