Jakarta, IDN Times – Sebuah kejutan terjadi di Beijing! CEO Nvidia, Jensen Huang, mendarat dalam kunjungan dadakan pada Kamis, 17 April 2025, yang langsung menggemparkan jagat media sosial. Kunjungan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan pembatasan baru terhadap chip AI H20, satu-satunya chip Nvidia yang sebelumnya masih diizinkan dijual ke Tiongkok.
Menurut informasi yang beredar di media sosial yang berafiliasi dengan media pemerintah Tiongkok, kedatangan Huang adalah atas undangan sebuah organisasi perdagangan. Dalam pertemuannya dengan Ren Hongbin, Kepala Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional, Huang menyampaikan harapan besarnya. “Tiongkok adalah pasar yang sangat krusial bagi Nvidia,” ujarnya, seperti yang dikutip dari CCTV pada Kamis (17/4).
Kunjungan Huang juga menjadi berita utama di China Daily, yang menekankan bahwa ini adalah lawatan kedua Huang dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Baca Juga
Nvidia Merugi Hingga Rp92,7 Triliun Akibat Pembatasan Penjualan Chip ke Tiongkok oleh AS
Nvidia Merugi Hingga Rp92,7 Triliun Akibat Pembatasan Penjualan Chip ke Tiongkok oleh AS
1. Aturan Baru AS Membuat Nvidia Kehilangan Miliaran Dolar
Larangan terbaru dari pemerintah AS secara khusus menargetkan GPU H20, sebuah versi hemat daya yang dirancang sedemikian rupa agar lolos dari pembatasan era Biden. Namun, pembatasan tersebut diberlakukan karena chip ini dianggap berpotensi digunakan atau dialihkan ke superkomputer di Tiongkok. Akibatnya, Nvidia memperkirakan kerugian pendapatan sebesar 5,5 miliar dolar AS (setara dengan Rp92,8 triliun) pada kuartal ini.
Saham perusahaan langsung mengalami penurunan tajam, sekitar 7 persen, pada Rabu (16/4/2025), sehari setelah pengumuman aturan tersebut. Dampak ini semakin memperberat tekanan pada sektor teknologi yang sebelumnya sudah terbebani oleh tarif impor yang tinggi dan pembatasan pasokan ke Tiongkok. Pemerintah AS berdalih bahwa keputusan ini merupakan bagian dari upaya mempertahankan supremasi dalam pengembangan AI.
Presiden Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif tambahan pada industri semikonduktor global, dengan tujuan memaksa pemindahan produksi ke wilayah AS. Hal ini mendorong Nvidia dan mitra produksinya, seperti TSMC, untuk menjanjikan investasi besar di Amerika Serikat. Gedung Putih mengklaim bahwa langkah Nvidia adalah contoh nyata dari “efek Trump”.
Saham Nvidia Berusaha Bangkit di Tengah Tekanan Pasar yang Berat
Saham Nvidia Berusaha Bangkit di Tengah Tekanan Pasar yang Berat
2. Huang Mendiskusikan Desain Chip Baru dengan Pendiri DeepSeek
Menurut laporan dari Financial Times, Huang juga menyempatkan diri bertemu dengan Liang Wenfeng, pendiri perusahaan AI DeepSeek, selama kunjungannya di ibu kota Tiongkok. Pertemuan tersebut membahas potensi desain chip baru yang dapat menghindari larangan ekspor dari AS. DeepSeek sebelumnya mengguncang industri teknologi global dengan chatbot canggihnya yang dikembangkan dengan anggaran yang jauh lebih kecil dibandingkan para pesaingnya.
Kemunculan DeepSeek sempat memicu penurunan tajam harga saham teknologi di awal tahun. Kini, Komite Tiongkok di DPR AS meminta Nvidia untuk memberikan penjelasan mengenai apakah DeepSeek pernah menerima chip yang termasuk dalam kategori larangan ekspor. Komite tersebut menyebut aplikasi AI DeepSeek sebagai “ancaman serius” terhadap keamanan nasional.
Huang sendiri tetap teguh pada pendiriannya bahwa Nvidia akan menyeimbangkan antara kepatuhan terhadap hukum dan kemajuan teknologi.
“Kami akan terus melakukan hal ini, dan kami yakin akan mampu melakukannya dengan baik,” tegas Huang pada tahun lalu, seperti yang dikutip dari The Guardian pada Kamis (16/4). Pernyataan tersebut diungkapkan di tengah sorotan tajam terhadap kedekatannya dengan sektor AI Tiongkok.
3. Kunjungan Huang Memicu Perdebatan Sengit dan Menjadi Simbol Tarik-Menarik Global
Kehadiran Huang dengan cepat menjadi topik hangat di media sosial Tiongkok dan Taiwan. Ia dikenal sebagai figur publik yang populer di Taiwan, dengan banyak penggemar yang menyambutnya dalam kunjungan-kunjungan sebelumnya. Media lokal bahkan pernah melaporkan detail perjalanannya dengan antusiasme yang luar biasa.
Sementara itu, Presiden Trump terus melanjutkan kebijakan perdagangan agresifnya yang membuat pasar dunia bergejolak. Ia menetapkan tarif sebesar 145 persen untuk Tiongkok dan hanya menurunkan tarif negara lain menjadi 10 persen dalam periode 90 hari. Trump mengklaim bahwa banyak negara kini berlomba-lomba untuk bernegosiasi ulang dengan AS.
Pada Kamis lalu, ia menyatakan bahwa telah terjadi “kemajuan besar” dalam pembicaraan dagang dengan Jepang. Padahal, Jepang tidak menyangka Trump akan turun langsung dalam pertemuan hari Rabu, yang awalnya hanya dijadwalkan sebagai diskusi awal. PM Jepang, Shigeru Ishiba, mengakui bahwa negosiasi tidak akan mudah, tetapi Trump telah “menyatakan keseriusannya untuk memberikan prioritas tertinggi” dalam perundingan tersebut.
Sumber referensi:
https://www.theguardian.com/technology/2025/apr/17/nvidias-ceo-surprise-visit-beijing-restricts-chip-sales-china
https://business.inquirer.net/520528/nvidia-ceo-in-beijing-as-us-tech-curbs-trade-war-threaten-sales/amp
AS Selidiki Impor Farmasi dan Chip, Bersiap untuk Menerapkan Tarif Baru
AS Selidiki Impor Farmasi dan Chip, Bersiap untuk Menerapkan Tarif Baru