Stocknesia, JAKARTA – Dana besar mulai mengalir ke rekening operasional Danantara, Badan Pengelola Investasi (BPI). Melalui PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), yang bertindak sebagai sub holding operasional, sovereign wealth fund (SWF) yang dibentuk oleh Presiden Prabowo ini menerima transfer dividen dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) senilai Rp27,68 triliun pada hari Rabu, 23 April 2025.
Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI, menjelaskan bahwa penerima dividen ini tidak hanya pemerintah, tetapi juga para pemegang saham publik.

Baca Juga
“Pembayaran dividen ini adalah bukti nyata dari kinerja BRI yang solid dan juga komitmen perusahaan untuk terus memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh pemegang saham,” ujar Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI, dalam keterangan resminya.
: Pengumuman BI Rate April 2025: Suku Bunga Bank Indonesia dan Arah Nilai Tukar Rupiah
Sebagai informasi, pada akhir Maret 2025, BRI telah mengonfirmasi bahwa pemegang saham mayoritas perusahaan bukan lagi pemerintah secara langsung, melainkan melalui kendaraan operasional Danantara, yaitu PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero). Entitas ini menguasai 53,188% saham BRI.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. – TradingView
: : BCA, Mandiri, BRI, BTN, dan BNI Transfer Dividen 2025, Cek Periode Masuk Rekening
Dalam RUPS yang diselenggarakan pada tanggal 24 Maret, para pemegang saham telah menyetujui pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham dengan total nilai Rp51,73 triliun. Jumlah ini sudah termasuk dividen interim sebesar Rp135 per saham, atau setara dengan Rp20,33 triliun, yang telah dibayarkan pada tanggal 15 Januari 2025.
Dengan adanya ketentuan ini, maka dana sebesar Rp31,40 triliun, atau Rp208,40 per saham, ditambahkan dalam pembayaran dividen yang dilakukan pada hari ini.
: : Inilah Pemilik CNI Group, Pembangun Smelter Nikel Raksasa di Sulawesi Tenggara Berstatus Lokal
Hendy juga menyampaikan bahwa keputusan pembagian dividen ini telah mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan struktur modal yang kokoh.
“BRI telah mempertimbangkan berbagai aspek penting dalam menentukan besaran dividen, termasuk kebutuhan untuk ekspansi bisnis, kecukupan likuiditas, dan manajemen risiko bank yang efektif,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa rasio kecukupan modal (CAR) perseroan diproyeksikan akan tetap terjaga di atas 19 persen dalam jangka panjang.
Pembagian dividen ini didasarkan pada kinerja keuangan BRI per 31 Desember 2024, di mana secara konsolidasian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp60,15 triliun. Ke depannya, Hendy menekankan bahwa BRI akan terus memperkuat perannya sebagai universal bank dengan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan dan berfokus pada pemberdayaan segmen UMKM di seluruh Indonesia.