Jakarta, IDN Times – Alibaba meluncurkan model kecerdasan buatan (AI) terbaru bernama QwQ-32B pada Kamis (6/3/2025), yang diklaim mampu menyaingi model reasoning canggih seperti DeepSeek-R1 dan OpenAI-o1-mini. Pengumuman ini mendorong saham Alibaba yang terdaftar di Hong Kong naik 8,39 persen, mencapai level tertinggi dalam 52 minggu terakhir.
Peluncuran ini terjadi di tengah persaingan ketat industri AI global, terutama setelah DeepSeek memperkenalkan model R1 pada Januari lalu. Alibaba juga berencana menginvestasikan lebih dari 380 miliar yuan China (sekitar Rp856 triliun) dalam infrastruktur AI dan komputasi awan dalam tiga tahun ke depan.
Baca Juga: 5 Perbedaan Alibaba dan AliExpress, Pilih Belanja di Mana?

Baca Juga
Baca Juga: 5 Perbedaan Alibaba dan AliExpress, Pilih Belanja di Mana?
1. Alibaba klaim QwQ-32B ungguli model saingan
Alibaba menyatakan bahwa model QwQ-32B menawarkan performa lebih efisien dibanding pesaingnya. Dalam pernyataan resminya, perusahaan menyebut bahwa model ini memiliki 32 miliar parameter, jauh lebih kecil dari DeepSeek-R1 yang memiliki 671 miliar parameter. Namun, Alibaba mengklaim bahwa QwQ-32B tetap mampu bersaing dalam matematika, pemrograman, dan tugas-tugas kompleks lainnya.
“Model ini mengalami lompatan kualitatif dalam berbagai aspek dan mampu menyaingi DeepSeek-R1,” tulis Alibaba dalam pernyataan resminya, dikutip dari CNN International.
Efisiensi model ini juga menjadi nilai tambah, mengingat semakin tingginya permintaan akan AI yang hemat sumber daya.
2. Pasar AI Tiongkok menggeliat, saham teknologi ikut naik
Keberhasilan Alibaba tak hanya berdampak pada perusahaannya sendiri, tetapi juga memicu lonjakan di sektor teknologi Tiongkok. Indeks Hang Seng China Enterprises naik lebih dari 30 persen sejak Januari, mencerminkan optimisme investor terhadap inovasi AI di negara tersebut.
Selain Alibaba, Kuaishou Technology juga meluncurkan model AI untuk video, yang membuat sahamnya melonjak 16 persen—kenaikan terbesar dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, Focus Technology Co., yang bergerak di bidang AI, mencapai batas kenaikan harian 10 persen, menandakan tingginya minat pasar terhadap sektor ini.
Pakar industri menilai perkembangan ini sebagai momentum penting bagi sektor teknologi di Tiongkok.
“Semakin banyak perusahaan yang masuk ke arena AI, menunjukkan betapa besarnya potensi pasar ini,” kata Dan Newman, CEO Futurum Group, dalam wawancaranya dengan CNBC International.
Baca Juga: Lama Menghilang, Pendiri Alibaba Jack Ma Ngajar di Universitas Tokyo
Baca Juga: Lama Menghilang, Pendiri Alibaba Jack Ma Ngajar di Universitas Tokyo
3. Perusahaan global berlomba kembangkan model AI terbaru
Persaingan dalam pengembangan AI semakin intensif, mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk terus meningkatkan efisiensi dan akurasi model mereka. Sejak DeepSeek-R1 dirilis awal tahun ini, inovasi AI di berbagai negara semakin cepat berkembang.
“Ketika DeepSeek muncul, banyak yang mulai mempertanyakan apakah OpenAI akan tetap menjadi pemimpin pasar,” ujar Newman.
Ia menambahkan bahwa tren AI kini bergeser ke arah inovasi yang lebih luas, bukan hanya dikuasai oleh segelintir perusahaan besar seperti Microsoft, Google, atau Amazon. Dengan semakin rendahnya biaya pengembangan, semakin banyak perusahaan yang berani terjun ke industri ini.
4. Dukungan pemerintah dorong investasi AI
Pemerintah Tiongkok semakin memperkuat komitmennya terhadap pengembangan AI. Dalam pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC), pemimpin negara itu menyampaikan pentingnya investasi pada industri masa depan, termasuk kecerdasan buatan, robot humanoid, dan teknologi kuantum.
“Retorika dukungan terhadap AI di NPC memberikan konteks yang tepat bagi inovasi AI di Tiongkok,” kata Linda Lam, Kepala Ekuitas Asia Utara di Union Bancaire Privee, dikutip dari Invezz.
Pernyataan ini sejalan dengan proyeksi para analis yang memperkirakan semakin banyak perusahaan Tiongkok yang akan mengembangkan model AI terbuka guna memperkuat daya saing global.
5. Alibaba terus memperluas pengaruh di industri AI
Alibaba telah menanamkan investasi besar-besaran dalam pengembangan AI selama beberapa tahun terakhir. Perusahaan ini pertama kali meluncurkan layanan setara ChatGPT, Tongyi Qianwen, pada 2023, tak lama setelah OpenAI menggebrak industri dengan model AI generatifnya.
Pada Januari lalu, Alibaba merilis Qwen 2.5 Max, yang diklaim melampaui performa model DeepSeek V3 yang baru saja diluncurkan beberapa pekan sebelumnya. Kini, dengan QwQ-32B, Alibaba semakin memperluas pengaruhnya di industri AI global.
Dalam laporan Invezz, Alibaba disebut telah menambahkan sekitar 153 miliar dolar AS (sekitar Rp2.498 triliun) dalam nilai pasar sejak titik terendahnya pada Januari lalu. Lonjakan ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek bisnis AI Alibaba.
Dengan strategi investasi yang agresif dan fokus pada inovasi, Alibaba berupaya memperkuat daya saingnya di tengah dominasi perusahaan teknologi besar seperti OpenAI dan DeepSeek.
Baca Juga: Indonesia Bakal Punya Aplikasi Tandingan Alibaba dan Amazon
Baca Juga: Indonesia Bakal Punya Aplikasi Tandingan Alibaba dan Amazon