Sektor pertambangan memiliki peranan penting dan signifikan dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Namun, rantai produksinya menyumbang emisi gas rumah kaca yang mempengaruhi iklim dunia.
PT Vale Indonesia menyadari bahwa perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat seluruh dunia. Untuk merespon tantangan ini, Vale berkomitmen untuk berkontribusi dalam membatasi peningkatan suhu global rata-rata hingga 2°C.
Berikut adalah 4 strategi Vale dalam menghadapi tantangan perubahan iklim seiring dengan aktivitasnya dalam #MenambangKebaikan.

Baca Juga
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Nikel, Kontribusi Vale untuk Ekonomi Hijau
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Nikel, Kontribusi Vale untuk Ekonomi Hijau
1. Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
PT Vale Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 33 persen CO2eq hingga 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050 melalui beberapa langkah konkret, di antaranya adalah:
- Penggunaan electric boiler untuk menurunkan bahan bakar HSFO sehingga mengurangi emisi GRK.
- Pemasangan sensor sun switch dan penggantian lampu LED, untuk mereduksi penggunaan lampu sehingga meningkatkan efisiensi dalam hal konsumsi energi.
- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk meningkatkan efisiensi sumber energi bersih.
- Inventarisasi dan tolok ukur emisi untuk membandingkan nilai capaian penurunan emisi dengan industri sejenis.
Selain itu, Vale juga meluncurkan bus listrik berkapasitas 48 orang sebagai bagian dari komitmennya untuk mengurangi emisi karbon dalam lingkup operasional perusahaan. PT Vale juga meluncurkan truk listrik dan kendaraan listrik lainnya untuk menunjang operasional para pekerja.
2. Perlindungan dan reforestasi
Pada Maret 2024, Vale Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Luwu Timur melalui bimbingan teknis (bimtek) yang melibatkan anggota departemen PT Vale. Kegiatan ini mencakup materi dan praktik terkait pencegahan serta pemadaman karhutla, serta penanaman pohon.
Berlanjut, pada Juni 2024 Vale mengadakan rehabilitasi 200 hektar lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Nusa Penida, Bali. Dengan melibatkan TNI, pemerintah dan warga setempat, sebanyak 1.050 bibit pohon ditanam di kawasan tersebut.
Sebelumnya, Vale Indonesia bekerja sama dengan mahasiswa KKN Universitas Andi Djemma dan Pemerintah Desa Pesisir Loeha Raya untuk melakukan konservasi lingkungan di pulau Wasubonti, Luwu Timur. Selain mendonasikan 150 bibit pohon, PT Vale juga mendorong kolaborasi pemangku kepentingan untuk mendukung perkembangan ekowisata dan penyadaran hukum terkait perlindungan hutan.
Baca Juga: Bukan Formalitas, Begini Kebebasan Berserikat di PT Vale Indonesia
Baca Juga: Bukan Formalitas, Begini Kebebasan Berserikat di PT Vale Indonesia
3. Energi terbarukan
PT Vale Indonesia mendukung transisi energi berkelanjutan dengan meningkatkan penggunaan biomassa di pabrik pengolahan bijih nikel sebagai bahan reduktor, dengan target penerapan penuh pada 2027. Sejak 2023, perusahaan telah melakukan uji coba penggunaan biomassa hingga 50 persen pada tanur pereduksi dan 20 persen pada burner coal mill, serta mengganti bahan bakar menjadi LNG untuk pengering dan kiln.
Selain itu, PT Vale mengoptimalkan energi terbarukan melalui tiga PLTA yang memasok 100 persen kebutuhan energi tanur peleburan, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Penggunaan energi bersih yang dilakukan PT Vale diproyeksikan akan mengurangi emisi sekitar 700.000 ton CO2eq pada 2030.
4. Efisiensi energi
PT Vale Indonesia melakukan efisiensi energi dengan berbagai cara, seperti menggunakan energi terbarukan seperti yang sudah diulas sebelumnya dan menghemat penggunaan energi fosil untuk mengurangi emisi karbon.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengurangi kadar air dalam bijih, sehingga mengurangi bahan bakar energi yang digunakan untuk pengering. PT Vale Indonesia juga menginvestasikan lebih dari $1 Miliar untuk mengoperasikan tiga Hydro Plants yang menjadikan Vale sebagai the lowest carbon intensity RKEF Plant di Indonesia.
Sembari menambang kebaikan, demikian adalah strategi PT Vale Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, dengan tujuan menjapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050. #StartsWithMe, yuk dukung aksi Vale dengan menghemat energi mulai dari lingkup rumah tangga, karena semuanya bisa dimulai dari diri sendiri.
Baca Juga: Sinergi PT Vale dan Stakeholder dalam Pembangunan Berkelanjutan
Baca Juga: Sinergi PT Vale dan Stakeholder dalam Pembangunan Berkelanjutan