Asing Borong Saham Bank BUMN: Peluang atau Ancaman? Analis Ungkap Fakta!

stocknesia

Stocknesia JAKARTA. Pada sesi perdagangan Kamis (8/5), terpantau adanya aksi jual signifikan oleh investor asing pada saham-saham sektor perbankan. Data menunjukkan total penjualan bersih oleh investor asing mencapai Rp 841,59 miliar, berbanding dengan total pembelian sebesar Rp 64,75 miliar.

Berdasarkan data yang dirilis oleh RTI, PT Bank Mandiri (BMRI) menjadi emiten dengan nilai penjualan bersih tertinggi oleh investor asing pada hari Kamis (8/5), mencapai Rp 453,93 miliar. Pada penutupan perdagangan Jumat (9/5), harga saham BMRI mengalami penurunan sebesar 0,42%, berada pada level Rp 4.770 per saham.

PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menempati posisi kedua sebagai saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing, dengan nilai penjualan mencapai Rp 271,31 miliar. Meskipun demikian, pada akhir sesi perdagangan hari ini, saham BBRI justru mencatatkan kenaikan sebesar 1,32%, mencapai harga Rp 3.840 per saham.

IHSG Naik Tipis 0,07% ke 6.832 pada Jumat (9/5), SMRA, INCO, MEDC Top Gainers LQ45

Selanjutnya, saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga mengalami penjualan signifikan oleh investor asing, dengan nilai mencapai Rp 101,06 miliar pada perdagangan kemarin. Akibatnya, harga saham BBNI mengalami penurunan sebesar 0,49%, ditutup pada level Rp 4.100 per saham pada perdagangan hari ini.

Di sisi yang berlawanan, PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) justru menjadi incaran investor asing, dengan catatan pembelian yang cukup signifikan.

BBCA menjadi saham perbankan yang paling diminati oleh investor asing pada perdagangan hari Kamis (8/5), dengan nilai pembelian mencapai Rp 116,34 miliar. Sentimen positif ini mendorong harga saham BBCA menguat 0,28% pada perdagangan hari ini, mencapai level Rp 9.000 per saham.

Sementara itu, saham BRIS juga mencatat pembelian oleh investor asing sebesar Rp 59,54 miliar. Hasilnya, saham BRIS terlihat menguat sebesar 1,83% pada penutupan perdagangan hari ini, mencapai harga Rp 2.780 per saham.

Ekky Topan, Analis Infovesta Utama, berpendapat bahwa akumulasi saham BBCA dan BRIS oleh investor asing didorong oleh rilis kinerja keuangan kuartal I/2025 yang solid.

Sebaliknya, Ekky menambahkan, saham BMRI dan BBNI mengalami tekanan jual dari investor asing dalam beberapa hari terakhir.

“Penjualan asing pada BBRI kemarin cukup besar, tetapi secara akumulasi dalam beberapa hari terakhir masih tidak sebesar BBNI dan BMRI,” jelas Ekky kepada kontan.co.id, Jumat (9/5).

Asing Buru Saham-Saham Ini Saat IHSG Terkoreksi Kemarin, ANTM dan BBCA Teratas

Menurut Ekky, BBCA memiliki keunggulan dibandingkan bank lain karena kinerja yang konsisten, pertumbuhan laba bersih yang positif, dan manajemen risiko yang baik. Selain itu, dominasi BBCA di segmen ritel dengan basis nasabah yang luas juga menjadi faktor penarik.

Sementara itu, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan, didukung oleh pertumbuhan ekonomi syariah dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan sektor ini.

Ekky memperkirakan saham BBCA berpotensi melanjutkan penguatan hingga menguji level resistance di Rp10.000, dengan target berikutnya di Rp11.250 jika momentum berlanjut.

“Untuk BRIS, saat ini terlihat mengalami koreksi teknikal, namun menurut saya masih berpeluang untuk naik ke area Rp3.200–Rp3.300 pada bulan Mei, apabila terjadi pembalikan arah dan momentum beli kembali muncul,” jelasnya.

Di sisi lain, sektor perbankan secara keseluruhan cenderung bergerak netral pada perdagangan hari ini, setelah mengalami koreksi pada sesi sebelumnya.

“Potensi aksi profit taking tentu tetap ada, terutama menjelang libur panjang. Namun, jika melihat pergerakan hari ini, tekanan jual terlihat cukup terbatas,” ujar Ekky.

Ada Potensi Profit Taking di Bursa Jelang Libur Waisak, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Sementara itu, Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, berpendapat bahwa BBCA dan BRIS masih menarik bagi investor asing karena fundamental yang kuat dan rasio keuangan yang stabil.

“BBCA juga memiliki likuiditas yang tinggi. BRIS sendiri terpantau menarik karena dari sisi penetrasi masih rendah, sehingga ada potensi pertumbuhan jangka panjang yang baik,” terangnya.

Ia juga menyarankan untuk terus memantau saham BMRI dengan target harga Rp 6.100. “Secara valuasi, BMRI juga masih terbilang relatif murah,” katanya.

Di sisi lain, Indy menilai bahwa saat ini belum ada sentimen signifikan dari domestik maupun eksternal yang dapat menopang pasar dan saham perbankan, sehingga potensi aksi profit taking dari investor tetap ada.

Terpopuler

Bantuan TNI Evakuasi Warga Palestina Gaza ke Nusantara

News

Bantuan TNI: 3 Pesawat Evakuasi Warga Palestina dari Gaza ke Indonesia

Panglima TNI Siapkan Pesawat Angkut Korban Palestina Jakarta – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan telah menyiapkan pesawat untuk mengevakuasi ...

Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Padati Jabodetabek

News

Lalu Lintas Arus Balik Lebaran Idul Adha: 154 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabodetabek

Arus Balik Idul Adha, 154.443 Kendaraan Kembali ke Jabodetabek Jakarta – Sebanyak 154.443 kendaraan tercatat kembali ke wilayah Jabodetabek pada ...

Warga Pati Diingatkan Polda Jatim: Hindari Generalisasi

News

Pemilik Rental Mobil di Pati Tewas Dikeroyok, Awalnya Hanya 3 Angkot

Pemilik Rental Mobil Dikroyok hingga Meninggal Jakarta – Burhanis (52), pemilik rental mobil Mitra Cempaka di Kemayoran, Jakarta Pusat, meregang ...

News

Bangun Komunitas Penggemar Global, Stanly Raih Pendanaan $8 Juta

Los Angeles – Stanly, platform inovatif yang menghubungkan para penggemar, hari ini mengumumkan pendanaan pra-Seri A senilai $8 juta. Pendanaan ...

Penurunan Produksi Toyota Akibat Persaingan Tiongkok yang Sengit

News

Penurunan Produksi Global Toyota di Bulan Mei Akibat Persaingan Ketat di Tiongkok

Produksi Global Toyota Turun pada Mei Jakarta (ANTARA) – Toyota Motor Corp melaporkan penurunan produksi global sebesar 4,1% pada Mei ...

black samsung android smartphone on orange table

News

Joe Biden Ungkap Urgensi Pemindahan Ibukota

Presiden Joe Biden menyatakan urgensi pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Ia menyampaikan alasan tersebut saat bertemu ...

Tinggalkan komentar