Stocknesia, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa sejumlah perusahaan, tepatnya 21 emiten, telah mengambil langkah buyback saham mereka tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). BEI mencatat total dana yang dialokasikan untuk aksi korporasi buyback ini mencapai angka yang signifikan, yakni Rp 14,97 triliun.
“Hingga tanggal 9 April 2025, kami mencatat ada 21 emiten yang merencanakan untuk memanfaatkan relaksasi kebijakan buyback tanpa memerlukan persetujuan RUPS,” ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam pernyataan tertulis yang disampaikan pada hari Jumat, 11 April 2025.

Baca Juga
Sebagai informasi, pada bulan Maret lalu, BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan regulasi yang memberikan keleluasaan bagi emiten untuk melaksanakan buyback tanpa harus mengadakan RUPS. Dalam peraturan tersebut, OJK menjelaskan bahwa dalam situasi pasar yang mengalami fluktuasi signifikan, perusahaan terbuka diperbolehkan melakukan buyback tanpa perlu memperoleh restu dari RUPS.
Dari total 21 emiten tersebut, Nyoman Yetna mengungkapkan bahwa 15 perusahaan di antaranya telah merealisasikan aksi buyback. Nilai realisasi dari 15 perusahaan ini mencapai angka Rp 429,72 miliar.
“Kami mencatat bahwa 15 dari 21 emiten yang berencana telah benar-benar melakukan buyback tanpa melalui proses RUPS,” jelasnya.
BEI dan OJK, lanjut Nyoman Yetna, akan terus memantau perkembangan pasar secara cermat untuk mengantisipasi potensi volatilitas yang mungkin terjadi. “OJK dan IDX secara berkelanjutan melakukan monitoring terhadap dinamika pasar untuk merespons dengan kebijakan yang cepat dan tepat dalam upaya memitigasi volatilitas pasar,” tegasnya.
Pada pekan yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar modal memang menunjukkan pergerakan yang cukup dinamis. IHSG mengalami penurunan tajam pada sesi perdagangan pertama setelah libur Lebaran, bahkan sempat terjadi penghentian perdagangan (trading halt) pada awal sesi pembukaan hari Selasa, 8 Maret 2025. IHSG sempat merosot hingga lebih dari 9,5 persen, sebelum akhirnya berangsur-angsur pulih dan menutup sesi di level 6.008,4 (-7,71 persen).
Saham-saham perbankan pelat merah juga mengalami penurunan yang signifikan pada sesi perdagangan pertama tersebut. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) tercatat anjlok 7,65 persen, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) terkoreksi 8,27 persen, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) merosot 4,48 persen, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) turun 7,34 persen, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga mengalami penurunan sebesar 7,69 persen.
Saat ini, IHSG telah menunjukkan pemulihan dan kembali berada di teritori positif. Pada hari Kamis, 10 April 2025, IHSG berhasil rebound setelah pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penundaan pemberlakuan tarif impor. IHSG pada hari Kamis tersebut menguat 5,02 persen ke level 6.267,8 poin.
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk., Reza Priyambada, mengingatkan bahwa tren kenaikan IHSG saat ini belum dapat dipastikan akan berlangsung lama.
“Meskipun pasar menunjukkan sentimen positif dan IHSG mulai mencoba untuk bergerak naik, tetap ada potensi aksi profit taking dari para investor yang ingin memanfaatkan kenaikan tersebut. Selain itu, masih ada risiko ketidakpastian yang dapat menyebabkan kenaikan IHSG menjadi tidak berkelanjutan (sustain),” jelas Reza dalam keterangan tertulis yang diterima pada hari Jumat, 11 April 2025.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Hadiri Pertemuan Menkeu ASEAN, Bahas Negosiasi dan Mitigasi Dampak Tarif Trump