Stocknesia – JAKARTA. Kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait penyesuaian tarif impor yang diumumkan pada Rabu (2/4), turut memberikan dampak signifikan terhadap pasar modal di berbagai negara, termasuk Indonesia. Imbasnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan sebagai respons terhadap sentimen global tersebut.
Menyikapi volatilitas yang masih mewarnai pergerakan pasar saham Indonesia saat ini, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memberikan rekomendasi kepada seluruh perusahaan asuransi jiwa. AAJI menyarankan agar perusahaan asuransi mempertimbangkan alokasi investasi pada instrumen yang menawarkan stabilitas lebih baik dan risiko yang lebih terukur dalam kondisi pasar yang dinamis.

Baca Juga
“Mempertimbangkan situasi terkini, Surat Berharga Negara (SBN) menjadi salah satu instrumen yang dinilai paling sesuai dengan karakteristik unik dari bisnis industri asuransi jiwa,” ungkap Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, dalam keterangannya kepada Kontan pada hari Selasa (8/4).
Investasi Asuransi Jiwa di Saham Turun 10,8% pada 2024, Ini Penjelasan AAJI
Togar Pasaribu menekankan bahwa instrumen SBN memiliki sejumlah keunggulan, termasuk tingkat risiko yang relatif rendah, stabilitas imbal hasil yang terjamin, serta profil tenor jangka panjang yang selaras dengan kebutuhan dan kewajiban jangka panjang yang diemban oleh industri asuransi jiwa.
Lebih lanjut, investasi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa tunduk pada regulasi yang jelas dan komprehensif, sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 5 Tahun 2023 dan SEOJK Nomor 5/SEOJK.05/2022. Togar menjelaskan bahwa kedua regulasi tersebut menetapkan batasan investasi yang ketat serta pedoman yang jelas, dengan tujuan utama menjaga kesehatan finansial perusahaan asuransi dan melindungi kepentingan terbaik para pemegang polis.
Investasi Asuransi Jiwa Terimbas Tekanan di Pasar Saham, Ini kata AAJI
Kendati demikian, Togar memahami bahwa setiap perusahaan asuransi jiwa memiliki strategi investasi yang unik, yang disesuaikan dengan profil risiko masing-masing. Selain itu, strategi investasi juga mempertimbangkan dinamika kondisi ekonomi makro yang senantiasa berubah dan berkembang.
Dengan menerapkan strategi investasi yang hati-hati, disiplin, dan adaptif terhadap perubahan kondisi pasar, Togar Pasaribu optimis bahwa industri asuransi jiwa Indonesia akan terus mampu menjaga stabilitas keuangan yang solid dan memenuhi seluruh kewajiban jangka panjangnya kepada para nasabah dengan baik.